Al-Adab-al-Mufrad Bab 9 no.18 s.d 20 – Berbakti Kepada Orang Tua Selama Bukan Merupakan Kemaksiatan

الْأَدَبُ الْمُفْرَدُ
(Terjemah Al-Adab-ul-Mufrad)
Kumpulan Hadits Tentang Etika-etika Berdasarkan Sunnah
Oleh: Al-Imam Al-Hafizh Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma‘il al-Bukhari

Wafat Tahun 256 H.

Penerjemah: Ustadz Mu‘allim, Abu Khudzaikfah Yahya, Fauzi Itsanen, Abu Idris Tsaqif, Akhmad Yuswaji.
Penerbit: Buana Ilmu Islami.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ الْخَطَّابِ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ بَكْرَةَ الْبَصْرِيُّ لَقِيْتُهُ بِالرَّمْلَةِ قَالَ: حَدَّثَنِيْ رَاشِدٌ أَبُوْ مُحَمَّدٍ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: “أَوْصَانِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِتِسْعٍ: لَا تُشْرِكْ بِاللهِ شَيْئًا، وَ إِنْ قُطِّعْتَ أَوْ حُرِّقْتَ، وَ لَا تَتْرُكَنَّ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوْبَةَ مُتَعَمِّدًا، وَ مَنْ تَرَكَهَا مُتَعَمِّدًا بَرِئَتْ مِنْهُ الذِّمَّةُ، وَ لَا تَشْرَبَنَّ الْخَمْرَ، فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ، وَ أَطِعْ وَالِدَيْكَ، وَ إِنْ أَمَرَاكَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ دُنْيَاكَ فَاخْرُجْ لَهُمَا، وَ لَا تُنَازِعَنَّ وُلَاةَ الْأَمْرِ، وَ إِنْ رَأَيْتَ أَنَّكَ أَنْتَ، وَ لَا تَفْرُرْ مِنَ الزَّحْفِ، وَإِنْ هَلَكْتَ وَفَرَّ أَصْحَابُكَ، وَ أَنْفِقْ مِنْ طَوْلِكَ عَلَى أَهْلِكَ، وَ لَا تَرْفَعْ عَصَاكَ عَنْ أَهْلِكَ، وَ أَخِفْهُمْ فِي اللهِ تَعَالَى.”

  1. Muḥammad bin ‘Abd-il-‘Azīz menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: ‘Abd-ul-Mālik bin Khaththāb bin ‘Ubaidillāh bin Abī Bakrah al-Bashrī – Aku bertemu dengannya di Ramalah – menyampaikan pada kami, dia mengatakan: Rasyīd Abū Muḥammad menyampaikan kepadaku: Dari Syahr bin Ḥausyab dari Ummu Dardā’: Dari Abū Dardā’ bahwa dia mengatakan: “Rasūlullāh shalallāhu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan 9 hal: “(1.)janganlah kamu menyekutukan Allah sedikit pun meski resikonya kamu dipotong (tubuhmu) ataupun dibakar, (2.)jangan meninggalkan shalat wajib dengan sengaja, siapa yang meninggalkannya dengan sengaja maka gugurlah jaminan perlindungan darinya (131), (3.)janganlah meminum khamar, karena khamar adalah kunci pembuka segala keburukan, (4.)patuhilah kedua orang tuamu, meskipun mereka memerintahkanmu untuk keluar dari duniamu, maka keluarlah untuk mereka, (5.)jangan sekali-kali menentang para penguasa, meskipun menurutmu kamu sendirian (142), (6.)janganlah lari dari medan pertempuran, meskipun kamu haruss binasa dan para sahabatmu melarikan diri, (7.)nafkahkan sebagian dari hartamu untuk keluargamu, dan (8.)jangan kamu angkat tongkatmu dari keluargamu (maksudnya, hendaknya kamu senantiasa membimbing mereka) serta (9.)takutilah mereka terhadap (hukuman) Allah ‘azza wa jalla.

Ḥasan, (di dalam kitab) al-Irwā’ (2026) [Ibnu Mājah, 36 Kitāb-ul-Fitan (Kitab tentang fitnah dan ujian), 23 – Bāb-ush-Shabri ‘Alā-l-Balā’i (Bab sabar menghadapi ujian, hadits nomor 4034].


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ: جِئْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَ تَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ؟ قَالَ: “ارْجِعْ إِلَيْهِمَا فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا.”

  1. Muḥammad bin Katsīr menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Sufyān menyampaikan pada kami: Dari ‘Athā’ bin Sā’ib dari Ayahnya, Dari ‘Abdullāh bin ‘Amr, dia berkata: Seseorang datang kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam lantas berkata: “Aku datang dan berbaiat kepadamu untuk hijrah, namun aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis?” Beliau bersabda: “Kembalilah kepada keduanya, kemudian buatlah mereka tertawa sebagaimana kamu telah membuat mereka berdua menangis.

Shaḥīḥ: Ta‘līq-ur-Rāghib 3/213: pengulangan no 13.


حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنْ حَبِيْبِ بْنِ أَبِيْ ثَابِتٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا الْعَبَّاسِ الْأَعْمَى، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: “جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يُرِيْدُ الْجِهَادَ، فَقَالَ: أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، فَقَالَ: فَفِيْهِمَا فَجَاهِدْ.”

  1. Alī bin Ja‘d menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Syu‘bah memberitakan kepada kami: Dari Ḥabīb bin Abī Tsābit, dia mengatakan: Aku mendengar Abū ‘Abbās al-A‘mā: Dari ‘Abdullāh bin ‘Amr, bahwa dia berkata: “Seseorang datang kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam ingin turut berjihad, Beliau menanyakan: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Dia menjawab: “Ya.” Beliau pun bersabda: Berjihadlah dalam kepatuhan terhadap keduanya.

Shaḥīḥ, (di dalam kitab) al-Irwā’ (1199), [al-Bukhārī, 56-Kitāb-ul-Jihād 138, Bāb-ul-Jihādi bi Idzn-il-Wālidain (Bab jihad dengan seidzin kedua orang tua), Muslim, 45- Kitāb-ul-Birru wash-Shilati wal-Adab (Kitab berbakti dan silaturahmi serta adab), hadits nomor 5, 6].

Catatan:

  1. 13). Maksudnya, setiap orang dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan penjagaan dan jaminan. Namun jika dia menjerumuskan diri dalam kebinasaan atau melakukan apa yang dilarang baginya atau menentang apa yang diperintahkan kepadanya, maka dia dinistakan oleh jaminan perlindungan Allah. <strong><em>An-Nihāyah</em></strong>.
  2. 14). Maksudnya hanya kamu sendiri yang berada dalam kebenaran.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *