BAB 5. MELEMBUTKAN UCAPAN KEPADA KEDUA ORANG TUA
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ مِخْرَاقٍ، قَالَ: حَدَّثَنِيْ طَيْسَلَةُ بْنُ مَيَّاسٍ، قَالَ: “كُنْتُ مَعَ النَّجَدَاتِ، فَأَصَبْتُ ذُنُوْبًا لَا أَرَاهَا إِلَّا مِنَ الْكَبَائِرِ، فَذَكَرْتُ ذلِكَ لِابْنِ عُمَرَ، قَالَ: مَا هِيَ؟ قُلْتُ: كَذَا وَ كَذَا، قَالَ: لَيْسَتْ هذِهِ مِنَ الْكَبَائِرِ، هُنَّ تِسْعٌ: الْإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَ قَتْلُ نَسَمَةٍ، وَ الْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ، وَ قَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَ أَكْلُ الرِّبَا، وَ أَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَ إِلْحَادٌ فِي الْمَسْجِدِ، وَ الَّذِيْ يَسْتَسْخِرُ، وَ بُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوْقِ، قَالَ لِي ابْنُ عُمَرَ: أَتَفْرَقُ النَّارَ، وَ تُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قُلْتُ: إِيْ وَ اللهِ، قَالَ: أَحَيٌّ وَالِدُكَ؟ قُلْتُ: عِنْدِيْ أُمِّيْ، قَالَ: فَوَاللهِ لَوْ أَلَنْتَ لَهَا الْكَلامَ، وَ أَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ، لَتَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مَا اجْتَنَبْتَ الْكَبَائِرَ.
- Musaddad menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Ismā‘īl bin Ibrāhīm menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Ziyād bin Mikhrāq menyampaikan kepada kami, dia berkata: Thaisalah bin Mayyās (7) menyampaikan kepadaku dengan mengatakan: “Aku bersama orang-orang keturunan Najadāt (8) hingga aku terjerumus dalam dosa-dosa yang tidak aku pandang selain sebagai dosa besar. Kemudian aku menyampaikan hal itu kepada Ibnu ‘Umar, Dia menanyakan: “Apa itu?” Aku katakan: “demikian dan demikian.” Ibnu ‘Umar berkata: “Itu tidak termasuk dosa-dosa besar. Dosa-dosa besar itu ada sembilan: menyekutukan Allah, membunuh jiwa, lari dari medan perang, menuduh (zina) perempuan yang menjaga diri, memakan riba, memakan harta anak yatim, berbuat ilhad (9) di masjid, berlaku sombong, dan durhaka kepada kedua orang tua yang membuat keduanya menangis.” Ibnu ‘Umar bertanya kepadaku: “Apakah kamu takut terhadap neraka dan sangat menginginkan untuk masuk surga?” Aku katakan: “Tentu, demi Allah!” Ibnu ‘Umar bertanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Aku menjawab: “Aku masih punya ibu.” Ibnu ‘Umar berkata: “Demi Allah! Seandainya kamu melembutkan ucapanmu dan memberikan makan kepadanya, niscaya kamu benar-benar masuk surga selama kamu menjauhi dosa-dosa besar.”
Shaḥīḥ. Ash-Shaḥīḥah (2898).