Ulama-Ulama Kitab Kuning Indonesia | Syaikh Yasin Al-Fadani (1/2)

Ulama-Ulama Kitab Kuning Indonesia

Nadzirin (Mbah Rien)

Penerbit : Mitra Gayatri- Lirboyo, Kediri

SYEIKH YASIN AL-FADANI

(1915 M.-1990 M.)

Tentang Syeikh Yasin

Nama lengkapnya Abul Faidh Alam Ad-Diin Muhammad Yasin bin Isa Al-Fadany. Lahir di kota Mekah pada tahun 1915. Wafat Tahun 1990. Nenek moyangnya berasal dari Padang, Sumatra Barat (Minangkabau).

Beliau adalah ulama Indonesia yang keharuman namanya Terukir bagai Tinta Emas karena keluasan ilmu yang dimilikinya. Beliau bergelar “Musnid Dunya” (Ulama ahli sanad dunia).

Masa Kecil dan Masa Belajar 

Sejak kecil Syeikh Yasin sudah menunjukan kecerdasan yang luar biasa. Syeikh Yasin memulai belajar pertama kali kepada ayahnya yaitu Syeikh Muhammad Isa, kemudian dilanjutkan ke Ash-Shautiyyah.

Guru-guru Syeikh Yasin

Di Ash-Shautiyyah guru-guru Syeikh Yasin antara lain:

1. Syeikh Muhktar Usman,

2. Syeikh Hasan Al-Masysath,

3. Habib Muhsin bin Ali Al-Musawa.

Menginjak usia remaja Syeikh Yasin sudah mampu mengungguli rekan-rekannya dalam hal penguasaan ilmu hadist, fiqih. Bahkan para gurunya pun sangat mengaguminya.

Masa-masa Mengajar

Sekitar tahun 1934 terjadi konflik yang menyangkut nasionalisme. Direktur Ash- Shautiyyah telah menerapkan kebijakan yang dirasa menyinggung beberapa pelajar asal Asia Tenggara terutama dari Indonesia. Maka atas keprihatinannya Syeikh Yasin mengemukakan ide untuk mendirikan Madrasah Darul Ulum di Mekkah.

Setelah terbentuk Madrasah Darul Ulum, ternyata mendapatkan respon yang luar biasa dari para pelajar. Ini terbukti dengan berpindahnya 120 orang pelajar dari As-Shaulatiyyah ke Madrasah Darul-Ulum. Kejadian semacam ini hampir tidak pernah dialami oleh Madrasah-Madrasah lain, yang belum lama didirikan dalam beberapa waktu tapi sudah mendapat murid yang begitu banyak sebagaimana Darul-Ulûm.

Syeikh Yasin sendiri menjabat sebagai wakil direktur Madrasah Darul Ulum. Disamping menjabat sebagai wakil direktur di Madrasah Darul Ulum, Syeikh Yasin juga mengajar di berbagai tempat, terutama di Masjidil haram. Materi-materi yang disampaikan Oleh Syeikh Yasin mendapat sambutan yang luar biasa terutama dari para pelajar asal Asia Tenggara.

Syeikh Umar Abdul Jabbar, dalam surat kabar Al-Bilad (Jumat 24 Dzulqaidah 1379 H. atau 1960 M) berkata: “Yang terbesar dari amal bakti Syeikh Yasin adalah membuka lagi madrasah putri pada tahun 1362 H / 1943 M. Dimana dalam perjalanannya selalu mendapatkan berbagai rintangan, namun beliau dapat mengatasinya dengan penuh kesabaran dan ketabahan”.

Beliau banyak dipuji oleh para Ulama dan para gurunya.

Seorang ulama Hadist Sayyid Abdul Aziz Al-Qumari menjuluki Syeikh Yasin sebagai ulama kebanggaan Haromain (Mekkah dan Madinah). Banyak ulama-ulama besar yang memberikan nilai positif terhadap beliau, bahkan ada yang sengaja menciptakan syair untuk mengungkapkan kekagumannya terhadap Syeikh Yasin Al-Fadany, para ulama-ulama dunia berbondong-bondong untuk mendapat Ijazah Sanad hadist dari beliau.

Al-‘Allamah Habib Segaf bin Muhammad Assegaf salah seorang ulama dan waliyulloh dari Tarim Hadromaut sangat mengagumi keilmuan Syeikh Yasin Al-Fadani, hingga memberikan gelar kepada Syeikh Yasin dengan “Suyuthi Zamanihi”.

Inilah penggalan sya’ir pujian Habib As- Segaf sebagai bentuk kekagumannya pada Syeikh Yasin Al-Fadani:

لِلهِ دُرُكَ يَا يَاسِينُ مِنْ رَجُلٍ أُمُّ الْقُرَى أَنْتَ قَاضِيهَا وَمُفْتِيهَا
في كُلِّ فَنْ وَمَوْضُوع لَقَدْ كَتَبَا
يَدَاكَ مَا أَثلَجَ الْأَلْبَابَ يُحْدِيهَا

Bagus perbuatanmu wahai Yasin, engkau adalah salah seorang tokoh dari Ummul Quro, engkaulah qodhi dan muftinya. Setiap fan dan judul ilmu yang tertulis dari dua tanganmu alangkah sejuknya menjadikan fikiran terhibur karenanya.

Dr. Abdul Wahhab bin Abu Sulaiman (Dosen Dirasat ‘Ulya Universitas Ummul Quro) memuji Syeikh Yasin didalam kitabnya Ats-Tsaminah fi bayani Adillatu Alim, mengungkapkan:

Syeikh Yasin adalah seorang muhaddits, faqih, Mudir Madrasah Darul Ulum dan telah melahirkan banyak karya“.

As-Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Ahdal, salah seorang mufti di Negara Yaman pernah membuat sebuah syair yang dikhususkan untuk memuji Syeikh Yasin Al-Fadani. Dalam salah satu bait syairnya dia berkata:

أَنْتَ فِي الْعِلْمِ وَالْمَعَانِي فَرِيْدُ وَبِعَقْدِ الْفَخَارِ أَنْتَ الْوَحِيدُ

Engkau tiada taranya dari segi ilmu dan ma’any,, diantara banyak kejayaan yang dibangun orang, kaulah satu-satunya yang jaya“,

Ustaz Fadhal bin M. bin Iwadh Attarimi-pun berkata:

فَيا طَالِبُ الْعِلْمِ لُبْ نِدَاءَ يَاسِينَ وَافْرَح بِهَذَا الْقُرَى

Wahai pencari ilmu sambutlah panggilan Yasin, bergembiralah dengan sajian yang beliau sajikan“.

Karya-karya Syeikh Yasin

Syeikh Yasin juga dikenal sebagai sosok ulama yang sering minta Ijazah kepada para ulama-ulama terkemuka, sehingga beliau memilki sanad yang luar biasa banyaknya.

Dan tak kurang dari 100 judul karangan di hasilkan oleh Syeikh Yasin, yang semuanya tersebar dan menjadi rujukan lembaga- lembaga Islam, pondok pesantren, baik itu di Mekkah maupun di Asia Tenggara. Susunan bahasa yang tinggi dan sistematis, serta isinya yang padat menjadikan karya Syeikh Yasin banyak digunakan oleh para ulama dan pelajar sebagai sumber referensi.

Karya-karya beliau dikelompokkan dalam beberapa jenis ilmu, di antaranya:

9 kitab membahas tentang Hadits,

25 kitab tentang Ilmu fiqih dan Ushul Fiqih,

36 kitab tentang Ilmu Falak.

Sedangkan sisanya membahas tentang cabang-cabang ilmu yang lain.

Di antara karya beliau yang cukup terkenal adalah:

1). Fathul ‘Allam (Syarah dari kitab Hadist Bulughul Maram, 4 juz).

2). Ad Durr Al-Madhud fi Syarah Sunan Abu Dawud, (20 jilid)

3). Nail Al-Ma’mul Hasyiah ‘Ala Lubb Al-Ushul Fiqh,

4). Al Fawaid Al-Janiyah ‘Ala Qawaidhul fiqihiyyah,

5). Al-Arba’un Hadithan min Arba’in Kitaban ‘an Arab’in Syeikhan

6). Al-Arba’un al-Buldaniyyah: Arba’un Hadithan an Arba’in Syeikhan min Arba’in Baladan.

7). Arba’un Hadithan Musalsalatan bi al-Nuhat ila Syeikh Jalaluddin al-Suyuti.

8). Bughyatul Murid min ‘Ulum al-Asanid (4 jilid)

dan lain-lain.

Syeikh M. Zainuddin sewaktu mengajar di Madrasah Ash-Shautiyyah sering mengalami kesulitan, sehingga memaksa dirinya untuk membolak-balik dan memuthola’ah berbagai kitab-kitab yang mendukungnya, namun setelah terbitnya Kitab Qowaidhul Fiqih karya Syeikh Yasin Al-Fadani, menjadi ringanlah segala bentuk kesulitan-kesulitan yang biasa ia alami waktu mengajar.

Murid-murid Syeikh Yasin

Syeikh Yasin Al-Fadani tampil sebagai sosok ulama yang mampu mencetak murid- murid yang brilian dan sangat mencintai ilmu. Di antara murid Beliau adalah:

1. Syeikh Muhammad Ismail Zaini Al- Yamani,

2. Syeikh Muhammad Muhktaruddin,

3. Al-Habib Umar bin Muhammad (Yaman),

4. Al-Habib Hamid Al-Kaff,

5. Dr. Muhammad Ad-Dimasyqy,

6. Syeikh Muhammad Ali As-Shabuniy (Syam),

7. Dr. Ali Jum’ah (Mufti Mesir),

8. Syeikh Hasan Qathirjy,

9. KH. Ahmad Damanhuri (Banten),

10. KH. Abdul Hamid (Jakarta),

11. KH. Ahmad Muhajirin (Bekasi),

12. HM. Zaini Abdul Ghany (Kalimantan).

13. KH. Zayadi Muhajir,

14. Dr. Muslim Nasution,

15. HM. Yusuf Hasyim,

16. HM. Abrar Dahlan,

17. Dr. Sayyid Agil Husain Al Munawwar,

18. KH. Syafi’i Hadzami, dan masih banyak lagi murid-murid beliau yang tersebar di pelosok penjuru dunia.

Dr. Ali Jum’ah (Mufti Mesir) dalam kitab Hasyiyah Al-Imam Baijuri Ala jawahirut tauhid yang di Tahqiqnya, mengatakan bahwa dia mendapat Ijazah Sanad dari Syeikh Yasin Al Fadany. Dan Ketika musim haji tiba, Syeikh Yasin selalu mengundang dan mengumpulkan para ulama dunia serta para pelajar ke rumahnya, untuk berdiskusi. Tak sedikit pula dari para ulama tersebut yg meminta Ijazah Sanad Hadits kepada beliau.

Syeikh Yasin juga sering mengadakan …

(bersambung)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *