3. BAB BAKTI KEPADA AYAH
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا وُهَيْبُ بْنُ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ شُبْرُمَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا زُرْعَةَ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، قَالَ: قِيْلَ: “يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أَبَاكَ”
- Sulaimān bin Ḥarb menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Wuhaib bin Khālid menyampaikan kepada kami, dari Ibnu Syubrumah: Aku Mendengar Abū Zur‘ah, dari Abū Hurairah, bahwa dia berkata: Ada yang bertanya:“Wahai Rasūlullāh sallallāhu ‘alaihi wasallam! Kepada siapa aku berbakti?” Beliau menjawab: “Ibumu”. Aku bertanya: “Kepada siapa aku berbakti?” Beliau menjawab: “Ibumu” Aku bertanya: “Kepada siapa aku berbakti?” Beliau menjawab: “Ibumu”. Aku bertanya: “Kepada siapa aku berbakti?” Beliau menjawab: (51) “Ayahmu.”
Shaḥīḥ. Al-Irwā’ 837, Adh-Dha‘īfahtercantum dalam hadits nomor 4992, (Al-Bukhārī: 78 Kitāb-ul-Adab (Kitab Adab), 2. Bābu Man Aḥaqqun-Nāsi Biḥusn-ish-Shaḥābah (Bab orang yang paling berhak untuk diperlakukan dengan baik), Muslim: 45- Kitāb-ul Birri wash-Shilati wal-Adab (Kitab berbakti dan silaturahmi serta adab, hadits nomor 1, 2, 3).