28. مَا اسْتُوْدِعَ فِيْ غَيْبِ السَّرَائِرِ ظَهَرَ فِيْ شَهَادَةِ الظَّوَاهِرِ
“Apa yang dititipkan dalam jiwa pasti tampak pada anggota badan.”
Apa yang dititipkan pada keghaiban rahasia berupa ma‘rifat kepada Allah akan menampak pada penyaksian lahiriah dengan amal dan perbuatan yang dilakukan di sana. Maka, barang siapa yang keghaiban rahasianya lebih sempurna, niscaya kebijakan lahiriahnya lebih sempurna. Sebab, lahiriah segala urusan menunjukkan hakikat di dalam dada. Wajah menunjukkan hati. Jika hati mabuk, tandanya terlihat pada wajah yang memerah. Ucapan menyifati apa yang mengucapkan. Apa yang ada di dalam dirimu, menampak pada luar dirimu. Adab lahir adalah tanda bagi adab batin. Jika hati khusyu‘, khusyu‘ pula anggota tubuh (tanda-tanda mereka terlihat pada wajah mereka), dan juga tampak dari ucapannya. Ada dua hal yang tidak akan berhimpun pada seorang munafiq: wajah yang ramah cerah dan pemahaman agama yang baik.
Seorang penyair bersenandung:
Tanda-tanda cinta tidak akan tersembunyi bagi sang pecinta
Bagaikan sang pembawa misik yang wanginya pasti tercium.
Kemudian, di antara yang terkandung pada keghaiban rahasia yang paling dalam adalah kepuasan makhluk dengan al-Ḥaqq pada suatu golongan dan kepuasan al-Ḥaqq dengan makhluk pada golongan yang lain. Masing-masing memiliki martabatnya sendiri. Karena itu Ibnu ‘Athā’illāh r.a. berkata: (lihat Ḥikam # 29)