Al Mustadrak Bab 83 no.198 : Ayat Manakah?

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

38 – أَيُّ آيَةٍ فِيْ كِتَابِ اللهِ أَرْجَى؟

1-83. Ayat manakah dalam kitab Allah yang paling memberikan harapan kepadamu?

891 – حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ الْعَدْلُ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثَنَا بِشْرُ بْنُ حُجْرٍ الشَّامِيُّ، ثَنَا عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنُ أَبِيْ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ قَالَ: الْتَقَى عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبَّاسٍ وَ ابْنُ عَمْرٍو، فَقَالَ لَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ: أَيُّ آيَةٍ فِيْ كِتَابِ اللهِ أَرْجَى عِنْدَكَ؟ قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو: ( يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ ) فَقَالَ: لكِنَّ قَوْلَ [ ص: 234 ] إِبْرَاهِيْمَ ( رَبِّ أَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَ لكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِيْ ). هذَا لِمَا فِي الصُّدُوْرِ وَ يُوَسْوِسُ الشَّيْطَانُ، فَرَضِيَ اللهُ مِنْ قَوْلِ إِبْرَاهِيْمَ بِقَوْلِه: ( أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى). صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ.

198. ‘Alī bin Ḥamsyādz al-‘Adl menceritakannya kepada kami, Muḥammad bin Ghālib menceritakan kepada kami, Bisyr bin Ḥajar asy-Syāmī menceritakan kepada kami, ‘Abd-ul-‘Azīz bin Abī Salamah menceritakan kepada kami dari Muḥammad bin al-Munkadir, dia berkata: ‘Abdullāh bin ‘Abbās dan Ibnu ‘Amr bertemu, lalu Ibnu ‘Abbās bertanya kepadanya: “Ayat manakah dalam kitab Allah yang paling memberikan harapan kepadamu?” ‘Abdullāh bin ‘Amr menjawab: “Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah”.” (Qs. az-Zumar [39]: 53). Dia lalu berkata: “Akan tetapi perkataan Ibrāhīm: “Ya Tuhanku, pelihatkanlah kepadaku, bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrāhīm menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”. (Qs. al-Baqarah [2]: 260) adalah untuk bisikan yang ada dalam dada dan rasa waswas yang dibisikkan syaithan. Oleh karena itu, Allah ridha dengan perkataan Ibrāhīm (ketika dia ditanya): “Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrāhīm menjawab: “Aku telah meyakininya.” (2591).

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya.

Catatan:

  1. (259). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Sanadnya munqathi‘.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *