حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ، قَالَ: حَدَّثَنِيْ أَبِيْ، عَنْ يَزِيْدَ النَّحْوِيِّ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فِيْ قَوْلِهِ تَعَالَى: “إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ إِلَى قَوْلِهِ كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا، فَنَسَخَتْهَا الْآيَةُ الَّتِيْ فِيْ بَرَاءَةَ: مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَنْ يَسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَ لَوْ كَانُوْا أُولِيْ قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيْمِ.
- Isḥāq menyampaikan kepada kami dengan mengatakan: ‘Alī bin Ḥusain memberitahukan kepada kami, dia mengatakan: Ayahku menyampaikan kepadaku: Dari Yazīd an-Naḥwī: Dari ‘Ikrimah: Dari Ibnu ‘Abbās, Tentang firman Allah s.w.t.: “(Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan: “ah” dan janganlah kamu membentak keduanya.” (QS. al Isrā’ [17]: 24) sampai firman-Nya: “(Sebagaimana mereka telah mendidik aku pada waktu kecil)” (QS. al Isrā’ [17]: 24). Kemudian ketentuan dalam ayat ini (terkait doa untuk kedua orang tua) dihapus dengan ketentuan pada ayat yang terdapat dalam surah al -Barā’ah / at-Taubah :
“Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat, sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jaḥīm.” (QS. at-Taubah [9]: 113).
Ḥasan Isnād
Komentar
Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?