Al-Adab-al-Mufrad Bab 18-19 no.34 s.d 39 – Mengajak Islam Kepada Orang Tua (Non-Muslim) & Berbakti Kepada Orang Tua Setelah Keduanya Wafat

الْأَدَبُ الْمُفْرَدُ
(Terjemah Al-Adab-ul-Mufrad)
Kumpulan Hadits Tentang Etika-etika Berdasarkan Sunnah
Oleh: Al-Imam Al-Hafizh Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma‘il al-Bukhari

Wafat Tahun 256 H.

Penerjemah: Ustadz Mu‘allim, Abu Khudzaikfah Yahya, Fauzi Itsanen, Abu Idris Tsaqif, Akhmad Yuswaji.
Penerbit: Buana Ilmu Islami.

BAB. MENGAJUKAN ISLAM KEPADA IBU YANG NASHRANI

حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيْدِ هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنِيْ أَبُوْ كَثِيْرٍ السُّحَيْمِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُوْلُ: “مَا سَمِعَ بِيْ أَحَدٌ، يَهُوْدِيٌّ وَ لَا نَصْرَانِيٌّ، إِلَّا أَحَبَّنِيْ، إِنَّ أُمِّيْ كُنْتُ أُرِيْدُهَا عَلَى الْإِسْلَامِ فَتَأْبَى، فَقُلْتُ لَهَا، فَأَبَتْ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقُلْتُ: ادْعُ اللهَ لَهَا، فَدَعَا، فَأَتَيْتُهَا، وَ قَدْ أَجَافَتْ عَلَيْهَا الْبَابَ، فَقَالَتْ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، إِنِّيْ أَسْلَمْتُ، فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقُلْتُ: ادْعُ اللهَ لِيْ وَ لِأُمِّيْ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ عَبْدُكَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ وَ أُمُّهُ، أَحِبَّهُمَا إِلَى النَّاسِ”.

34. Abū Walīd Hisyām bin ‘Abd-il Mālik menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: ‘Ikrimah bin ‘Ammār menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Abū Katsīr as-Suḥaimī menyampaikan kepadaku, dia berkata: Aku mendengar Abū Hurairah, dia berkata: “Tidak seorang pun yang mendengarku, orang Yahūdī maupun Nashrānī, melainkan dia akan suka kepadaku. Sesungguhnya dulu aku menginginkan ibuku agar masuk Islām, tetapi dia enggan. Aku pun tetap mengatakan kepadanya, namun dia tetap enggan. Maka aku datang kepadad Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan aku katakan: “Berdoalah kepada Allah untuknya (ibuku). Beliau kemudian berdoa. Setelah itu aku mendatangi ibuku – yang telah menutup pintunya – ternyata dia berkata: “Wahai Abū Hurairah! Aku telah masuk Islām.” Lantas aku memberitahukan hal ini kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan aku mengatakan: “Berdoalah kepada Allah untukku dan ibuku”. Maka beliau s.a.w. berdoa: “Ya Allah! Hamba-Mu Abu Hurairah dan ibunya, jadikan mereka berduanya disukai orang-orang”.

Ḥasan, (di dalam kitab) al Misykah (5895), [Saya tidak menemukannya dalam al-Kutub-us-Sittah].

Komentar saya (Syaikh Husain) : akan tetapi hadits ini terdapat dalam Shaḥīḥū Muslim (7/165 – 166) dengan redaksi yang lebih lengkap dibandingkan dengan yang ada di sini.

BAB. BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA SETELAH KEDUANYA WAFAT

حَدَّثَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ الْغَسِيْلِ، قَالَ: أَخْبَرَنِيْ أُسَيْدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ أَبِيْهِ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا أُسَيْدٍ، يُحَدِّثُ الْقَوْمَ، قَالَ: “كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ بَعْدَ مَوْتِهِمَا أَبَرُّهُمَا؟، قَالَ: نَعَمْ، خِصَالٌ أَرْبَعٌ: الدُّعَاءُ لَهُمَا، وَ الْاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَ إِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا، وَ إِكْرَامُ صَدِيْقِهِمَا، وَ صِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِيْ لَا رَحِمَ لَكَ إِلَّا مِنْ قِبَلِهِمَا”.

  1. Abū Nua‘im menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Abd-ur-Raḥmān bin al-Ghasīl menyampaikan kepada kami, dia berkata: Usaid bin ‘Alī bin ‘Ubaid menyampaikan kepadaku: Dari Ayahnya: bahwa dia mendengar Abū Usaid [Mālik bin Rabī‘ah], menyampaikan kepada orang-orang dengan mengatakan: “Saat kami bersama Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam ada seseorang yang bertanya: “Wahai Rasūlullāh! Apakah masih tersisa bakti kepada kedua orang tuaku setelah mereka berdua meninggal dunia?’ Beliau s.a.w. bersabda: “Empat perkara; mendoakannya, beristighfar untuknya, menunaikan janjinya, memuliakan temannya, dan menyambung silaturrahmi yang tidak ada hubungan denganmu kecuali lantaran mereka berdua”.

(Hadits ini) Dha‘īf. (adh-Dha‘īfah, hal. 597): [Tidak terdapat dalam al-Kutub-us-Sittah ]” (231)


حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُوْنُسَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِيْ صَالِحٍ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، قَالَ: “تُرْفَعُ لِلْمَيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ دَرَجَتُهُ، فَيَقُوْلُ: أَيْ رَبِّيْ، أَيُّ شَيْءٍ هذِهِ؟، فَيُقَالُ: وَلَدَكَ اسْتَغْفَرَ لَكَ”.

  1. Aḥmad bin Yūnus menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Abū Bakar menyampaikan kepada kami: Dari ‘Āshim: Dari Abū Shāliḥ: Dari Abū Hurairah, dia berkata:

تُرْفَعُ لِلْمَيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ دَرَجَتُهُ، فَيَقُوْلُ: أَيْ رَبِّيْ، أَيُّ شَيْءٍ هذِهِ؟، فَيُقَالُ: وَلَدَكَ اسْتَغْفَرَ لَكَ.

“Derajat mayat diangkat setelah kematiannya, maka dia pun berkata: “Wahai Tuhanku! Apa ini?’ Lantas dikatakan: “Anakmu memohonkan ampunan untukmu.”

Ḥasan, isnād.


حَدَّثَنَا مُوْسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ أَبِيْ مُطِيْعٍ، عَنْ غَالِبٍ، قَالَ: قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ سِيْرِيْنَ : كُنَّا عِنْدَ أَبِيْ هُرَيْرَةَ لَيْلَةً، فَقَالَ: “اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ، وَ لِأُمِّيْ، وَ لِمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُمَا”، قَالَ (لِيْ) مُحَمَّدٌ: فَنَحْنُ نَسْتَغْفِرُ لَهُمَا حَتَّى نَدْخُلَ فِيْ دَعْوَةِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ”.

  1. Mūsā menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Sallām bin Abī Muthī‘ menyampaikan kepada kami: Dari Ghālib bahwa dia berkata: Muḥammad bin Sīrīn mengatakan:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ، وَ لِأُمِّيْ، وَ لِمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُمَا”، قَالَ (لِيْ) مُحَمَّدٌ: فَنَحْنُ نَسْتَغْفِرُ لَهُمَا حَتَّى نَدْخُلَ فِيْ دَعْوَةِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ.

“Pada suatu malam, kami bersama Abū Hurairah yang saat itu berdoa: “Ya Allah, ampunilah Abū Hurairah, ibuku dan orang yang memohonkan ampunan bagi keduanya.” Muḥammad (bin Sīrīn) berkata [kepadaku] (242): “Kami memohonkan ampunan untuk mereka berdua hingga kami termasuk dalam doa Abū Hurairah.”

Shaḥīḥ isnād.


حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيْعِ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: “إِذَا مَاتَ الْعَبْدُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ”.

  1. Abū Rabī‘ menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Ismā‘īl bin Ja‘far menyampaikan kepada kami, dia berkata: al-‘Alā’ memberitakan kepada kami: Dari Ayahnya: Dari Abū Hurairah bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْعَبْدُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ.

Jika seorang hamba meninggal dunia, maka terputus amalnya darinya kecuali tiga perkara; sedekah jāriyah (yang terus digunakan), ‘ilmu yang bermanfaat, atau anak shāliḥ yang mendoakannya.

Shaḥīḥ, (di dalam kitab) al-Irwā’ (1580), [Muslim, 25- Kitāb-ul-Washiyyah (Kitab wasiat), hadits nomor 14).


حَدَّثَنَا يَسَرَةُ بْنُ صَفْوَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، “أَنَّ رَجُلا، قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ أُمِّيْ تُوُفِّيَتْ وَ لَمْ تُوْصِ، أَفَيَنْفَعُهَا أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهَا؟، قَالَ: نَعَمْ”.

  1. Yasarah bin Shafwān menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Muḥammad bin Muslim menyampaikan kepada kami: dari ‘Amr: Dari ‘Ikrimah Dari Ibnu ‘Abbās, bahwa ada seorang yang berkata: “Wahai Rasūlullāh! Sesungguhnya ibuku telah wafat namun belum sempat berwasiat. Apakah bermanfaat baginya bila aku bersedekah atas namanya?.” Beliau menjawab: “Ya.

Shaḥīḥ, (disebutkan di dalam) kitab Shaḥīḥu Abī Dāūd (2566), Bukhārī, dan yang lainnya. ‘Abd-ul-Bāqī tidak mendapatkannya (hadits tersebut) dalam al-Kutub-us-Sittah.

Catatan:

  1. 23). Demikian yang dikatakannya [‘Abd-ul-Bāqī-ed.]. Dia tidak mencermati padanya hadits tersebut terdapat pada Abū Dāūd dan Ibnu Mājah!
  2. 24). Tambahan dari (ت), (ب).