Fihi Ma Fihi | Pasal 1 : Semuanya Karena Allah (2/4)

Fihi Ma Fihi
Jalaluddin Rumi
Penerjemah: 'Isa 'Ali Al-'Akub
Penerbit : FORUM, Yogyakarta

(lanjutan)

Ayat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad Saw. telah berhasil mengalahkan orang-orang kafir, membunuh sebagian dari mereka, dan merampas sebagian harta mereka. Beliau juga menawan banyak orang kafir dan membelenggu tangan dan kaki mereka. Salah seorang tawanan itu adalah paman Nabi Muhammad Saw. sendiri, yaitu ‘Abbas. Para tawanan itu menangis meraung-raung sepanjang malam dalam belenggu dan tidak mampu berbuat apa-apa. Mereka telah kehilang harapan- harapan mereka, menunggu pedang menebas leher dengan sekali hunus. Ketika melihat keadaan mereka, Nabi Muhammad Saw. hanya tertawa.

Para tawanan itu berkata: “Lihat! la menunjukkan sifat kemanusiaannya, dan pernyataan bahwa dia manusia luar biasa tidaklah benar. Lihatlah! la di sana menatap dan memperhatikan kita dalam rantai dan belenggu ini, dan ia menikmatinya. la tak ubahnya budak-budak hawa nafsu yang ketika telih berhasil menaklukkan musuh-musuhnya dan melihat mereka dalam keadaan tak berdaya, ia tertawa riang dan berbahagia.”

Melihat sesuatu yang tampak dengan jelas di dalam hatinya, Muhammad Saw. menjawab: “Bukan begitu, aku tidak akan pernah tertawa melihat musuh-musuhku yang telah takluk di hadapanku, atau melihat mereka tak berdaya dan hina. Aku senang, bahkan tertawa, karena aku melihat dengan mata hatiku, aku mengajak dan menarik-narik sejumlah orang dengan sepenuh tenaga, dengan belenggu, dengan rantai, keluar dari kepulan asap neraka Jahannam yang hitam dan kelam menuju surga, menuju keridaan Allah, dan musim semi yang abadi. Akan tetapi justru mereka terus mengeluh dan menangis meraung-raung, sembari berkata: “Mengapa kau menyeret kami dari tempat kebinasaan ini menuju taman-taman bunga dan tempat yang paling aman?

Itulah mengapa aku tertawa. Meski demikian, karena kalian tidak dianugerahi kemampuan untuk melihat apa yang aku lihat dan tidak memahami apa yang baru saja aku katakan, Allah memerintahkanku untuk menyampaikan ini kepadamu: “Pada mulanya, kalian susun kekuatan, membentuk para tentara, membuat formasi kemiliteran, kalian begitu percaya diri dengan kejantanan, keberanian, dan kekuatan yang kalian miliki, lalu berkata pada diri sendiri: ‘Inilah yang akan kami lakukan, kami akan hancurkan orang-orang Islam dan menaklukkan mereka. Tapi kalian tidak melihat keberadaan Yang Maha kuasa, yang jauh lebih berkuasa dari kalian. Kalian tak tahu keberadaan Yang Maha Kuat, yang kekuatan-Nya jauh di atas kekuatan kalian.”

Itulah yang membuat semua yang kalian rencanakan sepenuhnya gagal total. Bahkan saat ini, ketika kalian dirundung ketakukan, kalian tidak dapat mengubah keyakinan, tidak dapat melihat pada alasan. Kalian berputus asa dan tetap tidak dapat melihat keberadaan Yang Maha Kuasa. Justru saat ini kalian melihat pada kekuatanku, kemampuanku, dan yang kalian tahu, kalian takluk karena kehendakku, sebab hanya sebatas itulah yang paling mudah yang dapat kalian pikirkan. Bahkan ketika rasa takut kalian sudah sampai di ubun-ubun, jangan pernah kehilangan harap terhadapku, karena aku dapat membebaskan kalian dari rasa takut itu, membuat kalian berada dalam rasa aman. Dia yang mampu mengeluarkan banteng hitam dari banteng putih, pasti juga mampu mengeluarkan banteng putih dari banteng hitam.

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah (berkuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam.” (QS. Al-Hajj: 61)

يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ …

Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup.” (QS. Ar-Rum: 19)

Sekarang, saat kamu berada dalam ketakutan yang luar biasa, jangan pernah kehilangan pengharapan terhadap-Ku, sebab Aku masih akan mengulurkan Tangan-Ku untuk kalian:

إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)

(bersambung)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *