Ulama-Ulama Kitab Kuning Indonesia | Syaikh Nawawi Al Bantani Al Jawi (3/4)

Ulama-Ulama Kitab Kuning Indonesia

Nadzirin (Mbah Rien)

Penerbit : Mitra Gayatri- Lirboyo, Kediri

(lanjutan)

Karya-karya Syeikh Nawawi

Syeikh Nawawi sangat fokus dalam menulis buku, sejak 15 tahun sebelum wafatnya, sehingga waktu untuk mengajar menjadi berkurang. Setelah fokus menulis, beliau menjadi penulis yang produktif. Begitu produktifnya beliau dalam menyusun kitab (semuanya dalam bahasa Arab) hingga orang menjulukinya sebagai “Nawawi kedua”.

Nawawi pertama adalah Imam An- Nawawi (Syeikh Muhyiddin Abu Zakariya Yahya) yang mengarang Syarah Shahih Muslim, Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Riyadlush Shalihin, dll. Namun panggilan Syeikh Nawawi Al- Bantani sebagai Nawawi kedua adalah Syeikh Nawawi bukan Imam Nawawi.

Hasil karya karangan kitabnya menjadi rujukan utama berbagai pesantren di tanah air, bahkan diajarkan di lembaga-lembaga pondok tradisional di Malaysia, Mindanao (Filipina Selatan), dan Thailand dan juga negara-negara di Timur Tengah. Sebagian karyanya banyak yang diterbitkan di Mesir, dan seringkali beliau hanya mengirimkan manuskriptnya saja dan setelah itu tidak mempedulikan lagi bagaimana penerbit menyebarluaskan hasil karyanya, termasuk hak cipta dan royaltinya.

Karya-karya besar Syeikh Nawawi memuat gagasan pemikiran pembaharuan yang berangkat dari Mesir, dan terbagi dalam tujuh kategorisasi bidang yaitu:

1. Tafsir.

2. Tauhid.

3. Fiqh.

4. Tasawuf.

5. Sejarah nabi.

6. Hadits.

7. Bahasa dan retorika.

Hampir semua bidang ditulis dalam beberapa kitab, kecuali bidang tafsir yang ditulisnya hanya satu kitab. Kurang lebih 34 karya Syeikh Nawawi yang terkenal tercatat dalam Dictionary of Arabic Printed Books karya Yusuf Alias Sarkis.

Di beberapa keterangan lain malah menyebut karya-karyanya mencapai lebih dari 100 judul, meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu kalam, sejarah, syari’ah, tafsir, dan lainnya. Di antara karangannya yang mu’tabar (terkenal) adalah:

1. Tafsir Marah Labid, (membahas dengan rinci setiap ayat suci Al-Qur’an)

2. Atsimar al-Yaniah fi Ar-Riyadah al-Badiah,

3. Nurudh Dholam,

4. Al-Futuhat al-Madaniyah,

5. Tafsir Al-Munir,

6. Tanqih Al-Qoul, (Syarah Kitab Lubabul Hadist: Imam Suyuthi)

7. Fathul Majid,

8. Sullam Munajah,

9. Uqudul Lijain (etika berumah tangga)

10. Mirqatus Su’udit Tashdiq,

11. Bidayah Al-Hidayah,

12. Al-Ibriz Al-Daani,

13. Bugyah Al-Awwam,

14. Futuhus Samad,

15. Al-Aqdhu Tsamin,

16. Nashaihul Ibad.

Di bidang fikih, Syeikh Nawawi dikatakan sebagai “obor” mazhab Imam Syafi’i untuk konteks Indonesia, melalui karya-karya fiqhnya seperti:

17. Syarh Safinat an-Naja;

18. Syarh Sullam at-Taufiq,

19. Nihayat az-Zain fi Irsyad al-Mubtadi’in,

20. Tasyrih ala Fathul Qarib.

Sehingga Syeikh Nawawi berhasil memperkenalkan madzhab Syafi’i secara sempurna. Dan, atas dedikasi Syeikh Nawawi yang mencurahkan hidupnya hanya untuk mengajar dan menulis, beliau mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Dalam bidang syari’at Islamiyah, mendasarkan pandangannya pada dua sumber inti Islam: Alquran dan Al-Hadis, disamping Ijma’ dan Qiyas.

Empat pijakan ini seperti yang dipakai pendiri Mazhab Syafi’i, yaitu Imam Syafi’i RA. Mengenai ijtihad dan taklid (mengikuti salah satu ajaran), Syeikh Nawawi berpendapat, bahwa yang termasuk mujtahid (ahli ijtihad) mutlak adalah Imam Syafi’i, Hanafi, Hanbali, dan Maliki. Bagi keempat ulama itu, katanya, haram bertaklid, sementara selain mereka wajib bertaklid kepada salah satu keempat imam mazhab tersebut.

Pandangan ini mungkin agak berbeda dengan kebanyakan ulama yang menilai bahwa pintu ijtihad masih tetap terbuka lebar sepanjang masa.

Dalam bidang Tasawuf, seorang penulis dari Belanda (Brockleman) mencatat ada 3 karya Syeikh Nawawi yang dapat dikategorikan dalam pandangan tasawuf, yaitu:

(bersambung)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *