Al Mustadrak Bab 88 no.206 : Merendahkan Hati Dalam Berpakaian

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

88 – مَنْ تَرَكَ اللِّبَاسَ وَ هُوَ قَادِرٌ عَلَيْهِ تَوَاضُعًا للهِ خَيَّرَهُ اللهُ فِيْ حُلَلِ الْإِيْمَانِ

1-88. Barang siapa meninggalkan pakaian (yang bagus-bagus) sedang dia mampu (membelinya) karena merendahkan diri kepada Allah, maka Allah akan memilih untuknya pakaian-pakaian iman.

602 – حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ، ثَنَا الرَّبِيْعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِيْ يَحْيَى بْنُ أَيُّوْبَ، عَنْ زَبَّانَ بْنِ فَائِدٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ الْجُهَنِيِّ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “مَنْ تَرَكَ اللِّبَاسَ وَ هُوَ قَادِرٌ عَلَيْهِ تَوَاضُعًا للهِ، دَعَاهُ اللهُ عَلَى رُءُوْسِ الْخَلَائِقِ، حَتَّى يُخَيَّرَ فِيْ حُلَلِ الْإِيْمَانِ يَلْبَسُ أَيَّهَا شَاءَ.”

206. Abul-‘Abbās Muḥammad bin Ya‘qūb menceritakan kepada kami, ar-Rabī‘ bin Sulaimān menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Wahhāb menceritakan kepada kami, Yaḥyā bin Ayyūb mengabarkan kepadaku dari Zabbān bin Fā’id, dari Sahl bin Mu‘ādz bin Anas al-Juhanī, dari ayahnya, dari Rasūlullāh, s.a.w., beliau bersabda: “Barang siapa meninggalkan pakaian (yang bagus-bagus) sedang dia mampu (membelinya) karena merendahkan diri kepada Allah, maka Allah akan memanggilnya di antara kepala makhluq-makhluq, agar dia memilih mana saja yang dia sukai dari pakaian-pakaian iman.” (2671).

Catatan:

  1. (267). Adz-Dzahabī tidak mengomentari hadits ini dalam at-Talkhīsh. Menurutku, Zabbān bin Fā’id dinilai dha‘īf oleh Ibnu Ma‘īn. Aḥmad berkata: “Hadits-haditsnya munkar.” Abū Ḥātim berkata: “Dia adalah periwayat yang shaḥīḥ.” Ibnu Yūnus berkata: “Dia mengatasi kezhaliman-kezhaliman yang terjadi di Mesir, dan termasuk pemimpin Mesir yang paling adil.” (Mīzān-ul-I‘tidāl, 2/65).

    Adz-Dzahabī berkomentar tentang Zabbān bin Fā’id pada hadits no. 2085: “Zabbān bukan periwayat yang kuat.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *