Mālik dan Aḥmad berkata: “Tidak ada zakatnya.”
Abū Ḥanīfah berkata: “Ada zakatnya”.
Menurut asy-Syāfi‘ī, dalam hal ini ada dua pendapat seperti dua madzhab di atas. (7571).
Abū Ḥanīfah berkata: “Apabila yang dibayarkan dari barangnya maka zakatnya 1/40 (Seperempat puluh). Sedangkan bila yang hendak dibayarkan dari selain jenisnya maka wajib ditaksir terlebih dahulu lalu dibayar 1/40 dari nilainya.”
Mālik berkata: “Zakatnya dikeluarkan berdasarkan timbangannya (bobotnya).”
Asy-Syāfi‘ī dan Aḥmad berkata: “Yang wajib adalah melihat sifatnya, bukan timbangannya (bobotnya). Jadi zakatnya dikeluarkan sesuai nilainya.” (7604).
Abū Ḥanīfah berkata: “Apabila dia telah membayar dengan lima yang pecahan maka hukumnya sah meskipun tidak baik, dan dia tidak wajib mengeluarkan di antara keduanya.”
Asy-Syāfi‘ī berkata: “Tidak sah, meskipun dia mengeluarkan sisanya.” Lalu apakah dia boleh menuntut kembali yang telah diberikan atau tidak? Dalam hal ini ada dua pendapat fuqahā’ Syāfi‘iyyah.
Aḥmad berkata: “Bila dia membayarkan dengan pecahan maka harus dilihat perbedaan antara keduanya lalu dikeluarkan zakatnya dan hukumnya sah.”
Mālik berkata: “Tidak boleh mengeluarkan dengan selain yang wajib dizakati, kecuali untuk Dinar dan Dirham yang boleh mengeluarkan salah satunya untuk yang lainnya selama gantinya tidak mengurangi nilai asalnya.” (7615).