Al Mustadrak Bab 94 no.214 & no.215 : Kisah penciptaan Nabi Ādam

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

49 – قِصَّةُ خَلْقِ آدَمَ وَجَعْلِهِ مِنْ عُمْرِهِ سِتَّينَ سَنَةً لِدَاوُدَ – عَلَيْهِمَا السَّلَامُ –

1-94. Kisah penciptaan Nabi Ādam, dan pemberian 60 tahun dari umurnya kepada Nabi Dāūd a.s.

412 – حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ، ثَنَا بَكَّارُ بْنُ قُتَيْبَةَ الْقَاضِيْ، بِمِصْرَ، ثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى الْقَاضِيْ، ثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ أَبِيْ ذُبَابٍ، عَنْ سَعِيْدِ بْنِ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “لَمَّا خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَ نَفَخَ فِيْهِ الرُّوْحَ عَطَسَ، فَقَالَ: الْحَمْدُ للهِ، فَحَمِدَ اللهَ بِإِذْنِ اللهِ، فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ: رَحِمَكَ اللهُ رَبُّكَ يَا آدَمُ، وَ قَالَ لَهُ: يَا آدَمُ، اذْهَبْ إِلَى أُولَئِكَ الْمَلَائِكَةِ إِلَى مَلَأٍ مِنْهُمْ جُلُوْسٍ، فَقُلِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، فَذَهَبَ فَقَالُوْا: وَ عَلَيْكَ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى رَبِّهِ، فَقَالَ: هذِهِ تَحِيَّتُكَ وَ تَحِيَّةُ بَنِيْكَ وَ بَنِيْهِمْ، فَقَالَ اللهُ لَهُ وَ يَدَاهُ مَقْبُوْضَتَانِ: اخْتَرْ أَيَّهُمَا شِئْتَ، فَقَالَ: اخْتَرْتُ يَمِيْنَ رَبِّيْ وَ كِلْتَا يَدَيْ رَبِّيْ يَمِيْنٌ مُبَارَكَةٌ، ثُمَّ بَسَطَهَا، فَإِذَا فِيْهَا آدَمُ وَ ذُرِّيَّتُهُ، فَقَالَ: أَيْ رَبِّ مَا هؤُلَاءِ؟ قَالَ: ذُرِّيَّتُكَ، فَإِذَا كُلُّ إِنْسَانٍ مَكْتُوْبٌ عُمْرُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَ إِذَا فِيهِمْ رَجُلٌ أَضْوَؤُهُمْ – أَوْ قَالَ: مِنْ أَضْوَئِهِمْ – لَمْ يُكْتَبْ لَهُ إِلَّا أَرْبَعُوْنَ سَنَةً قَالَ: يَا رَبِّ زِدْ فِيْ عُمْرِهِ قَالَ: ذَاكَ الَّذِيْ كُتِبَ لَهُ قَالَ: فَإِنِّيْ قَدْ جَعَلْتُ لَهُ مِنْ عُمْرِيْ سِتِّيْنَ سَنَةً قَالَ: أَنْتَ وَ ذَاكَ قَالَ: ثُمَّ أُسْكِنَ الْجَنَّةَ مَا شَاءَ اللهُ، ثُمَّ أُهْبِطَ مِنْهَا آدَمُ يَعُدُّ لِنَفْسِهِ، فَأَتَاهُ مَلَكُ الْمَوْتِ، فَقَالَ لَهُ آدَمُ: قَدْ عَجِلْتَ قَدْ كُتِبَ لِيْ أَلْفُ سَنَةٍ قَالَ: بَلَى، وَ لكِنَّكَ جَعَلْتَ لِابْنِكَ دَاوُدَ مِنْهَا سِتِّيْنَ سَنَةً، فَجَحَدَ فَجَحَدَتْ ذُرِّيَّتُهُ، وَ نَسِيَ فَنَسِيَتْ ذُرِّيَّتُهُ، فَيَوْمَئِذٍ أُمْرِنَا بِالْكِتَابِ وَ الشُّهُوْدِ.” هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ فَقَدِ احْتَجَّ بِالْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ أَبِيْ ذُبَابٍ، وَ قَدْ رَوَاهُ عَنْهُ غَيْرُ صَفْوَانَ، وَ إِنَّمَا خَرَّجْتُهُ مِنْ حَدِيْثِ صَفْوَانَ لِأَنِّيْ عَلَوْتُ فِيْهِ. وَ لَهُ شَاهِدٌ صَحِيْحٌ.

214. Abul-‘Abbās Muḥammad bin Ya‘qūb menceritakan kepada kami, Bakkār bin Qutaibah al-Qādhī menceritakan kepada kami di Mesir, Shafwān bin ‘Īsā al-Qādhī menceritakan kepada kami, Ḥārits bin ‘Abd-ir-Raḥmān bin Abī Dzubāb menceritakan kepada kami dari Sa‘īd bin Abī Sa‘īd al-Maqburī, dari Abū Hurairah, dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: Ketika Allah menciptakan Ādam dan meniupkan roh kepadanya, Ādam bersin lalu mengucapkan: “Alḥamdulillāh”. Dia memuji Allah dengan izin Allah. Tuhannya lalu berfirman kepadanya: “Semoga Allah, Tuhanmu, merahmatimu, wahai Ādam”. Allah lalu berfirman kepadanya: “Wahai Ādam, temuilah sekelompok malaikat yang sedang duduk itu, lalu ucapkanlah: “As-Salāmu ‘alaikum”. Ādam pun pergi (menemui mereka). Mereka menjawab: “Wa ‘alaik-as-Salām wa raḥmatulullāhi wa barakātuhu.”

Dia kemudian kembali lagi kepada Tuhannya, lalu Allah berfirman: “Ini adalah salammu dan salam anak-anakmu serta anak-anak mereka”. Allah lalu berfirman kepadanya dengan dua tangan-Nya yang tergenggam: “Pilihlah mana dari keduanya yang kamu suka”. Ādam berkata: “Aku memilih sebelah kanan Tuhanku, dan dua tangan Tuhanku adalah kanan lagi penuh berkah”. Allah lalu membentangkannya, dan ternyata di dalamnya ada Ādam dan keturunannya. Ādam lalu bertanya: “Wahai Tuhanku, siapakah mereka?” Allah menjawab: “Mereka adalah keturunanmu”.

Ternyata setiap manusia telah tertulis umurnya di antara kedua matanya. Di antara mereka ada seorang laki-laki yang paling bersinar – atau di antara yang paling bersinar – yang tidak ditulis padanya kecuali 40 tahun. Ādam lalu berkata: “Wahai Tuhanku, tambahlah umurnya!” Allah lalu berfirman: “Itu telah dicatat untuknya”. Ādam berkata lagi: “Aku telah memberikan sebagian umurku yang 60 tahun untuknya.” Allah kemudian berfirman: “Kamu (dikurangi 60 tahun) dan untuk yang itu (ditambah 60 tahun)”.”

Nabi s.a.w. lanjut bersabda: “Allah lalu menempatkan Ādam di surga sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, kemudian Ādam diturunkan ke bumi dengan menghitung (usia) dirinya. Lalu malaikat maut mendatanginya, maka Ādam berkata kepadanya: “Engkau tergesa-gesa (belum waktunya datang), karena aku telah dikaqdirkan 1000 tahun”. Malaikat maut berkata: “Memang benar, tapi engkau telah memberikan yang 60 tahun kepada putramu (keturunanmu) Dāūd”. Ādam kemudian ingkar, dan keturunannya pun ingkar, dia lupa dan keturunannya pun lupa. (Sejak) saat itulah Allah menyuruh kita untuk (menulis pada) buku dan mengambil saksi-saksi. (2751)

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat Muslim, dia berhujjah dengan Ḥārits bin ‘Abd-ir-Raḥmān bin Abī Dzubāb, orang yang telah meriwayatkan darinya selain Shafwān. Aku hanya meriwayatkannya dari hadits Shafwān, karena sanadnya ‘alī (عَلَوْتُ فِيْهِ). Hadits ini juga memiliki syāhid yang shaḥīḥ.

512 – حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الْفَقِيْهُ الشَّاشِيُّ فِيْ آخَرِيْنَ، قَالُوْا: ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ عَرُوْبَةُ، ثَنَا مَخْلَدُ بْنُ مَالِكٍ، ثَنَا أَبُوْ خَالِدٍ الْأَحْمَرُ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِيْ هِنْدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – نَحْوَهُ.

215. Abū Bakar Muḥammad bin ‘Alī al-Faqīh asy-Syāsyī menceritakan kepada kami di hadapan orang lain, mereka berkata: Abū Bakar ‘Arūbah menceritakan kepada kami, Makhlad bin Mālik menceritakan kepada kami, Abū Khālid al-Aḥmar menceritakan kepada kami dari Dāūd bin Abī Hind, dari asy-Sya‘bī, dari Abū Hurairah, dari Nabi s.a.w., dengan redaksi yang serupa. (2762).

Catatan:

  1. (275). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim.”
  2. (276). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini shaḥīḥ.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *