20 Dialog Antar Iman – Cara Bergaul Rasul dengan Non Muslim

40 HADITS SHAHIH
Cara Bergaul Rasul dengan Non-Muslim

Oleh: Alaik S.

Tim Penyusun:
Ust. Imam Ghozali, Ustzh. Khoiro Ummatin,
Ust. M. Faishol, Ustzh. Khotimatul Husna,
Ust. Ahmad Shidqi, Ust. Didik L. Hariri,
Ust. Irfan Afandi, Ust. Ahmad Lutfi,
Ust. Syarwani, Ust. Alaik S., Ust. Bintus Sami‘,
Ust. Ahmad Shams Madyan, Lc.
Ust. Syaikhul Hadi, Ust. Ainurrahim.

Penerbit: Pustaka Pesantren

Hadits ke-20

Dialog Antar Iman

 

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ: جَاءَ يَهُوْدِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ (ص) فَقَالَ: يَا أَبَا الْقَاسِمِ، تَزْعُمُ أَنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَأْكُلُوْنَ فِيْهَا وَ يَشْرَبُوْنَ؟ قَالَ: نَعَمْ، وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيُعْطَى مِثْلَ قُوَّةِ مِائَةٍ فِي الأَكْلِ، وَ الشُّرْبِ، وَ الشَّهْوَةِ وَ الْجِمَاعِ، فَقَالَ الْيَهُوْدِيُّ: إِنَّ الَّذِيْ يَأْكُلُ وَ يَشْرَبُ وَ يَكُوْنُ لَهُ الْحَاجَةُ، وَ الْجَنَّةُ مَطَهِّرَةٌ؟ قَالَ: حَاجَةُ أَحَدِهِمْ عِرْقٌ يَفِيْضُ مِنْ جِلْدِهِ كَرِيْحِ الْمِسْكِ، فَإِذَا بَطْنُهُ قَدْ ضَمَرَ.

Artinya:

Dari Zaid bin Arqam diriwayatkan bahwa seorang Yahudi datang kepada Rasulullah s.a.w. dan bertanya: “Wahai Abu Qasim, engkau menduga bahwa penghuni surga itu makan dan minum di surga. Beliau menjawab: “Benar, demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seorang laki-laki di dalamnya diberikan kekuatan seratus kali lipat untuk makan, minum, dan berhubungan seksual.” Yahudi mempertanyakan: “Mestinya kan orang yang makan dan minum itu butuh buang hajat, padahal surga itu suci.” Beliau menjawab: “Hajat mereka terbuang melalui keringat yang menetes dari tubuh mereka yang baunya harum laksana minyak kesturi, sehingga perut mereka pun menjadi kosong.” (H.R. ath-Thabrani).

 

Keterangan:

Dalam posisinya sebagai penyebar agama Islam, Rasulullah s.a.w. selalu menjadi tempat rujukan dan tempat bertanya bagi siapa saja. Muslim ataupun non muslim. Beliau menerima pertanyaan itu dengan tangan terbuka. Seluruh pertanyaan itu beliau jawab dengan berpedoman pada wahyu yang diturunkan Allah. Sehingga dari situ mengalir dialog antara beliau dengan siapa pun, termasuk dalam kasus ini, dengan non muslim.

Dialog itu tidak hanya menyangkut masalah sosial kemanusiaan, tetapi juga persoalan teologis dan eskatologis (permasalahan akhirat). Kasus di atas menjadi gambaran dialog Rasulullah s.a.w. dengan orang Yahudi ihwal penghuni surga. Di situ beliau memaparkan keadaan penghuni surga sampai sejelas-jelasnya. Terkadang dari dialog tersebut, sejumlah orang non muslim kemudian menyatakan keislamannya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *