Hati Senang

Al Mustadrak Bab 119 no.271-272 : Sidratul Muntahā dan Sungai-Sungai Surga

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

119 – ذِكْرُ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى وَ أَنْهَارِ الْجَنَّةِ

  1. Sidratul-Muntahā dan Sungai-Sungai Surga.

271 – أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ حَدَّثَنِيْ [ ص: 264 ] أَبِيْ، ثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ مَعْمَرٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ فِيْ قَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ (عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى): أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: رُفِعَتْ لِيَ سِدْرَةٌ مُنْتَهَاهَا فِي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ نَبَقُهَا مِثْلُ قِلَالِ هَجَرَ، وَ وَرَقُهَا مِثْلُ آذَانِ الْفِيْلِ، يَخْرُجُ مِنْ سَاقِهَا نَهْرَانِ ظَاهِرَانِ وَ نَهْرَانِ بَاطِنَانِ. قَالَ: قُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ، مَا هذَانِ؟ قَالَ: أَمَّا الْبَاطِنَانِ فِفِي الْجَنَّةِ، وَ أَمَّا الظَّاهِرَانِ فَالنِّيْلُ وَ الْفُرَاتُ”.هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ بِهذِهِ السِّيَاقَةِ.وَ لَهُ شَاهِدٌ غَرِيْبٌ مِنْ حَدِيْثِ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، صَحِيْحُ الْإِسْنَادِ، وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ.

271/271: Aḥmad bin Ja‘far al-Qathī‘ī mengabarkan kepada kami, ‘Abdullāh bin Aḥmad bin Ḥanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, ‘Abd-ur-Razzāq menceritakan kepada kami, Ma‘mar memberitakan (kepada kami) dari Qatādah, dari Anas, tentang firman Allah ‘azza wa jalla: “(Yaitu) di Sidrat-ul-Muntahā.” (Qs. An-Najm [53]: 14]), bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sidrat-ul-Muntahā didekatkan kepadaku yang puncaknya di langit ketujuh, buahnya seperti tempayan-tempayan Ḥajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari betisnya keluar dua sungai yang tampak dan dua sungai yang tidak tampak. Aku lalu bertanya: “Wahai Jibrīl, apakah yang dua ini?” Jibrīl menjawab: “Dua sungai yang tidak tampak, maka dia di surga, sedangkan dua sungai yang tampak maka dia adalah sungai Nil dan Eufhrat”.” (3341).

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya dengan gaya redaksi ini. Hadits ini memiliki syāhid yang gharīb dari hadits Syu‘bah, dari Qatādah, dari Anas, dan sanadnya shaḥīḥ, tapi al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya.

272 – حَدَّثَنَا أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ الْحَافِظُ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَنَسٍ الْقُرَشِيُّ، ثَنَا حَفْصُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْأَسْلَمِيُّ، حَدَّثَنِيْ إِبْرَاهِيْمُ بْنُ طَهْمَانَ، عَنْ شُعْبَةَ بْنِ الْحَجَّاجِ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: “رُفِعَتْ لِيَ السِّدْرَةُ فَإِذَا أَرْبَعَةُ أَنْهَارٍ: نَهْرَانِ ظَاهِرَانِ، وَ نَهْرَانِ بَاطِنَانِ، فَأَمَّا الظَّاهِرَانِ فَالنِّيْلُ وَ الْفُرَاتُ، وَ أَمَّا الْبَاطِنَانِ فَنَهْرَانِ فِي الْجَنَّةِ، وَ أُتِيتُ بِثَلَاثَةِ أَقْدَاحٍ قَدَحٍ فِيْهِ لَبَنٌ، وَ قَدَحٍ فِيْهِ عَسَلٌ، وَ قَدَحٍ فِيْهِ خَمْرٌ، فَأَخَذْتُ الَّذِيْ فِيْهِ اللَّبَنُ فَشَرِبْتُ فَقِيْلَ لِيْ: أَصَبْتَ الْفِطْرَةَ أَنْتَ وَ أُمَّتُكَ”.
قَالَ الْحَاكِمُ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ: ” قُلْتُ لِشَيْخِنَا أَبِيْ عَبْدِ اللهِ: لِمَ لَمْ يُخَرِّجَا هذَا الْحَدِيْثَ؟ قَالَ: لِأَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ لَمْ يَسْمَعْهُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّمَا سَمِعَهُ مِنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ”، قَالَ الْحَاكِمُ: “ثُمَّ نَظَرْتُ فَإِذَا الْأَحْرُفُ الَّتِيْ سَمِعَهَا مِنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ غَيْرُ هذِهِ، وَ لْيَعْلَمْ طَالِبُ هذَا الْعِلْمِ أَنَّ حَدِيْثَ الْمِعْرَاجِ قَدْ سَمِعَ أَنَسٌ بَعْضَهُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ بَعْضَهُ مِنْ أَبِيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ، وَ بَعْضَهُ مِنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ غَيْرَ هذِهِ، وَ بَعْضَهُ مِنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ”.

272/272: Abū ‘Abdillāh Muḥammad bin Ya‘qūb al-Ḥāfizh menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Aḥmad bin Anas al-Qurasyī menceritakan kepada kami, Ḥafsh bin ‘Abdillāh al-Aslamī menceritakan kepada kami, Ibrāhīm bin Thahmān menceritakan kepadaku dari Syu‘bah bin al-Ḥajjāj, dari Qatādah, dari Anas bin Mālik, dia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sidrat-ul-Muntahā diperlihatkan kepadaku. Ternyata ada empat sungai, dua sungai tampak dan dua sungai tidak tampak. Adapun yang tampak adalah Nīl dan Eufhrat, sedangkan yang tidak tampak adalah dua sungai di surga. Lalu disuguhkan kepadaku tiga gelas: gelas berisi susu, gelas berisi madu, dan gelas berisi khamer. Aku lalu mengambil gelas berisi susu lalu aku minum. Kemudian dikatakan kepadaku, Engkau telah memilih fitrah bagi dirimu dan umatmu”.

Al-Ḥākim Abū ‘Abdillāh berkata: Aku bertanya kepada guru kami, Abū ‘Abdillāh: “Mengapa keduanya tidak meriwayatkan hadits ini?” Dia menjawab: “Itu karena Anas bin Mālik tidak mendengarnya dari Nabi s.a.w., tetapi hanya mendengarnya dari Mālik bin Sha‘sha‘ah.” (3352)

Al-Ḥākim berkata: “Setelah aku melihatnya, ternyata huruf-huruf yang didengarnya dari Mālik bin Sha‘sha‘ah bukanlah hadits ini. Perlu diketahui oleh para penuntut ‘ilmu bahwa hadits Mi‘rāj telah didengar sebagian oleh Anas dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, sebagian lagi dari Abū Dzarr al-Ghifārī, sebagian lagi dari Mālik bin Sha‘sha‘ah selain redaksi ini, dan sebagian lagi dari Abū Hurairah.”

Catatan:

  1. (334). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi seperti ini.”
  2. (335). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Aku pernah berkata kepada al-Bukhārī dan Muslim: “Mengapa keduanya tidak meriwayatkannya hadits ini?” Dia menjawab: “Karena Anas tidak pernah mendengar hadits darinya, kecuali dan Mālik bin Sha‘sha‘ah”.

    Al-Ḥākim berkata: “Aku kemudian melihat ternyata ada beberapa huruf yang didengarnya dari Ibnu Sha‘sha‘ah berbeda dengan ini. Perlu diketahui oleh penuntut ‘ilmu bahwa hadits al-Mi‘rāj pernah mendengar hadits dari Anas yang sebagiannya berasal dari Nabi s.a.w. dan sebagian lainnya berasal dari Abū Dzarr. Ada juga dari Mālik bin Sha‘sha‘ah dan yang lain berasal dari Abū Hurairah.”

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.