Hati Senang

Al-Mu’jam-ash-Shaghir – Yang Bernama Ahmad (47-48/100): Tentang Shalat Malam & Mendahulukan Yang Kanan

Cover Buku al-Mu'jam ash-Shaghir ath-Thabrani
Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr (Judul Asli: Al-Muhalla) Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani Penerjemah: Anshari Taslim Penerbit: PUSTAKA AZZAM

رقم الحديث: 74
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجُمَحِيُّ الْمِصِّيْصِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ الْحُنَيْنِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ الْعُمَرِيُّ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: “صَلَاةُ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى”، غَرِيْبٌ لَمْ يَرْوِ هذِهِ اللَّفْظَةَ وَ النَّهَارَ، عَنِ الْعُمَرِيِّ، إِلَّا الْحُنَيْنِيُّ.

  1. Aḥmad bin Muḥammad al-Jumaḥī al-Mishshīshī (1541(154). Saya belum menemukannya.) menceritakan kepada kami, Isḥāq bin Ibrāhīm al-Hunainī menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin ‘Umar al-‘Umarī menceritakan kepada kami, dari Nāfi‘, dari Ibnu ‘Umar yang berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Shalat malam dan siang itu dua-dua rakaat.

Gharīb tidak ada yang meriwayatkan redaksi ini “dan siang” dari al-‘Umarī kecuali al-Hunainī.

Isnād: Hadits Ibnu ‘Umar diriwayatkan oleh pengarang kitab sunan yang empat dan al-Baihaqī yang juga menyebutkan pen-tasbīḥ-an al-Bukharī terhadap hadits ini. Hadits ini shaḥīḥ dengan tambahan di atas ataupun tanpa tambahan itu. Yang tanpa tambahan diriwayatkan dari ‘Ā’isyah dan Abū Hurairah. (1551(155). Nashb-ur-Rāyah (2/1344), Silsilat-ul-Aḥādīts-ish-Shaḥīḥah (1/3/79), Tuḥfat-ul-Aḥwadzī (2/512), Mukhtasharu Abī Dāūd, no. 1282, an-Nasā’ī (3/227) dan Ibnu Mājah (1322).

رقم الحديث: 84
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ السَّكُوْنِيُّ الْحِمْصِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيْرٍ الصَّنْعَانِيُّ، حَدَّثَنَا مَعْمَرُ بْنُ رَاشِدٍ، وَ عَبْدُ اللهِ بْنُ شَوْذَبٍ، وَ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، كُلُّهُمْ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ:” إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيُمْنَى، وَ إِذَا خَلَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالْيُسْرَى”، لَمْ يَرْوِهِ عَنِ ابْنِ شَوْذَبٍ، إِلَّا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيْرٍ.

  1. (1561(156). Hadits no. 48-52 tidak terdapat dalam manuskrip dan saya mengambilnya dari versi yang tercertak.) Aḥmad bin Ismā‘īl as-Sakūniy-ul-Ḥimshī (1571(157). Saya belum menemukannya.) menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Katsīr ash-Shan‘ānī menceritakan kepada kami, Ma‘mar bin Rāsyid dan ‘Abdullāh bin Syaudzab dan Ḥammād bin Salamah menceritakan kepada kami, semua mereka dari Muḥammad bin Ziyād, dari Abū Hurairah yang berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian memakai sandal maka hendaklah dia memulai dengan yang kanan dan kalau mencabutnya hendaklah dia memulai dari yang kiri.

Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Syaudzab kecuali Muḥammad bin Katsīr.

Isnād: Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu Mājah. Sedangkan Aḥmad, at-Tirmidzī dan Abū Dāūd ada tambahan: “Hendaklah yang kanan menjadi bagian yang pertama kali memakai sandal dan yang terakhir dicabut sandalnya.” (1581(158). Faidh-ul-Qadīr (1/304-305). Ibnu Tīn menukul dari Ibnu Wadhdhah bahwa redaksi ini adalah mudraj (sisipan kalimat) dan yang marfū‘ (ucapan Nabi s.a.w.) hanyalah kalimat yang tertulis diredaksi ath-Thabrānī di atas. Lihat pula Mukhtasharu Muslim, no. 1381, Tuḥfat-ul-Aḥwadzī (5/1838), Ibnu Mājah (3616), Mukhtasharu Abī Dāūd (3976).).

Catatan:

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.