Al Mustadrak Bab 107-109 no.243-245 : Kewajiban Shalat, Masuk Surga Dan Perumpamaan Hukum Islam

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

107 – مَنْ عَلِمَ أَنَّ الصَّلَاةَ عَلَيْهِ حَقٌّ وَاجِبٌ دَخَلَ الْجَنَّةَ

  1. Barang Siapa Mengetahui (menyatakan atau mengakui) Bahwa Shalat Merupakan Suatu Kewajiban, Maka Dia Akan Masuk Surga.

243 – حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْفَقِيْهُ، بِبَغْدَادَ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُكْرَمٍ، ثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، وَ رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ قَالَا: ثَنَا عِمْرَانُ بْنُ حُدَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ: سَمِعْتُ حُمْرَانَ بْنَ أَبَانٍ قَالَ: سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ، وَ كَانَ قَلِيْلَ الْحَدِيْثِ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “مَنْ عَلِمَ أَنَّ الصَّلَاةَ عَلَيْهِ حَقٌّ وَاجِبٌ دَخَلَ الْجَنَّةَ”.

243/243: Abū Bakar Aḥmad bin Sulaimān al-Faqīh menceritakan kepada kami di Baghdād, Ḥasan bin Mukram menceritakan kepada kami, ‘Utsmān bin ‘Umar dan Rauḥ bin ‘Ubādah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: ‘Imrān bin Ḥudair menceritakan kepada kami dari ‘Abd-ul-Mālik bin ‘Ubaid, dia berkata: Aku pernah mendengar Ḥumrān bin Abān berkata: Aku pernah mendengar ‘Utsmān bin ‘Affān yang haditsnya sedikit (meriwayatkan) dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barang siapa mengetahui (menyatakan atau mengakui) bahwa shalat merupakan suatu kewajiban, maka dia akan masuk surga.” (3051)


108 – ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ: الْعَاقُّ بوَالِدَيْهِ، وَ الدَّيُّوْثُ، وَ رَجِلَةُ النِّسَاءِ

  1. Ada Tiga Orang Yang Tidak Akan Masuk Surga: Yaitu Orang Yang Durhaka Terhadap Kedua Orang Tuanya, Dayyūts (Orang Yang Tidak Mempunyai Rasa Cemburu), Dan Perempuan Yang Menyerupai Laki-Laki.

244 – حَدَّثَنَا مُكْرَمُ بْنُ أَحْمَدَ الْقَاضِيْ بِبَغْدَادَ، ثَنَا أَبُوْ إِسْمَاعِيْلَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ [ ص: 253 ] السُّلَمِيُّ، ثَنَا أَيُّوْبُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، حَدَّثَنِيْ أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ أُوَيْسٍ، عَنْ سَلْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ يَسَارٍ الْأَعْرَجِ، أَنَّهُ سَمِعَ سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – أَنَّهُ قَالَ: “ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ: الْعَاقُّ بوَالِدَيْهِ، وَ الدَّيُّوْثُ، وَ رَجِلَةُ النِّسَاءِ”.هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحُ الْإِسْنَادِ وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ، وَ الْقَلْبُ إِلَى رِوَايَةِ أَيُّوْبَ بْنِ سُلَيْمَانَ أَمْيَلُ حَيْثُ لَمْ يَذْكُرْ فِيْ إِسْنَادِهِ عُمَرَ.

244/244: Mukram bin Aḥmad al-Qādhī menceritakan kepada kami di Baghdād, Abū Ismā‘īl Muḥammad bin Ismā‘īl as-Sulamī menceritakan kepada kami, Ayyūb bin Sulaimān bin Bilāl menceritakan kepada kami, Abū Bakar bin Abī Uwais menceritakan Kepadaku dari Sulaimān bin Bilāl, dari ‘Ubaidillāh bin Yasār al-A‘raj, bahwa dia pernah mendengar Sālim bin ‘Abdullāh bin ‘Umar menceritakan dari ayahnya, dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Ada tiga orang yang tidak akan masuk surga, yaitu orang yang durhaka terhadap kedua orang tuanya, dayyūts (orang yang tidak mempunyai rasa cemburu), dan perempuan yang menyerupai laki-laki.” (3062)

Sanad hadits ini shaḥīḥ, tapi al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya. Pembalikan kepada riwayat Ayyūb bin Sulaimān adalah lebih tepat karena dalam sanadnya tidak disebutkan nama ‘Umar.


109 – مَثَلُ الْإِسْلَامِ وَ حُدُوْدِ اللهِ

  1. Perumpamaan Islam dan Hukum-Hukum Allah.

245 – أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ عُبَيْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ التَّاجِرُ، بِبَغْدَادَ، ثَنَا أَبُوْ إِسْمَاعِيْلَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ السُّلَمِيُّ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِيْ مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، وَ أَخْبَرَنِيْ إِبْرَاهِيْمُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ الْقَارِيْ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، ثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، أَنْبَأَ ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِيْ مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ، صَاحِبِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – عَنْ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – قَالَ: “ضَرَبَ اللهُ مَثَلًا صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا، عَلَى كَنَفَيِ الصِّرَاطِ سُوْرَانِ فِيْهِمَا أَبْوَابٌ مُفَتَّحَةٌ، وَ عَلَى الْأَبْوَابِ سُتُوْرٌ مُرْخَاةٌ، وَ عَلَى الصِّرَاطِ دَاعٍ يَدْعُوْ يَقُوْلُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اسْلُكُوا الصِّرَاطَ جَمِيْعًا وَ لَا تَعْوَجُّوْا، وَ دَاعٍ يَدْعُوْ عَلَى الصِّرَاطِ، فَإِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ فَتْحَ شَيْءٍ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ قَالَ: وَيْلَكَ لَا تَفْتَحْهُ فَإِنَّكَ إِنْ تَفْتَحْهُ تَلِجْهُ، فَالصِّرَاطُ: الْإِسْلَامُ، وَ السُّتُوْرُ: حُدُوْدُ اللهِ، وَ الْأَبْوَابُ الْمُفَتَّحَةُ مَحَارِمُ اللهِ، وَ الدَّاعِي الَّذِيْ عَلَى رَأْسِ الصِّرَاطِ كِتَابُ اللهِ، وَ الدَّاعِيْ مِنْ فَوْقَ وَاعِظُ اللهِ يُذَكِّرُ فِيْ قَلْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ”.هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ وَ لَا أَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً وَ لَمْ يُخْرِجَاهُ.

245/245: Abū-l-Ḥasan ‘Ubaidillāh bin Aḥmad at-Tājir mengabarkan kepada kami di Baghdād, Abū Ismā‘īl Muḥammad bin Ismā‘īl as-Sulamī menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Shāliḥ menceritakan kepada kami, Mu‘āwiyah bin Shāliḥ menceritakan kepadaku.

Ibrāhīm bin Ismā‘īl al-Qārī’ menceritakan kepada kami, Ḥasan bin Sufyān menceritakan kepada kami, Ḥarmalah bin Yaḥyā menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan (kepada kami), Mu‘āwiyah bin Shāliḥ mengabarkan kepadaku dari ‘Abd-ur-Raḥmān bin Jubair bin Nufair, dari ayahnya, dari an-Nawwās bin Sam‘ān, seorang sahabat Nabi shallāllahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Allah membuat perumpamaan jalan yang lurus, di atas dua bahu jalan ada dua tembok yang padanya terdapat pintu-pintu yang terbuka, di atas pintu-pintu terdapat tirai-tirai yang kendor, dan di atas jalan ada orang yang menyeru: “Wahai manusia, laluilah jalan ini semuanya dan jangan membelot”. Di atas jalan ada orang yang menyeru. Apabila salah seorang dari kalian ada yang hendak membuka salah satu dari pintu-pintu tersebut maka si penyeru tersebut akan berkata: “Celaka kamu, jangan kamu buka, karena jika kamu buka maka kamu akan terperosok ke dalamnya”. Jalannya adalah Islam, tirai-tirainya adalah hukum-hukum Allah, dan pintu-pintu yang terbuka adalah hal-hal yang diharamkan Allah “Orang yang menyeru di atas jalan adalah kitab Allah, dan yang menyeru dari atas adalah Allah, yang memberi nasihat untuk mengingatkan hati setiap muslim”.” (3073).

Hadits ini shaḥīḥ atas syarat Muslim. Sepengetahuanku, hadits ini tidak ber-‘illat. Tapi al-Bukhārī dan Muslim tidak meriwayatkannya.

Catatan:

  1. (305). Lih. hadits no. 242.
  2. (306). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Sanadnya shaḥīḥ. Sebagian dari mereka berkata: “Diriwayatkan dari ayahnya, dari Ibnu ‘Umar”.”
  3. (307). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat Muslim, dan hadits ini tidak ber-‘illat.”