32 Menyadap Informasi dari Non Muslim – Cara Bergaul Rasul dengan Non Muslim

40 HADITS SHAHIH
Cara Bergaul Rasul dengan Non-Muslim

Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-32

Menyadap Informasi dari Non Muslim

 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ (ر) قَالَ: كَانَ أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُوْنَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ وَ يُفَسِّرُوْنَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لأَهْلِ الإِسْلاَمِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهُ (ص): لاَ تُصَدِّقُوْا أَهْلَ الْكِتَابِ وَ لاَ تُكَذِّبُوْهُمْ وَ قُوْلُوْا: آمَنَّا بِاللهِ وَ مَا أَنْزِلَ إِلَيْنَا.

Artinya:

Dari Abu Hurairah, ahli kitab membaca kitab Taurat dalam bahasa ‘Ibrani dan menafsirkannya dalam bahasa ‘Arab untuk pemeluk Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jangan membenarkan ahli kitab, jangan pula mendustakan. Tetapi katakan: kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami.” (H.R. al-Bukhari).

 

Keterangan:

Ahli kitab adalah orang-orang yang mewarisi kitab dari para nabi sebelum Muhammad. Kitab-kitab yang berada dalam genggaman mereka adalah kitab Taurat dan Injil. Terlepas dari berbagai perubahan pada kedua kitab tersebut, tetapi keduanya tetap menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ketika Rasulullah s.a.w. menggemakan risalah Islam, sedangkan ahli kitab menerima dakwah tersebut, sebagian lagi menolak mentah-mentah. Disebabkan risalah Yahudi, Islam dan Nashrani itu memiliki kedekatan, seringkali banyak ahli kitab yang berusaha menafsirkan al-Qur’an dengan mengacu pada kitab Taurat dan Injil. Mereka membicarakan Islam dengan kacamata kedua kitab itu. Akibatnya, seringkali terjadi tumpang tindih ajaran.

Walaupun harus diakui bahwa Taurat dan Injil berasal dari Allah, akan tetapi kedudukan Islam dengan al-Qur’an dan kitab sucinya merupakan penyempurna risalah yang lama. Karena itu, demi menghormati risalah sebelumnya Rasulullah s.a.w. masih membenarkan sebagian kandungan kedua kitab itu. Akan tetapi di sisi lain, beliau sangat berhati-hati menerima informasi dari keduanya, pasalnya banyak sekali kandungan keduanya yang mengalami perubahan signifikan.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *