Bacaan Orang yang Mendengarkan Adzan – Bidayat-ul-Mujtahid

Bidāyat-ul-Mujtahid
Oleh: Ibnu Rusyd

Penerjemah: Beni Sarbeni, ‘Abdul Hadi, Zuhdi.
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Buku 1

Rangkaian Pos: 006 Kitab Shalat - Bidayat-ul-Mujtahid

Bacaan Orang yang Mendengarkan adzān.

 

Para ‘ulamā’ berbeda pendapat tentang bacaan orang yang mendengar adzan:

  1. Sebagian ‘ulamā’ menyatakan bahwa dia mengucapkan bacaan yang dikumandangkan oleh mu’adzdzin perkalimat sampai akhir.
  2. Sebagian yang lainnya berpendapat bahwa ia mengucapkan kalimat yang dikumandangkan oleh mu’adzdzin kecauli pada kalimat ḥayya ‘alal-falāḥ, dia menjawab: lā ḥaula wa lā quwwuata illā billāh.

 

Sebab perbedaan pendapat: Adanya beberapa atsar yang saling bertentangan. Seperti riwayat Abū Sa‘īd al-Khudrī, bahwa Nabi s.a.w. bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ.

Jika kalian mendengar mu’adzdzin, maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan.” (2171).

Sementara dalam hadits ‘Umar bin al-Khaththāb, (2182) juga hadits Mu’āwiyah, (2193) “Bahwa orang yang mendengar adzan jika (mu’adzdzin mengumandangkan) kalimat ḥayya ‘alal-falāḥ, maka dia mengucapkan: lā ḥaula wa lā quwwuata illā billāh.

‘Ulamā’ yang menempuh jalan tarjīḥ berpendapat dengan keumuman hadits Abū Sa‘īd al-Khudrī, sementara ‘ulamā’ yang memahami keumuman kepada kekhususan berusaha menggabungkan kedua hadits, ini adalah madzhab Mālik bin Anas.

Catatan:

  1. 217). Muttafaq ‘alaihi. HR. al-Bukhārī (611), Muslim (383), Abū Dāūd (522), at-Tirmidzī (208), an-Nasā’ī (2/23), Ibnu Mājah (720), Aḥmad (3/6, 53, 78, 90), ‘Abd-ur-Razzāq (1842), al-Baihaqī (1/408).
  2. 218). Shaḥīḥ. HR. Muslim (385), Abū Dāūd (527) dan al-Baihaqī (1/408, 409).
  3. 219). Shaḥīḥ. HR. an-Nasā’ī (2/25), Aḥmad (4/91, 92, 98), dan ad-Dārimī (1/273).