Asbab-al-Wurud (Kitab I) No.19 s.d 20 – Rijaal (Meskipun) Anak Dan Kabar Gembira

ASBAB-UL-WURUD
Latar Belakang Historis Timbulnya Hadits-hadits Rasul
Oleh: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi

 
Diterjemahkan oleh: H.M. Suwarta Wijaya, B.A.
Drs. Zafrullah Salim
Penerbit: KALAM MULIA.

19. MANUSIA UTAMA

۱۹ – ( ابْنُ أُخْتِ الْقَوْمِ مِنْهُمْ ) .

Artinya :

“Anak laki-laki dari adik perempuan suatu kaum adalah sebagian dari mereka”.

Diriwayatkan oleh: Imam Ahmad, Al Bukhari dan Muslim, Ibnu Abu Syaibah, Ibnu Majah dan Thabrani dari Abu Musa Al Asy’ari. Ad Dhiya dan At Thabrani meriwayatkan dari Jubair bin Muth’im Ibnu Abbas dan Abu Malik Al Asy’ari.

Sababul wurud :

Menurut riwayat Al Hakim, Nabi telah meminta Umar mengumpulkan tokoh-tokoh Quraisy. Setelah mereka berkumpul, Nabi bertanya kepada Umar, apakah dia keluar menemui mereka ataukah mereka yang masuk menemui Umar. Kata Umar : “Aku yang keluar menemui mereka.

Maka keluarlah Nabi, kemudian mengajukan pertanyaan kepada mereka: “Wahai tokoh-tokoh Quraisy masih adakah pada kalian orang selain kamu?”. Jawab mereka: “Tidak ada kecuali anak laki-laki dari adik perempuan kami”. Nabi bersabda: “Anak laki-laki dari adik perempuan suatu kaum adalah termasuk mereka”.

Nabi melanjutkan: “Wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya seutama- utama manusia bagiku adalah orang-orang yang paling taqwa. Maka ingatlah tidak ada manusia yang datang menghadap Allah pada hari kiamat, kecuali akan membawa amalnya masing-masing. Kemudian jika kalian datang dengan kemegahan dunia, aku akan memalingkan mukamu daripadamu“.

Rasulullah bertanya kepada tokoh-tokoh Quraisy “Masih adakah pada kalian orang selain kamu?” Maksudnya masih adakah yang tidak hadir?” Hal ini menunjukkan bahwa pesan dan petuah yang akan beliau sampaikan sangat penting untuk diketahui manusia yakni tentang pertanggungjawaban amal perbuatan yang telah dilakukan selama di dunia. -pentj.

20. BERITA GEMBIRA

٢٠ -( اتَاني جِبْرِيلُ فَبَشِّرَ نِي أَنَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ لا يشرك باللهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ فَقُلْتُ وَإِذْ زَنَا وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ وَإِنْ زَنَا وَإِنْ سَرَقَ ) .

Artinya:

“Telah datang kepadaku malaikat Jibril, memberitakan kepadaku: “Barangsiapa yang mati di antara umatmu dan dia tidak menserikatkan Allah dengan sesuatu, dia masuk surga.” Aku bertanya: “Sekalipun dia telah berzina atau mencuri?” Dia menjawab: “Sekalipun telah berzina atau mencuri.”

Diriwayatkan olch Bukhari dan Muslim dari Abu Dzar Al Ghifari.

Sababul wurud:

Dijelaskan oleh Al Bukhari, bahwa Abu Dzar telah menerangkan : “Aku pernah berjalan bersama Rasulullah di Madinah, tiba-tiba beliau saw bersabda: “Wahai Abu Dzar, yang paling mengembirakan aku ialah bahwa aku mempunyai emas atau dinar yang dapat aku bayarkan untuk melunasi hutang dalam rangka ibadah kepada Allah…. .”, kemudian beliau melanjutkan: “jangan kau tinggalkan tempatmu ini sampai aku kembali lagi“.

Kemudian beliau pergi dalam kegelapan malam sehingga beliau tiada tampak. Tiba-tiba terdengar suara keras dan aku khawatir ada orang yang mengganggunya. Aku ingin menyusulnya namun aku ingat akan pesannya bahwa aku tidak boleh meninggalkan tempat. Tiada lama beliaupun datang dan aku jelaskan kepada beliau bahwa aku telah mendengar suara yang menakutkan. Beliau bertanya: “Apakah engkau mendengarnya?”. Jawabku: “Ya”. Kata beliau: “Itulah Jibril, ia datang kepadaku menyampaikan kabar gembira bahwa barangsiapa mati di antara umatku dan dia tidak menserikatkan Allah dengan sesuatu, dia masuk surga sekalipun pernah berzina atau mencuri.

Keterangan :

Kedatangan Jibril a.s. yang membawa berita gembira bahwa umat Nabi Muhammad SAW sekalipun pernah berzina atau mencuri, asalkan tidak berlaku syirik, masih mempunyai harapan masuk surga dengan cara terlebih dahulu disucikan Allah dalam neraka, atau ditunjukkan kepadanya jalan menuju taubat yakni “taubatan nashuha”.

Hadits ini menunjukkan bahwa perbuatan maksiat tidak menutup kemungkinan seseorang masuk surga sekalipun harus terlebih dahulu masuk neraka.