Bacaan Orang yang Mendengarkan adzān.
Para ‘ulamā’ berbeda pendapat tentang bacaan orang yang mendengar adzan:
- Sebagian ‘ulamā’ menyatakan bahwa dia mengucapkan bacaan yang dikumandangkan oleh mu’adzdzin perkalimat sampai akhir.
- Sebagian yang lainnya berpendapat bahwa ia mengucapkan kalimat yang dikumandangkan oleh mu’adzdzin kecauli pada kalimat ḥayya ‘alal-falāḥ, dia menjawab: lā ḥaula wa lā quwwuata illā billāh.
Sebab perbedaan pendapat: Adanya beberapa atsar yang saling bertentangan. Seperti riwayat Abū Sa‘īd al-Khudrī, bahwa Nabi s.a.w. bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ.
“Jika kalian mendengar mu’adzdzin, maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan.” (2171).
Sementara dalam hadits ‘Umar bin al-Khaththāb, (2182) juga hadits Mu’āwiyah, (2193) “Bahwa orang yang mendengar adzan jika (mu’adzdzin mengumandangkan) kalimat ḥayya ‘alal-falāḥ, maka dia mengucapkan: lā ḥaula wa lā quwwuata illā billāh.
‘Ulamā’ yang menempuh jalan tarjīḥ berpendapat dengan keumuman hadits Abū Sa‘īd al-Khudrī, sementara ‘ulamā’ yang memahami keumuman kepada kekhususan berusaha menggabungkan kedua hadits, ini adalah madzhab Mālik bin Anas.
Catatan:
- 217). Muttafaq ‘alaihi. HR. al-Bukhārī (611), Muslim (383), Abū Dāūd (522), at-Tirmidzī (208), an-Nasā’ī (2/23), Ibnu Mājah (720), Aḥmad (3/6, 53, 78, 90), ‘Abd-ur-Razzāq (1842), al-Baihaqī (1/408).
- 218). Shaḥīḥ. HR. Muslim (385), Abū Dāūd (527) dan al-Baihaqī (1/408, 409).
- 219). Shaḥīḥ. HR. an-Nasā’ī (2/25), Aḥmad (4/91, 92, 98), dan ad-Dārimī (1/273).