Al-Adab-al-Mufrad Bab 13 no.24 s.d 26 – Berbakti Kepada Orangtua Yang Musyrik

الْأَدَبُ الْمُفْرَدُ
(Terjemah Al-Adab-ul-Mufrad)
Kumpulan Hadits Tentang Etika-etika Berdasarkan Sunnah
Oleh: Al-Imam Al-Hafizh Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma‘il al-Bukhari

Wafat Tahun 256 H.

Penerjemah: Ustadz Mu‘allim, Abu Khudzaikfah Yahya, Fauzi Itsanen, Abu Idris Tsaqif, Akhmad Yuswaji.
Penerbit: Buana Ilmu Islami.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوْسُفَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْرَائِيْلُ قَالَ: حَدَّثَنَا سِمَاكٌ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيْهِ سَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاصٍ، قَالَ: “نَزَلَتْ فِيَّ أَرْبَعُ آيَاتٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ تَعَالَى: كَانَتْ أُمِّيْ حَلَفَتْ أَنْ لَا تَأْكُلَ وَ لَا تَشْرَبَ حَتَّى أُفَارِقَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى: وَ إِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَ صَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا، وَ الثَّانِيَةُ: أَنِّيْ كُنْتُ أَخَذْتُ سَيْفًا أَعْجَبَنِيْ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَبْ لِيْ هذَا، فَنَزَلَتْ: يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ، وَ الثَّالِثَةُ : أَنِّيْ مَرِضْتُ فَأَتَانِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنِّيْ أُرِيْدُ أَنْ أَقْسِمَ مَالِيْ، أَفَأُوْصِيْ بِالنِّصْفِ؟ فَقَالَ: لَا، فَقُلْتُ: الثُّلُثُ؟ فَسَكَتَ، فَكَانَ الثُّلُثُ بَعْدَهُ جَائِزًا، وَ الرَّابِعَةُ: إِنِّيْ شَرِبْتُ الْخَمْرَ مَعَ قَوْمٍ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَضَرَبَ رَجُلٌ مِنْهُمْ أَنْفِيْ بِلَحْيَيْ جَمَلٍ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَنْزَلَ تَعَالَى تَحْرِيْمَ الْخَمْرِ.”

  1. Muḥammad bin Yūsuf menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Isrā’īl menyampaikan kepada kami, dia mengatakan: Simāk menyampaikan kepada kami: Dari Mush‘ab bin Sa‘d: Dari Sa‘d bin Abī Waqqāsh, bahwa dia mengatakan: Terdapat empat ayat dari Kitab Allah s.w.t. yang turun berkaitan denganku. (Pertama,) Ibuku pernah bersumpah untuk tidak makan dan minum sampai aku meninggalkan Muḥammad s.a.w., lantas Allah s.w.t. menurunkan:

وَ إِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَ صَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqmān (31): 15)

Kedua, aku pernah mengambil sebilah pedang yang menakjubkanku, aku pun berkata: “Wahai Rasūlullāh! Berikan pedang ini kepadaku.” Lantas turun ayat:

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ

Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. (QS. al-Anfāl [8]: 1).

Yang Ketiga, aku pernah sakit, kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam menjengukku. Aku pun bertanya: “Wahai Rasūlullāh! aku ingin membagi hartaku, apakah aku boleh mewasiatkan setengahnya? Beliau menjawab: “Tidak.” Aku bertanya: (bagaimana kalau) sepertiga?.” Beliau terdiam. Dengan demikian, sepertiga setelah itu menjadi diperkenankan.

Yang Keempat, aku pernah minum khamar bersama sejumlah orang Anshār, lantas ada salah seorang dari mereka yang memukul hidungku dengan tulang rahang onta. (16) (di Lahyai Jamal – tempat yang berjarak sekitar tujuh mil dari Madīnah). Aku pun mendatangi Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam (melaporkan kejadian itu – ed.), lantas Allah s.w.t. menurunkan ayat yang pengharaman khamar.”

Shaḥīḥ, (di dalam kitab) al-Misykah (3072), [Muslim, 33- Kitābu Fadhā’il-ish-Shaḥābah (Kitab keutamaan generasi sahabat Nabi), hadits nomor 43, 44].


حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، قَالَ: أَخْبَرَنِيْ أَبِيْ، قَالَ: أَخْبَرَتْنِيْ أَسْمَاءُ بِنْتُ أَبِيْ بَكْرٍ، قَالَتْ: “أَتَتْنِيْ أُمِّيْ رَاغِبَةً، فِيْ عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : أَصِلُهَا؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ: فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى فِيْهَا: لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ.

  1. Ḥumaidī menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Ibnu ‘Uyainah menyampaikan kepada kami, dia mengatakan: Hisyām bin ‘Urwah menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: Ayahku menberitakan kepada kami dengan mengatakan: Asmā’ binti Abī Bakar menberitakan kepadaku: dia mengatakan:

أَتَتْنِيْ أُمِّيْ رَاغِبَةً، فِيْ عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : أَصِلُهَا؟ قَالَ: نَعَمْ

“Ibuku pernah datang kepadaku dalam keadaan marah di masa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, maka aku bertanya kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam: Apakah boleh aku menyambung hubungan kekeluargaan dengannya?” Beliau Menjawab: “Ya”.” Ibnu ‘Uyainah berkata: Lantas Allah ta‘ālā menurunkan ayat:

لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ

Allah tidak melarang kalian dari orang-orang yang tidak memerangimu karena agama).”(QS. al-Mumtaḥanah [60]: 8)

Shaḥīḥ, di dalam kitab Shaḥīḥu Abī Dāūd (1468), al-Bukhārī, 51-Kitāb-ul-Hibah (Kitab hibah), 29- Bāb-ul-Hidāyati Lil-Musyrikīin (Bab hadiah bagi orang musyrik), Muslim: 12- Kitāb-uz-Zakāt (Kitab zakat), hadits nomor 49, 50.


حَدَّثَنَا مُوْسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِيْنَارٍ، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ، يَقُوْلُ: “رَأَى عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ حُلَّةً سِيَرَاءَ تُبَاعُ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ابْتَعْ هذِهِ، فَالْبَسْهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَ إِذَا جَاءَكَ الْوُفُوْدُ، قَالَ: إِنَّمَا يَلْبَسُ هذِهِ مَنْ لَا خَلَاقَ لَهُ، فَأُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مِنْهَا بِحُلَلٍ، فَأَرْسَلَ إِلَى عُمَرَ بِحُلَّةٍ، فَقَالَ: كَيْفَ أَلْبَسُهَا وَ قَدْ قُلْتَ فِيْهَا مَا قُلْتَ؟، قَالَ: إِنِّيْ لَمْ أُعْطِكَهَا لِتَلْبَسَهَا، وَ لكِنْ تَبِيْعَهَا أَوْ تَكْسُوَهَا، فَأَرْسَلَ بِهَا عُمَرُ إِلَى أَخٍ لَهُ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ قَبْلَ أَنْ يُسْلِمَ”

  1. Mūsā menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: ‘Abd-ul-‘Azīz bin Muslim menyampaikan kepada kami: Dari ‘Abdullāh bin Dīnār: dia mengatakan: aku mendengar Ibnu ‘Umar, dia berkata: “‘Umar radhiyallāhu ‘anhu melihat pakaian siyarā’ (17) (dari sutra) yang dijual, lantas berkata: “Wahai Rasūlullāh! Belilah pakaian ini lantas kenakan di hari Jum‘at dan ketika ada utusan yang datang kepadamu.” Beliau bersabda: “Yang memakai pakaian ini hanyalah orang yang tidak mendapatkan bagian (di akhirat).” Setelah itu, Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam diberi beberapa lembar pakaian tersebut dan beliau mengirimkan satu lembar pakaian kepada ‘Umar, maka ‘Umar pun berkata: “Bagaimana aku akan memakainya padahal engkau telah mengatakan tentangnya seperti yang telah engkau katakan?’ Nabi menjawab: “Aku memberikannya kepadamu bukan untuk kamu pakai, akan tetapi untuk kamu jual atau kamu pakaikan kepada orang lain.” Kemudian “Umar mengirimkannya kepada seorang saudaranya yang juga merupakan penduduk Makkah sebelum dia masuk Islam”.”

Shaḥīḥ, di dalam kitab Shaḥīḥu Abī Dāūd (987), al-Bukhārī, 11-Kitāb-ul-Jum‘ah (Kitab Jum‘at), 7- Bābu Yalbasu Aḥsana mā Yajidu (Bab memakai yang paling bagus dari pakaian yang ada), Muslim, 37- Kitāb-ul-Libāsi waz-Zīnah (Kitab pakaian dan hiasan), hadits nomor 6, 7, 8, 9.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *