4-4-7 Tahapan Godaan – Berbagai Kesengsaraan & Musibah | Minhaj-ul-Abidin

Dari Buku:

Minhajul ‘Abidin
Oleh: Imam al-Ghazali

Penerjemah: Moh. Syamsi Hasan
Penerbit: Penerbit Amalia Surabaya

Rangkaian Pos: 004 Tahapan Godaan - Minhaj-ul-Abidin

(Pasal): Ringkasnya, apabila anda telah yakin bahwa Allah adalah Dzat yang menjamin rezeki anda yang mesti anda butuhkan demi tegaknya diri anda dan terlaksananya ibadah. Anda juga yakin bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa terhadap apa yang Dia kehendaki. Dan anda pun menjadi yakin bahwa Allah Maha Melihat dan memperhatikan akan kebutuhan anda dari suatu kondisi ke kondisi yang lain, dari waktu ke waktu. Sehingga anda menjadi pasrah terhadap jaminan-Nya yang hak dan janji-Nya yang benar.

Dengan begitu, hati anda menjadi tenang, dan berpaling dari rintangan-rintangan ibadah, juga berpaling dari sebab-sebab datangnya rezeki. Hati anda menjadi tenang, tidak terpancang dengan sebab-sebab itu. Karena, rintangan-rintangan itu, tidak bisa membuat anda menjadi kaya dan tercukupi, tanpa kehendak Allah. Sungguh, Dia-lah Allah yang memudahkan dapat makan dan minum yang menjadi rintangan untuk konsentrasi beribadah kepada-Nya. Allah-lah Dzat yang membuat diri anda menjadi segar dan enak berhadapan dengan rintangan itu. dan Allah pula Dzat yang mendatangkan bahan penguat dan memberi manfaat kepada anda. Dia-lah Allah yang menolak dari anda akan beratnya makanan dan minuman. Dan Allah akan menjadikan anda kaya dan cukup tanpa sebab-sebab tersebut, jika Dia menghendaki.

Segala perkara, semuanya terpulang pada kekuasaan Allah Yang Maha Esa dan tidak sekutu bagi-Nya. Oleh sebab itu, percayalah sepenuhnya kepada Allah, jangan kepada yang lain. Janganlah anda mengatur urusan anda sendiri, melainkan pasrahkan sepenuhnya kepada Allah yang mengatur langit dan bumi. Dengan begitu, hati anda menjadi tenang dari memimpikan sesuatu yang tidak terjangkau oleh ilmu anda, pikiran anda tidak bersita habis memikirkan urusan esok dan tidak pula pada perkara yang bakal terjadi atau tidak pada hari esok, kalau terjadi bagaimana terjadinya, dan kalau tertahan bagaimana bisa tertahan. Pikiran-pikiran tidak terkungkung oleh kata-kata seandainya begini….., kalau saja begitu…… Karena semua itu, hanyalah menyibukkan hati pada hal-hal yang tidak berarti dan menyia-nyiakan waktu saja. Bisa jadi apa yang tidak terlintas di hati anda justru yang terjadi, sehingga apa yang anda pikirkan dan yang membuat hati anda sibuk olehnya, hanyalah buang-buang waktu yang sangat berharga tanpa arti dan tidak pula ada gunanya. Bahakan anda akan menuai penyesalan yang mendalam, karena telah menyia-nyiakan umur anda pada kesia-siaan tanpa makna. Dalam hal ini, seorang zahid berkata dalam syairnya:

سَبَقَتْ مَقَادِيْرُ الإِلهِ وَ حُكْمُهُ

فَأَرِحْ فُؤَادَكَ مِنْ لَعَلَّ وَ مِنْ لَوْ

Telah tetap lebih dahulu ketentuan dan keputusan Allah.

Karena itu, istirahatlah hatimu dari kata-kata, seandainya begini…., kalau saja begini….”

سَيَكُوْنُ مَا هُوَ كَائِنٌ فِيْ وَقْتِهِ

وَ أَخُو الْجَاهَلَةِ مُتْعَبٌ مَحْزُوْنٌ

فَلَعَلَّ مَا تَخْشَاهُ لَيْسَ بكَائِنٍ

وَ لَعَلَّ مَا تَرْجُوْهُ لَيْسَ يَكُوْنُ

Ada pula penyair lain yang berkata:

Apa yang telah ditakdirkan Allah pasti akan terjadi tepat pada waktunya.

Orang-orang bodoh hanya akan kepayahan dan bersedih.

Boleh jadi, apa-apa yang kamu khawatirkan bukanlah suatu yang nyata

Dan apa-apa yang kamu harapkan mungkin saja tidak akan terjadi.

Ringkasnya, hendaklah anda katakan kepada diri sendiri: “Wahai diri, tidak akan ada yang mengenai kita, kecuali apa yang telah ditakdirkan oleh Allah buat kita. Dia-lah, Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, sebaik-baik Penolong yang mencukupi. Dia Tuhan yang memiliki kekuasaan yang tidak terbatas, Tuhan Yang Maha Bijak yang tidak terbatas kebijakannya. Dia Maha Pengasih, tidak terbatas belas-kasihNya. Hanya kepada-Nya anda pantas memohon perlindungan dan menyerahkan segala urusan.”

Demikian pula, anda harus memantapkan hati, bahwa apa yang ditakdirkan Allah adalah sesuatu yang lebih maslahat bagi anda, meskipun yang demikian itu tidak dapat dijangkau oleh ilmu kita, mengenai bagaimana cara dan apa pula rahasianya.

Katakanlah pada diri anda: “Apa yang ditakdirkan Allah pasti terwujud. Maka tidak ada gunanya bila anda membenci atau pilih-pilih terhadap apa yang dibuat oleh Allah. Tidak ada jalan untuk membenci! Bukankah anda telah mengatakan: “Aku ridhā’ Allah sebagai Tuhanku.” Sehingga dengan begitu, anda harus ridhā’ menerima qadhā’ dan takdir-Nya, karena qadhā’ dan takdir adalah urusan yang menjadi hak Tuhan, sementara keharusan bagi anda adalah menerimanya.”

Demikian pula ketika anda tertimpa musibah, dan dililit perkara yang tidak menyenangkan, anda harus menahan nafsu dan menjaga hati, agar jangan sampai mengeluh dan menampakkan kesusahan, terutama pada saat pertama kali terjadinya musibah. Sebab, saat itu, nafsumu sangat bergegas kepada kebiasaan, yaitu mengeluh ketika musibah datang. Hendaklah anda katakan: “Wahai nafsu, musibah ini sudah terjadi, tidak ada daya untuk menolaknya. Dan Allah benar-benar telah menolak musibah yang lebih besar ketimbang musibah ini. sebab macamnya cobaan dalam gudang kekuasaan Allah itu banyak sekali. Dan ketahuilah, bahwa cobaan ini akan selesai, tidak terus-menerus, laksana awan yang berarak di langit, sedikit demi sedikit akan menghilang. Karena itu, bersabarlah sejenak, kelak kebahagiaan yang lebih lama akan anda dapatkan, dan pahala melimpah akan anda peroleh.”

Tidak ada sesuatu pun yang dapat menolak datangnya musibah. Berkeluh kesah itu tidak ada gunanya. Dan jika musibah itu anda hadapi dengan lapang dada dan sabar, seakan-akan musibah itu tidak pernah ada. Makan sibukkanlah lisan anda dengan mengucapkan: “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn (Kita kepunyaan Allah, dan kepada-Nyalah kita akan dikembalikan)”, dan disibukkan pula hati anda dengan selalu mengingat apa yang akan didapat di sisi Allah, yaitu pahala. Dan ingatlah, betapa besar kesabaran para nabi ulul-azmi, dan para wali (kekasih) Allah yang mulia menurut Allah, serta keteguhan hati mereka dalam menghadapi musibah-musibah yang sangat berat.

Jika suatu waktu urusan dunia anda tertahan, maka ucapkanlah: “Wahai nafsu, Allah itu lebih mengetahui keadaan anda dan lebih belas kasih dan lebih pemurah kepada anda. Dan Allah-lah Dzat yang memberi makan kepada anjing yang hina, juga orang kafir, padahal mereka memusuhi Allah. Aku ini hamba Allah yang mengenal Allah, lagi pula mengesakan-Nya. Apakah diriku tidak laku dijual, dengan sepotong roti di hadapan Allah? Mustahil Allah tidak menghargai. Maka, ketahuilah benar-benar bahwa Allah menahan dunia anda itu, tidak lain hanyalah demi kemanfaatan yang besar. Dan Allah pasti akan memberikan kemudahan, sesudah kesulitan. Bersabarlah sejenak, nanti anda akan tahu keajaiban dari kelembutan dan kehalusan perbuatan Allah.”

Perhatikanlah syair berikut:

تَوَقَّعْ صُنْعَ رَبِّكَ سَوْفَ يَأْتِيْ

بِمَا تَهْوَاهُ مِنْ فَرَجٍ قَرِيْبٍ

وَ لَا تَيْأَسْ إِذَا مَا نَابَ خَطْبٌ

فَكَمْ فِي الْغَيْبِ مِنْ عَجَبٍ عَجِيْبٍ

Berharaplah akan terjadinya perbuatan Allah

Maka kelapangan yang kamu inginkan akan datang kepadamu dalam waktu dekat

Jangan kamu berputus asa jika menghadapi perkara yang menyusahkan,

Karena di alam ghaib banyak keajaiban yang sangat mengagumkan.

Penyair lain mengatakan:

أَلَا يَا أَيُّهَا الْمَرْءُ الّـ

ـذِي الْهَمُّ بِهِ بَرَّحْ

إِذَا اشْتَدَّتْ بِكَ الْعُسْرَى

فَفَكِّرْ فِيْ أَلَمْ نَشْرَحْ

فَعُسْرٌ بَيْنَ يُسْرَيْنِ

إِذَا كَرَّرْتَهُ تَفْرَعْ

Hai orang yang

Banyak diliputi kegelisahan

Jika kesusahan dan kesulitanmu telah memuncak

Maka renungkanlah surat Alam Nasyraḥ.

Kesulitan itu berada di antara dua kemudahan

Jika kamu mau mengulang-ulanginya, kamu pasti gembira.

Apabila anda berkenan menjalankan peringatan-peringatan ini dan terus-menerus melatih diri, maka dalam waktu tidak lama, kegelisahan yang menimpa anda itu, berangsur-angsur berkurang dan lenyap dengan sendirinya, jika memang anda mempunyai kemauan keras dan bersungguh-sungguh.

Dengan demikian, berarti anda telah berhasil menepis tanjakan rintangan yang empat dan anda pun berhasil dapat lolos dari rintangan itu. Sehingga anda menjadi manusia yang bertawakkal dan berserah diri, menyerahkan segala urusan kepada Allah, ridhā’ terhadap qadhā’-Nya dan sabar dalam menghadapi cobaan-Nya. Lebih dari itu, anda telah menghasilkan kenyamanan hati dan badan di dunia, pahala yang banyak dan simpanan di akhirat, derajat mulia serta menjadi hamba yang dikasihi Allah Tuhan alam semesta.

Anda pun mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, dan ibadah anda menjadi lurus, sebab tidak ada lagi yang menghalangi dan menyibukkan. Dengan demikian, anda telah berhasil melampaui tahapan yang teramat berat ini.

Kepada Allah, kita memohon agar kiranya Ia berkenan mengulurkan sebaik-baik pertolongan dan petunjuk-Nya kepada kita. Sebab, semua perkara berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Sungguh Dia Maha Penyayang daripada para penyayang. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *