1-1-2 Kisah Nabi Adam a.s. – Kisah-kisah Para Nabi – Imam Ibnu Katsir

قَصَصُ الْأَنْبِيَاءِ
Judul Asli:
QASHASH-UL-ANBIYĀ’

Penulis:
Imam Ibnu Katsir.

Judul Terjemahan:
KISAH-KISAH PARA NABI

Penerjemah: Muhammad Zaini, Lc.
Penerbit: Insan Kamil Solo.

Rangkaian Pos: 1 Kisah Nabi Adam a.s. - Kisah-kisah Para Nabi - Imam Ibnu Katsir

وَ لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُوْنٍ. وَ الْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُوْمِ. وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلآئِكَةِ إِنِّيْ خَالِقٌ بَشَرًا مِّنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُوْنٍ. فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَ نَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهُ سَاجِدِيْنَ. فَسَجَدَ الْمَلآئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُوْنَ. إِلَّا إِبْلِيْسَ أَبى أَنْ يَكُوْنَ مَعَ السَّاجِدِيْنَ. قَالَ يَا إِبْلِيْسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُوْنَ مَعَ السَّاجِدِيْنَ. قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُوْنٍ. قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيْمٌ. وَ إِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِيْ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ. قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ. إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ. قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِيْ لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِيْنَ. إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ. قَالَ هذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ. إِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِيْنَ. وَ إِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِيْنَ. لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِّكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُوْمٌ

Allah s.w.t. berfirman: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Ādam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Ādam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: “Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali Iblīs. Ia enggan ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu. Dia (Allah) berfirman: “Wahai Iblīs! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?” Ia (Iblīs) berkata: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” Dia (Allah) berfirman: “(Kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari Kiamat.” Ia (Iblīs) berkata: “Ya Rabb-ku, (kalau begitu) maka berilah penangguhan kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan.” Allah berfirman: “(Baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai hari yang telah ditentukan (Kiamat).” Ia (Iblīs) berkata: “Rabb-ku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang terpilih di antara mereka.” Dia (Allah) berfirman: “Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku”. Sesungguhnya kamu (Iblīs) tidak kuasa atas hamba-hambaKu, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat. Dan sungguh, Jahannam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut syaithan) semuanya, (Jahannam) itu mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka.” (al-Ḥijr [15]: 26-44).

وَ إِذْ قُلْنَا لِلْمَلآئِكَةِ اسْجُدُوْا لِآدَمَ فَسَجَدُوْا إِلَّا إِبْلِيْسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِيْنًا. قَالَ أَرَأَيْتَكَ هذَا الَّذِيْ كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيْلًا. قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَآؤُكُمْ جَزَاءً مَّوْفُوْرًا. وَ اسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَ أَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَ رَجِلِكَ وَ شَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَ الْأَوْلاَدِ وَ عِدْهُمْ وَ مَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُوْرًا. إِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَ كَفَى بِرَبِّكَ وَكِيْلًا.

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Ādam”, lalu mereka sujud, kecuali Iblīs. Ia (Iblīs) berkata: “Apakah aku harus bersujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” Ia (Iblīs) berkata: “Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau muliakan daripada aku? Sekiranya Engkau memberi waktu kepadaku sampai hari Kiamat, pasti akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil”. Dia (Allah) berfirman: “Pergilah, tetapi barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh, neraka Jahannamlah balasanmu semua, sebagai pembalasan yang cukup. Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang engkau (Iblīs) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka.” Padahal syaithān itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka. “Sesungguhnya (terhadap) hamba-hambaKu, engkau (Iblīs) tidaklah dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Rabb-mu sebagai Penjaga.” (al-Isrā’ [17]: 61-65).

وَ إِذْ قُلْنَا لِلْمَلآئِكَةِ اسْجُدُوْا لِآدَمَ فَسَجَدُوْا إِلَّا إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَ ذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُوْنِيْ وَ هُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِيْنَ بَدَلًا

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Ādam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblīs. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Rabb-nya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblīs itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zhalim.” (al-Kahfi [18]: 50).

وَ لَقَدْ عَهِدْنَا إِلى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَ لَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا. وَ إِذْ قُلْنَا لِلْمَلآئِكَةِ اسْجُدُوْا لِآدَمَ فَسَجَدُوْا إِلَّا إِبْلِيْسَ أَبَى. فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَ لِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى. إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوْعَ فِيْهَا وَ لَا تَعْرَى. وَ أَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيْهَا وَ لَا تَضْحَى. فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَ مُلْكٍ لَا يَبْلَى. فَأَكَلَ مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَ طَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَ عَصى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى. ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَ هَدَى. قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيْعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَ لَا يَشْقَى. وَ مَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَإِنَّ لَهُ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَ نَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى. قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِيْ أَعْمَى وَ قَدْ كُنْتُ بَصِيْرًا. قَالَ كَذلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيْتَهَا وَ كَذلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى.

Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Ādam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: “Sujudlah kamu kepada Ādam”, maka mereka sujud kecuali Iblīs; dia membangkang. Maka Kami berfirman: “Wahai Ādam, sesungguhnya ini (Iblīs) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya.” Kemudian syaithān membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Wahai Ādam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa? Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Ādam kepada Rabb-nya dan sesatlah dia. Kemudian Rabb-nya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” Dia berkata: “Wahai Rabb-ku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Dia (Allah) berfirman: “Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya. Jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan.” (Thāhā [20]: 115-126).

قُلْ هُوَ نَبَأٌ عَظِيْمٌ. أَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُوْنَ. مَا كَانَ لِيْ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلَإِ الْأَعْلى إِذْ يَخْتَصِمُوْنَ. إِنْ يُوْحَى إِلَيَّ إِلَّا أَنَّمَا أَنَا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ. إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلآئِكَةِ إِنِّيْ خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِيْنٍ. فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَ نَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهُ سَاجِدِيْنَ. فَسَجَدَ الْمَلآئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُوْنَ. إِلَّا إِبْلِيْسَ اسْتَكْبَرَ وَ كَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ. قَالَ يَا إِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِيْنَ. قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَ خَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ. قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيْمٌ. وَ إِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِيْ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ. قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ. إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ. قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِيْنَ. إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ. قَالَ فَالْحَقُّ وَ الْحَقَّ أَقُوْلُ. لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَ مِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ. قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَ مَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِيْنَ. إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِيْنَ. وَ لَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِيْنٍ

Allah s.w.t. berfirman: “Katakanlah: “Berita itu adalah berita yang besar, yang kamu berpaling daripadanya. Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al-mala’-ul-a‘lā (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata.” (Ingatlah) ketika Rabb-mu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” Maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblīs. Dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang kafir. Allah berfirman: “Hai Iblīs, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” Iblīs berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” Iblīs berkata: “Wahai Rabb-ku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” Iblīs menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlish (sebenarnya mukhlash – yang dianugerahi keikhlasan – S.H.) di antara mereka. Allah berfirman: “Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan.” Sesungguhnya Aku pasti akan menenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka semuanya. Katakanlah (wahai Muḥammad): “Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang yang mengada-adakan. Al-Qur’ān ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) al-Qur’ān setelah beberapa waktu lagi.” (Shād [38]: 67-88).

Demikianlah kisah-kisah tersebut, yang disebutkan di beberapa tempat berbeda dalam al-Qur’ān, dan kami telah menjelaskan permasalahan itu di dalam kitab tafsir kami. Berikut ini akan kami sebutkan berbagai hikmah yang terkandung di dalam ayat-ayat tersebut, demikian juga hal-hal yang berkaitan dengannya; sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits-hadits Rasūlullāh s.a.w. wallāh-ul-musta‘ān.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *