Hadits ke-31
Ihwal Menjiplak Mode Non Muslim
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ (ر) أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ (ص) كَانَ يَسْدِلُ شَعَرَهُ وَ كَانَ الْمُشْرِكُوْنَ يَفْرُقُوْنَ رُؤُوْسَهُمْ فَكَانَ أَهْلُ الْكِتَابِ يَسْدِلُوْنَ رُؤُوْسَهُمْ وَ كَانَ رَسُوْلُ اللهُ (ص) يُحِبُّ مُوَافَقَةَ أَهْلِ الْكِتَابِ فِيْمَا لَمْ يُؤْمَرْ فِيْهِ بِشَيْءٍ ثُمَّ فَرَقَ رَسُوْلُ اللهِ (ص) رَأْسَهُ.
Artinya:
Dari Ibnu ‘Abbas: Rasulullah s.a.w. menguraikan rambutnya dan kaum musyrik memilah rambutnya. Sedangkan ahli kitab juga mengurai rambutnya. Beliau suka mengikuti mode ahli kitab menyangkut sesuatu yang tidak ada ketentuan hukumnya. Kemudian Rasul s.a.w. memilah rambutnya. (H.R. al-Bukhari).
Keterangan:
Pada masa Rasulullah s.a.w. menyebarkan risalahnya ada tiga kelompok besar. Kelompok pertama, adalah kaum muslimin sendiri. Kelompok kedua, kaum ahli kitab yang mencakup Yahudi dan Nashrani. Kelompok ketiga adalah kaum penyembah berhala (musyrik). Dibandingkan dengan kaum musyrikin, Rasulullah s.a.w. lebih dekat dengan ahli kitab. Karena ahli kitab adalah kaum yang menganut risalah yang dibawa oleh para nabi sebelumnya, yakni Musa dan Isa. Jadi, mereka berasal dari satu sumber mata air, yakni Allah.
Berkaca pada kondisi seperti itu, beliau merasa lebih cocok dengan kaum ahli kitab dibandingkan kaum musyrikin yang cenderung memusuhi kaum muslimin. Kaum ahli kitab ini mendapatkan perlakuan yang lebih lembut dari beliau, berbeda dengan orang-orang musyrik yang terkadang harus berseberangan dengan kaum musyrikin ini tidak hanya berlaku pada wilayah teologi, ekonomi dan politik, akan tetapi juga merambah pada “konflik mode”. Kaum muslimin berusaha membedakan diri dengan kaum musyrikin, bahkan untuk model rambut sekalipun.