Wasiat Ibn Arabi | Pendahuluan | Sepatah Kata Mengenai Hakikat (4/4)

Oleh :
Prof. Dr. H. Abubakar Aceh
Penerbit:
Lembaga Penyelidikan Islam Jakarta 1976

(lanjutan)

MENGAPA SAYA MENAMAKAN KITAB INI “WASIAT IBN ARABI”?

Of the writings of all ancient scholars, whose works are available in such a large measure, the exact nature of Ibn al ‘Arabi’s writings is the least known to the modern world. Tül now, as far as my knowledge goes and eminent scholars like R.A. Nicholson and E.G. Browne have also declared, no systematic study of Ibn al Arabi’s works has been attempted“.

Demikian kata Moulvi S.A.Q. Husaini, M . A . , dalam sebuah risalah kecil mengenai Ibn Arabi, sebagai pemikir dan ahli tasawwuf terbesar dalam dunia Islam. Perkataan itu artinya : “Dari segala tulisan pujangga-pujangga lama yang sekian banyak jumlahnya, isi dari pada tulisan-tulisan Ibn Arabi sedikit sekali diketahui oleh dunia modern. Sampai sekarang, sebanyak yang saya ketahui dan yang diakui juga oleh penulis-penulis besar, seperti R.A. Nicholson dan E.G. Brown, tidak pernah diadakan penyelidikan yang teratur mengenai karangan-karangan Ibn Arabi.

Ucapan ini menggerakkan hati saya untuk membaca karangan-karangan Ibn Arabi, yang kebetulan ada dalam perpustakaan saya, hendak menyempurnakan jilid yang ketiga daripada karangan saya mengenai tasawwuf hakikat dan ma’rifat. Lalu kelihatanlah kepada saya banyak kekeliruan-kekeliruan yang diperbuat orang terhadap Ibn Arabi dengan menuduhnya, bahwa ia dalam tasawwuf menganut mazhab hulul dan ittihad, dimana zat Tuhan dan manusia itu bersatu padu. Dan dengan demikian itu lalu ia dikafirkan dan dalam masa-masa pemerintahan Islam yang lampau, banyak kitabnya dibakar sehingga kita sekarang tidak dapat membaca dan menyelidiki lagi pendapat-pendapatnya untuk mengambil kesimpulan yang lebih sempurna dalam masa manusia diberi kemerdekaan berpikir, seperti yang terjadi dalam abad keduapuluh ini.

Dengan kurnia Tuhan saya penuhi apa yang dikeluhkan oleh pengarang diatas, karena saya memiliki beberapa banyak daripada karangan pujangga itu dan kebetulan saya menguasai juga bahasa Arab serta perbandingan ilmu tasawwuf.

Meskipun bagi saya agak sukar menghadapi karangan ini karena melihat orang banyak tidak dapat memahami cara berpikir Ibn Arabi, sebelum memahami aneka ragam aliran hakikat dalam tasawwuf, seperti aliran ittishal, ittihad, hulul, ‘ain mutamazzïj, Allah faqath dan hubbul Ilahi, bermacam penafsiran fana dan baqa, pusat pertengkaran antara golongan fiqh, golongan salaf, golongan sufi, golongan tasawwuf sunni dan golongan zahiriah dan bathiniah, tetapi saya lakukan juga karena ada faedahnya yaitu untuk menjernihkan pengertian tentang tasawwuf, dalam rangka membasmi gerakan batin atau klenik dalam masyarakat kita.

Kemudian tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Penerbit: “Lembaga Penyelidikan Islam”, terutama Sdr. Sayyid A . H . Shahab, dan Pegawai-pegawainya, yang turut menyumbang dan mempercepat keluarnya Risalah ini di tengah-tengah kesibukan mereka.

H. ABOEBAKAR ATJEH

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *