Al-Adab-ul-Mufrad 8 – Melembutkan Ucapan Kepada Orang Tua (1/2)

الْأَدَبُ الْمُفْرَدُ
(Terjemah Al-Adab-ul-Mufrad)
Kumpulan Hadits Tentang Etika-etika Berdasarkan Sunnah
Oleh: Al-Imam Al-Hafizh Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma‘il al-Bukhari

Wafat Tahun 256 H.

Penerjemah: Ustadz Mu‘allim, Abu Khudzaikfah Yahya, Fauzi Itsanen, Abu Idris Tsaqif, Akhmad Yuswaji.
Penerbit: Buana Ilmu Islami.

Rangkaian Pos: Al-Adab-ul-Mufrad Bab 5 - Melembutkan Ucapan Kepada Kedua Orang Tua

BAB 5. MELEMBUTKAN UCAPAN KEPADA KEDUA ORANG TUA

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ مِخْرَاقٍ، قَالَ: حَدَّثَنِيْ طَيْسَلَةُ بْنُ مَيَّاسٍ، قَالَ: “كُنْتُ مَعَ النَّجَدَاتِ، فَأَصَبْتُ ذُنُوْبًا لَا أَرَاهَا إِلَّا مِنَ الْكَبَائِرِ، فَذَكَرْتُ ذلِكَ لِابْنِ عُمَرَ، قَالَ: مَا هِيَ؟ قُلْتُ: كَذَا وَ كَذَا، قَالَ: لَيْسَتْ هذِهِ مِنَ الْكَبَائِرِ، هُنَّ تِسْعٌ: الْإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَ قَتْلُ نَسَمَةٍ، وَ الْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ، وَ قَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَ أَكْلُ الرِّبَا، وَ أَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَ إِلْحَادٌ فِي الْمَسْجِدِ، وَ الَّذِيْ يَسْتَسْخِرُ، وَ بُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوْقِ، قَالَ لِي ابْنُ عُمَرَ: أَتَفْرَقُ النَّارَ، وَ تُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قُلْتُ: إِيْ وَ اللهِ، قَالَ: أَحَيٌّ وَالِدُكَ؟ قُلْتُ: عِنْدِيْ أُمِّيْ، قَالَ: فَوَاللهِ لَوْ أَلَنْتَ لَهَا الْكَلامَ، وَ أَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ، لَتَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مَا اجْتَنَبْتَ الْكَبَائِرَ.

  1. Musaddad menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Ismā‘īl bin Ibrāhīm menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Ziyād bin Mikhrāq menyampaikan kepada kami, dia berkata: Thaisalah bin Mayyās (71) menyampaikan kepadaku dengan mengatakan: “Aku bersama orang-orang keturunan Najadāt (82) hingga aku terjerumus dalam dosa-dosa yang tidak aku pandang selain sebagai dosa besar. Kemudian aku menyampaikan hal itu kepada Ibnu ‘Umar, Dia menanyakan: “Apa itu?” Aku katakan: “demikian dan demikian.” Ibnu ‘Umar berkata: “Itu tidak termasuk dosa-dosa besar. Dosa-dosa besar itu ada sembilan: menyekutukan Allah, membunuh jiwa, lari dari medan perang, menuduh (zina) perempuan yang menjaga diri, memakan riba, memakan harta anak yatim, berbuat ilhad (93) di masjid, berlaku sombong, dan durhaka kepada kedua orang tua yang membuat keduanya menangis.” Ibnu ‘Umar bertanya kepadaku: “Apakah kamu takut terhadap neraka dan sangat menginginkan untuk masuk surga?” Aku katakan: “Tentu, demi Allah!” Ibnu ‘Umar bertanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Aku menjawab: “Aku masih punya ibu.” Ibnu ‘Umar berkata:Demi Allah! Seandainya kamu melembutkan ucapanmu dan memberikan makan kepadanya, niscaya kamu benar-benar masuk surga selama kamu menjauhi dosa-dosa besar.”

Shaḥīḥ. Ash-Shaḥīḥah (2898).

 

 

 

 

 

Catatan:

  1. (7). Sebagaiman dalam Tabshīr-ul-Muntabih 4/1332 karya Ibnu Ḥajar dan Thabaqāt-ul-Asmā’-il-Mufradah nomor 156 karya Bardijī. Thaisalah bin Mayyās adalah nama julukannya. Sedangkan nama aslinya adalah ‘Alī sebagaimana yang di-taḥqīq oleh al-Ḥāfizh.
  2. (8). Najadāt adalah sebutan bagi para pengikut Najdah bin ‘Āmir al-Khārijī. Mereka adalah satu kaum dari golongan Ḥarūriyyah (Khawārij).
  3. (9). Ilḥād, menentang kebenaran, mengikuti kebatilan, atau melakukan penistaan, penodaan, atau pelecehan terhadap apa-apa yang dihormati dan dipandang suci berdasarkan syariat Islam (penerjemah).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *