010 Yang Maujud Mengokohkan Wujud Maha Pencipta – Telaga Ma’rifat

TELAGA MA‘RIFAT
Mempertajam Mata Hati Dan Indra Keenam
Syekh Ibnu ‘Atha’

Alih Bahasa: Ust. Muhammad Nuh, LC
Penerbit: Mitrapress

10

YANG MAUJUD MENGOKOHKAN WUJUD MAHA PENCIPTA

 

14. الْكَوْنُ كُلُّهُ ظُلْمَةٌ وَ إِنَّمَا أَنَارَهُ ظُهُوْرُ الْحَقِّ فِيْهِ فَمَنْ رَأَى الْكَوْنَ وَ لَمْ يَشْهَدْهُ فِيْهِ أَوْ عِنْدَهُ أَوْ قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ فَقَدْ أَعْوَزَهُ وُجُوْدُ الْأَنْوَارِ وَ حُجِبَتْ عَنْهُ شُمُوْسُ الْمَعَارِفِ بِسُحُبِ الْآثَارِ

Segala sesuatu yang wujud di alam ini sesungguhnya gelap, yang menyinari adalah Nur Ilahi. Barang siapa yang melihat perwujudan adalah Nur Ilahi. Barang siapa yang melihat perwujudan alam ini, tapi dia tidak menyaksikan Tuhan di dalamnya, atau di sisinya, sebelum atau sesudahnya, pastilah cahaya itu menyilaukan dan menghalanginya dari cahaya makrifat. Itu disebabkan adanya kabut yang menutup dari sisi segala perwujudan ini.

 

Sesungguhnya benda yang maujud ini pada hakikatnya tidak ada; gelap. Kemudian karena adanya cahaya maka benda di alam semesta ini dapat dilihat dengan mata kepala. Semua itu merupakan kebesaran Allah s.w.t.

Benda yang ada di alam ini cukup dijadikan sebagai bukti bahwa semua itu ada Yang menciptakan. Siapakah Yang menciptakan? Allah. Tak mungkin sesuatu itu terwujud tanpa ada yang menciptakan. Tak mungkin benda itu ada dan mendahului Yang menciptakannya.

Pikirkanlah, benda-benda semisal pakaian, meja, kursi, dsb. tak mungkin maujud begitu saja. Namun di balik itu, ada yang membuat atau yang menciptakannya. Begitu pula jagat raya ini, tak mungkin ada dengan sendirinya, namun di balik keajaiban itu ada Yang menciptakan, yaitu Allah.

Sudah dijelaskan dalam al-Qur’ān: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) dan Dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan pusaran angin dan awan yang dikendalikan di antara langit dan bumi, sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkannya” (QS. al-Baqarah [2]: 164).

Oleh sebab itu, orang yang buta mata hatinya tidak akan mampu melihat keajaiban di balik benda-benda maujud. Meskipun seseorang itu buta matanya, namun tajam mata hati dan indra keenamnya, tentu akan dapat menangkap, ada apakah di balik keajaiban sesuatu yang maujud di jagat raya ini. Ia akan menemukan Sang Pencipta.

Orang yang awas pandangan matanya tetapi buta indra keenamnya, hanya sebatas melihat maujudnya dunia, keindahan panoramanya, kenikmatan yang dirasakannya, namun tak bisa mengetahui lebih dari itu. Inilah pentingnya mempelajari ilmu makrifat.

Orang yang buta hatinya hanya melihat keadaan yang ada, namun qalbunya terhalang untuk menyingkap perkara ghaib. “Sesungguhnya Allah tidak malu membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dan dari Tuhan mereka. Tetapi bagi orang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah membuat perumpamaan seperti ini?” Dengan perumpamaan itu, banyak orang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. al-Baqarah [2]: 26).

Bagi orang yang mempunyai ketajaman indra keenam akan dapat menyingkap keajaiban penciptaan nyamuk. Mereka tidak hanya menilai dari segi maujudnya binatang itu. Sebab jika hanya menilai nyamuk yang kecil, maka sungguh pekerjaan Allah sia-sia, tak berguna. Namun hanya mengganggu orang dan tidak membawa kemaslahatan sedikit pun. Tetapi sesungguhnya dibalik keajaiban itu, ada tujuan-tujuan Allah yang dapat diungkap. Secara sederhana, dengan diciptakan nyamuk, maka seseorang kemudian berpikir bagaimana cara menciptakan obat pembasmi nyamuk. Di samping itu, betapa Allah Maha Pandai dalam menciptakan makhluknya yang kecil tetapi memiliki organ tubuh yang sempurna.

Sesungguhnya segala yang ada di jagat raya ini diperuntukkan bagi manusia. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahui tujuan Allah. Oleh karena itu, orang yang memiliki ilmu makrifat, akan menggunakan akal dan indra keenamnya dalam menyikapi setiap gejala yang terjadi pada alam ini.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *