Al Mustadrak Bab 89 no.207 dan 208 : Kami Adalah Kaum Yang Dimuliakan Dengan Islam

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

98 – قِصَّةُ خُرُوْجِ عُمَرَ إِلَى الشَّامِ، وَ قَوْلُهُ: إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالْإِسْلَامِ، فَلَنْ نَبْتَغِيَ الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ

I-89. Kisah tentang ‘Umar pergi menuju Syām, dan ucapannya: Sesungguhnya kita kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam, kami tidak meminta kemuliaan dari yang lain.

702 – أَخْبَرَنَا أَبُوْ جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْبَغْدَادِيُّ، ثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ إِسْحَاقَ الْقَاضِيْ، ثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمَدِيْنِيِّ، ثَنَا سُفْيَانُ، ثَنَا أَيُّوْبُ بْنُ عَائِذٍ الطَّائِيُّ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ: خَرَجَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ إِلَى الشَّامِ وَ مَعَنَا أَبُوْ عُبَيْدَةَ بْنُ [ ص: 237 ] الْجَرَّاحِ فَأَتَوْا عَلَى مَخَاضَةٍ وَ عُمَرُ عَلَى نَاقَةٍ لَه، فَنَزَلَ عَنْهَا وَ خَلَعَ خُفَّيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَلَى عَاتِقِهِ، وَ أَخَذَ بِزِمَامِ نَاقَتِهِ فَخَاضَ بِهَا الْمَخَاضَةَ، فَقَالَ أَبُوْ عُبَيْدَةَ: يَا أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ أأَنْتَ تَفْعَلُ هذَا، تَخْلَعُ خُفَّيْكَ وَ تَضَعُهُمَا عَلَى عَاتِقِكَ، وَ تَأْخُذُ بِزِمَامِ نَاقَتِكَ، وَ تَخُوْضُ بِهَا الْمَخَاضَةَ؟ مَا يَسُرُّنِيْ أَنَّ أَهْلَ الْبَلَدِ اسْتَشْرَفُوْكَ، فَقَالَ عُمَرُ: أَوَّهْ لَوْ يَقُوْلُ ذَا غَيْرُكَ أَبَا عُبَيْدَةَ جَعَلْتُهُ نَكَالًا لَأُمَّةِ مُحَمَّدٍ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – إِنَّا كُنَّا أَذَلَّ قَوْمٍ فَأَعَزَّنَا اللهُ بِالْإِسْلَامِ فَمَهْمَا نَطْلُبُ الْعِزَّةَ بِغَيْرِ مَا أَعَزَّنَا اللهُ بِهِ أَذَلَّنَا اللهُ.
هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ لِاحْتِجَاجِهِمَا جَمِيْعًا بِأَيُّوْبَ بْنِ عَائِذٍ الطَّائِيِّ وَ سَائِرِ رُوَاتِهِ، وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ. وَ لَهُ شَاهِدٌ مِنْ حَدِيْثِ الْأَعْمَشِ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ.

207. Abū Ja‘far Muḥammad bin Muḥammad al-Baghdādī mengabarkan kepada kami, Ismā‘īl bin Isḥāq al-Qādhī menceritakan kepada kami, ‘Alī bin al-Madīnī menceritakan kepada kami, Sufyān menceritakan kepada kami, Ayyūb bin ‘Ā’idz ath-Thā’ī menceritakan kepada kami dari Qais bin Muslim, dari Thāriq bin Syihāb, dia berkata: “‘Umar bin Khaththāb pergi menuju Syām, dan Abū ‘Ubaidah bin al-Jarrāḥ saat itu bersama kami. Mereka lalu sampai di arungan sungai, sedangkan saat itu ‘Umar berada di atas untanya. Dia kemudian turun dari untanya lalu melepas kedua sepatunya, lantas menaruhnya di atas bahunya, kemudian memegang tali kekang untanya dan menyeberangi arungan sungai tersebut. Abū ‘Ubaidah lalu berkata: “Wahai Amīr-ul-Mu’minīn, engkau melakukan ini? Melepas sepatu dan menaruhnya di bahu, kemudian memegang tali unta sambil menyeberangi arungan sungai ini? Aku tidak optimis rakyat negeri ini akan menghormati engkau”. ‘Umar lalu berkata: “Celaka kamu, tidak ada yang berani mengatakan ini selain kamu. Wahai Abū ‘Ubaidah, aku melakukan ini agar menjadi contoh (pelajaran) bagi umat Muḥammad s.a.w. Dulu kita adalah kaum yang paling hina, tetapi Allah lalu memuliakan kita dengan Islam. Kapan saja kita meminta kemuliaan selain dari apa yang telah dimuliakan Allah terhadap kita, maka Allah akan menghinakan kita.” (2681).

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim karena keduanya sama-sama berhujjah dengan Ayyūb bin ‘Ā’idz ath-Thā’ī dan para periwayat lainnya, tapi al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya. Hadits ini juga memiliki syāhid dari Hadits al-A‘masy, dari Qais bin Muslim.

802 – حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ الْعَدْلُ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيْسَى السُّكَّرِيُّ الْوَاسِطِيُّ، ثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ، ثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ، ثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ عُمَرُ الشَّامَ لَقِيَهُ الْجُنُوْدُ وَ عَلَيْهِ إِزَارٌ وَ خُفَّانِ وَ عِمَامَةٌ، وَ هُوَ آخِذٌ بِرَأْسِ بَعِيْرِهِ يَخُوْضُ الْمَاءَ، فَقَالَ لَهُ – يَعْنِيْ قَائِلٌ – يَا أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ تَلْقَاكَ الْجُنُوْدُ وَ بَطَارِقَةُ الشَّامِ وَ أَنْتَ عَلَى حَالِكَ هذَا؟ فَقَالَ عُمَرُ: إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالْإِسْلَامِ، فَلَنْ نَبْتَغِيَ الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ.

208. ‘Alī bin Ḥamsyād al-‘Adl menceritakan kepada kami, Muḥammad bin ‘Īsā as-Sukkarī al-Wāsithī menceritakan kepada kami, ‘Amr in ‘Aun menceritakan kepada kami, Abū Mu‘āwiyah menceritakan kepada kami, al-A‘masy menceritakan kepada kami dari Qais bin Muslim, dari Thāriq bin Syihāb, dia berkata: “Ketika ‘Umar (bin Khaththāb) sampai di Syām, para pasukan menyambutnya, sedangkan saat itu dia memakai kain sarung, dua khuff, serta penutup kepala. Dia kemudian memegang kepala untanya lalu menyeberangi sungai. Setelah itu ada yang berkata kepadanya: “Wahai Amīr-ul-Mu’minīn, engkau disambut para pasukan dan komandan-komandan Syam, sedangkan engkau dalam kondisi seperti ini?” ‘Umar berkata: “Sesungguhnya kami kaum yang telah dimuliakan Allah dengan Islam, maka tidak layak bagi kami meminta kemuliaan yang lain.” (2692).

Catatan:

  1. (268). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim.”
  2. (269). Adz-Dzahabī tidak mengomentari hadits ini dalam at-Talkhīsh.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *