Al Mustadrak Bab 77 no.191 : Orang Yang Cerdas

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

77 – الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ لِنَفْسِهِ وَ عَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ

Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk bekal setelah mati.

191 – أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ حُلَيْمٍ الْمَرْوَزِيُّ، ثَنَا أَبُو الْمُوَجَّهِ، ثَنَا عَبْدَانُ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ، أَنْبَأَ أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ مَرْيَمَ الْغَسَّانِيُّ، عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيْبٍ، عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – : “الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَ عَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَ الْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَ تَمَنَّى عَلَى اللهِ.”

[ ص: 231 ] هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ.

191. Abul-‘Abbās ‘Abdullāh bin al-Ḥusain al-Qādhī mengabarkan kepada kami di Marwa, Ḥārits bin Abī Usāmah menceritakan kepada kami, Abul-Muwajjih menceritakan kepada kami, ‘Abdān menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh menceritakan kepada kami, Abū Bakar bin Abī Maryam al-Ghassānī menberitakan (kepada kami), Dhamrah bin Ḥabīb, dari Syaddād bin Aus, dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk bekal setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa-nafsunya dan berharap-harap kepada Allah (agar mengampuninya). (2521).

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim, tapi al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya.

Catatan:

  1. (252). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Tidak, demi Allah, ya‘ni tidak sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim, sebagaimana dikatakan oleh al-Ḥākim. Abū Bakar adalah periwayat wahīn (lemah)-artinya pendapat Adz-Dzahabi ini berbeda dengan Imam al-Hakim-ed.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *