Hadits 9
Makan Dengan Tangan Kiri
عَنْ إِيَاسَ بْنِ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ (ص) بِشِمَالِهِ فَقَالَ: كُلْ بِيَمِيْنِكَ قَالَ: لاَ اَسْتَطِيْعُ قَالَ: لاَ اسْتَطَعْتَ؟ مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ قَالَ: فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيْهِ.
Diriwayatkan dari Iyas bin Salamah bin al-Akwa‘, dia diberi tahu ayahnya: ada seorang laki-laki makan dengan tangan kirinya di sisi Rasulullah, lalu beliau menegur: “Makanlah dengan tangan kananmu!” Orang itu menjawab: Saya tidak bisa! Rasul bertanya: “Kau tidak bisa?” Kata Salamah: Orang tadi tidak mau makan dengan tangan kanannya karena sombong dan gengsi (terhadap perintah Rasul). Dan akhirnya, dia benar-benar tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya. (H.R. Muslim).
Keterangan:
Dalam hadits di atas ditekankan kembali tentang etika makan, yakni menggunakan tangan kanan. Selain itu, hadits ini juga mensyiratkan teladan Rasulullah agar mengingatkan seseorang yang berbuat kekeliruan, bahkan di saat makan.
Secara tersirat, hadits di atas juga menunjukkan bahwa makan dan minum dengan tangan kiri merupakan alternatif paling akhir. Penggunaan tangan kiri diperkenankan oleh Islam kalau tangan kanannya benar-benar tidak fungsi. Selama tangan kanan benar-benar berfungsi, seseorang tak diperbolehkan makan atau minum dengan tangan kirinya.