Hati Senang

Fihi Ma Fihi | Pasal 4 : Kami Muliakan Anak Keturunan Adam (1/3)

Fihi Ma Fihi Jalaluddin Rumi Penerjemah: 'Isa 'Ali Al-'Akub Penerbit : FORUM, Yogyakarta

KAMI MULIAKAN ANAK KETURUNAN ADAM

SALAH satu dari mereka berkata: “Ada sesuatu yang aku lupakan. “Maulana Rumi menjawab: “Ada satu hal di alam semesta ini yang tak patut untuk dilupakan. Kalau kamu melupakan segala hal tapi tetap mengingat satu hal itu, maka kamu tak perlu khawatir. Sebaliknya, kalau kamu bisa meraih dan mengingat segalanya tapi kamu lupa akan satu hal itu, maka seolah-olah kamu tak pernah berbuat apa-apa. Hal ini diibaratkan seperti seorang raja yang mengirimmu ke sebuah desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Kalau kamu pergi ke desa itu tapi kamu malah melakukan hal yang lain dan tak kunjung mengerjakan apa yang diperintahkan, maka seolah-olah kamu sama sekali tak pernah melakukan apa-apa.”

Demikianlah, manusia datang ke alam semesta ini untuk melaksanakan tugas tertentu, dan itulah tujuan mereka. Kalau dia tidak mengerjakan tugas yang menjadi alasan kenapa ia datang, maka seolah-olah ia tak pernah mengerjakan apa-apa.

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُوماً جَهُولاً

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. al-Ahzab: 72)

Amanah itu Kami tawarkan kepada langit, tapi ia merasa tak sanggup untuk memikulnya. Coba perhatikan berapa banyak akibat yang akan timbul dari amanah itu sehingga bisa membuat manusia kebingungan. Amanah itu bisa mengubah bebatuan menjadi akik dan nilam, menyulap pegunungan menjadi tambang-tambang emas dan perak, dan menyegarkan tanaman di bumi serta menghidupkannya kembali sebagai sebuah pemandangan yang sangat indah layaknya surga ‘Adn. Juga tanah yang menerima bibit-bibit kemudian menghasilkan buah-buahan. Bumi yang menerima dan menampakkan ratusan ribu keajaiban yang sulit dijelaskan. Kemudian giliran pegunungan yang membuahkan logam-logam dan gunung. Akan tetapi semua itu tidak dilakukan sendiri oleh mereka, melainkan melalui perantaraan manusia:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ

Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,” (QS. al-Isra: 70)

Allah tidak berfirman: “Sungguh telah Kami muliakan langit dan bumi.” Begitulah, semua hal yang tidak bisa dilakukan seorang diri oleh langit, bumi, dan gunung, bisa ditangani oleh manusia. Kalau manusia sudah melakukan hal tersebut, maka hilanglah predikat zalim dan bodoh dari dirinya. Kamu bisa saja berkata: “Jika aku tidak melakukan hal itu, masih banyak hal lain yang bisa aku lakukan,” padahal manusia tidak diciptakan untuk melakukan hal-hal selain itu. Misalnya kamu membawa sebilah pedang baja dari India yang tak ternilai harganya seperti yang ada di lemari para raja, lalu kamu memakainya untuk mencincang daging busuk sembari berkata: “Aku tidak akan membiarkan pedang ini tak berfungsi, aku akan menggunakan untuk berbagai hal.” Atau misalnya kamu memiliki sebuah periuk yang terbuat dari emas, kemudian kamu malah menggoreng lobak di atasnya. Padahal di saat yang sama, dengan sebiji atom emas itu kamu bisa membeli seratus periuk. Contoh lain misalnya kamu menjadikan belati permata sebagai paku untuk menggantung tumpukan kertas lusuh sembari berkata: “Aku akan menjadikan belati permata ini sebagai paku untuk menggantung

(bersambung)

Laman Terkait

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.