(Pasal): Ringkasnya, apabila anda memperbaiki pemikiran, hingga dapat mengetahui tingkatan taat kepada Allah, juga dapat mengetahui kelemahan dan kebodohan makhluk, maka janganlah anda menengok kepada makhluk dengan hati. Jadilah anda orang yang zuhud kepada pujian manusia dan pengagungan yang tidak ada faedahnya. Janganlah anda menginginkan dengan ‘amal anda itu, untuk mendapatkan pengagungan dari masyarakat.
Dan ketika anda mengetahui akan kehinaan dunia yang begitu cepat sirna, maka janganlah mengharapkannya lagi dengan ketaataan anda, tetapi ucapkanlah: “Hai jiwa! Pujian Allah adalah lebih baik daripada pujian makhluk yang lemah dan bodoh, yang tidak mengetahui ukuran amal anda dengan sebenarnya serta apa yang harus anda tanggung. Mereka juga tidak akan dapat memenuhi hak anda sehubungan dengan ‘amal yang anda lakukan. Bahkan kadang-kadang mereka jauh lebih mengutamakan orang lain yang berada di bahwa anda daripada anda. Pada saat anda sangat membutuhkan, justru mereka menyia-nyiakan dan meninggalkan anda. Kalau tidak begitu, apa yang bisa mereka lakukan, mereka tidak memiliki kekuasaan apapun. Bahkan mereka berada di dalam genggaman kekuasaan Allah ta‘ala Yang Kuasa berbuat apa saja memperlakukan mereka menurut apa yang dikehendaki-Nya. Oleh sebab itu, wahai diri yang tidak tau diuntung! Renungkanlah, janganlah menyia-nyiakan ketaatan anda yang mulia, hanya lantaran mereka. Jangan sampai anda kehilangan pujian Allah, Tuhan yang pujian-Nya merupakan keagungan yang tiada bandingannya. Jangan sampai anda kehilangan karunia Allah, dari simpanan yang keagungannya tiada terhingga.”
Benarlah kata penyair berikut:
“Semalam suntuk mata terjaga
adalah kesia-siaan belaka
jika bukan karena Allah
derai tangis air mata
yang bukan karena-Nya
jua kesia-siaan tak bermakna.”
Katakan pula pada diri anda: “Wahai diri, manakah yang lebih baik, surga yang kekal ataukah berlumuran keharaman dunia, padahal harta duniawi itu hanyalah sedikit tapi cukup membuat anda kelelahan dan binasa bersamanya? Sementara dengan ketaatan, kamu bisa menghasilkan kenikmatan surga yang kekal itu. Janganlah anda menjadi orang yang rendah cita-cita, buruk kehendak dan hina perbuatannya. Bukankah anda mengetahui, semakin tinggi burung merpati terbang mengangkasa, maka semakin mahal harga dan semakin tinggi pula derajatnya. Oleh karena itu, tinggikanlah cita-cita anda sampai ke langit dan fokuskan hati anda semata-mata hanya kepada Allah Yang Maha Esa yang menguasai semua perkara. Janganlah anda menyia-nyiakan ketaatan yang dapat anda lakukan, sehingga anda tidak mendapatkan sedikit pun kebaikan.”
Demikian pula, jika anda membaguskan perenungan, anda akan mengetahui nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada anda sehubungan dengan taat ini.
Demikian pula, jika anda membaguskan perenungan, anda akan mengetahui nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada anda sehubungan dengan taat ini.
1. Anda dikaruniai bisa melakukan ketaatan, difasilitasi oleh Allah.
2. Rintangan-rintangan yang menghadang dihilangkan, sehingga anda dapat tekun mengerjakannya.
3. Anda diberi keistimewaan petunjuk sehingga dapat dengan mudah dan kuat melaksanakannya. Dan ketaatan itu benar-benar dihiaskan pada hati anda hingga anda sanggup dan gemar melakukannya.
4. Dengan segala kemegahan dan keagungan Allah, ketidakbutuhan-Nya dari anda dan tidak pula pada ketaatan anda, sementara nikmat yang diberikan kepada anda begitu banyak tidak sebanding dengan ketaatan anda yang hanya sedikit, bahkan pujian dan pahala yang disediakan Allah buat anda begitu banyak dan agung yang sebenarnya anda tidak berhak menerimanya.
5. Kemudian atas ‘amal dan ketaatan yang hanya sedikit ini, Allah berkenan memuji dan mencintai anda.
Semua itu hanyalah semata-mata karunia Allah, bukan karena yang lain. Kalau tidak semata-mata karunia Allah, lantas dengan apa anda mempunyai hak? Berapakah nilai ‘amal anda yang remeh, berkualitas rendah dan banyak cacatnya pula? Ingatlah selalu kepada karunia Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan hendaklah anda merasa malu dengan hanya mengandalkan ‘amal anda semacam itu. Karunia itu adalah milik Allah. Setelah kamu berhasil melakukan taat ini, tidak ada lagi yang perlu anda lakukan selain merendahkan diri kepada Allah, memohon semoga Allah berkenan menerima ketaatan anda.
Ambillah pelajaran berharga dari Nabi Ibrāhīm seusai berkhidmat kepada Allah dalam dirikan Baitullāh. Bagaimana beliau merendahkan diri kepada Allah, memohon kepada-Nya semoga Dia berkenan menerima khidmatnya. Beliau berdoa:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya:
“Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami (‘amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 127).
Dan ketika selesai dari berdoa beliau berkata:
رَبَّنَا وَ تَقَبَّلْ دُعَاءِ
Artinya:
“Ya Tuhan kami, perkenankanlah doa kami.” (Ibrāhīm: 40).
Seandainya Allah berkenan menerima ketaatan anda yang campur aduk itu, maka jelaslah bahwa Dia menyempurnakan nikmat dan mengagungkan karunia-Nya. Betapa beruntung dan bahagianya anda, betapa mulia, agung dan luhurnya. Betapa diri anda terhias dengan karunia, nikmat, simpanan dan kemuliaan. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, maka alangkah ruginya anda.
Oleh sebab itu, curahkanlah perhatian dan potensi anda pada urusan ibadah yang sangat penting ini. Apabila anda membiasakan hal tersebut secara terus-menerus, lalu mengulangi dan memantapkannya di dalam hati anda, setelah selesai menjalankan bakti dan ketaatan, sambil memohon pertolongan Allah, tentu Allah akan memalingkan anda dari berpaling pada makhluk-Nya, pada nafsu. Dan Allah juga akan melupakan anda dari riyā’ dan ‘ujub. Sungguh merupakan karunia yang besar anda termotivasi selalu fokus dalam menjalankan ketaatan secara tulus ikhlas murni karena Allah s.w.t. semata.
Dengan demikian berhasillah taat yang anda lakukan, bersih tanpa cacat, serta mendatangkan kebaikan dan keuntungan yang besar. Sebab, taat yang hanya sedikit tetapi dikabulkan oleh Allah, akan bermakna luas, kadarnya sangat agung, mendatangkan banyak manfaat dan keuntungan. Petunjuk Allah, yang semisalnya sangatlah agung dan anugerah Allah bagi seorang hamba tiada terhingga banyaknya.
Hadiah manakah yang lebih agung daripada hadiah yang diterimanya ‘amal oleh Allah s.w.t.? Usaha manakah yang lebih mulia ketimbang usaha yang disyukuri oleh Dzāt yang mengabulkan permohonan orang-orang yang terjepit dan sekarat yang memperoleh disanjung dari Tuhan alam semesta? Renungkanlah, jangan sampai anda menjadi orang yang merugi.
Apabila urusan ibadah berjalan sebagaimana keterangan tersebut, maka anda termasuk orang yang ikhlas karena Allah, orang yang takut kepada-Nya dan yang senantiasa mengingat karunia-Nya, serta memperoleh keridhaan-Nya.
Dengan demikian, anda telah berhasil melewati tahapan yang sangat mengkhawatirkan ini dan selamat dari bahaya-bahayanya. Semoga Allah berkenan memberikan taufik dan pemeliharaan kepada kita, berkat karunia dan kemurahan-Nya. Lā haula wa lā quwwata illā billāh-il-‘aliyy-il-‘azhīm.