Ulama-Ulama Kitab Kuning Indonesia | Syaikh Abdush Shamad Al-Palimbani (3/3)

Ulama-Ulama Kitab Kuning Indonesia

Nadzirin (Mbah Rien)

Penerbit : Mitra Gayatri- Lirboyo, Kediri

(lanjutan)

Dalam dakwah Islam, Syeikh Abdush Shamad menulis Tuhfah al-Raghibin fi Bayan Haqiqah Iman al-Mukmin wa Ma Yufsiduhu fi Riddah al-Murtadin (1188), di mana beliau memperingatkan pembaca agar tidak tersesat oleh berbagai paham yang menyimpang dari Islam seperti ajaran tasawuf yang mengabaikan syariat, tradisi persembahan sesaji (memberi sesajen) dan paham wujudiyah mulhid yang sedang marak pada waktu itu.

Di muqadimahnya beliau mengungkapkan bahwa kitab itu ditulis atas permintaan sultan Palembang, Najmuddin, atau putranya Bahauddin. Mengenai kolonialisme Barat, Syeikh Abdush Shamad menulis kitab Nasihah al- Muslimin wa tazkirah al-Mu’min fi Fadail Jihad fi Sabilillah, dalam bahasa Arab, untuk menggugah semangat jihad umat Islam sedunia. Tulisan ini sangat berpengaruh pada perjuangan kaum Muslimin dalam melawan penjajahan Belanda, baik di Palembang maupun di daerah-daerah lainnya. Hikayat Perang Sabil-nya Tengku Cik Ditiro dikabarkan juga dalam kitab tersebut.

Masalah jihad fi sabililiah sangat banyak dibicarakan Syeikh Abdush Shamad. Pada tahun 1772 M, beliau mengirim dua pucuk surat kepada Sultan Mataram (Hamengkubuwono I) dan Pangeran Singasari Susuhunan Prabu Jaka yang secara halus menganjurkan pemimpin-pemimpin negeri Islam itu meneruskan perjuangan para Sultan Mataram melawan Belanda.

Karya-karya Syeikh Abdush Shamad

Tercatat ada delapan karya tulis Syeikh Abdush Shamad, dua di antaranya telah dicetak ulang beberapa kali, dan yang dua lagi hanya tinggal nama dan naskah selebihnya masih bisa ditemukan di beberapa perpustakaan, baik di Indonesia maupun di Eropa. Pada umumnya karya tersebut meliputi bidang tauhid, tasawuf dan anjuran untuk berjihad.

Karya-karya Syeikh Abdush Shamad selain yang telah disebutkan di atas adalah:

1) Zuhrah al-Murid fi Bayan Kalimah al- Tauhid.

Ditulis pada 1178 H atau 1764 M di Makkah dalam bahasa Melayu, memuat masalah tauhid yang ditulisnya atas permintaan pelajar Indonesia yang belum menguasai bahasa Arab.

2) Al-‘Urwah al-Wusqa wa Silsilah Ulil- Ittiqa’.

Ditulis dalam bahasa Arab, berisikan wirid-wirid yang perlu dibaca pada waktu-waktu tertentu.

3) Ratib ‘Abdal-Shamad. Semacam buku saku yang berisi dzikir, puji-pujian dan doa yang dilakukan setelah shalat Isya.

Pada dasarnya isi kitab ini hampir sama dengan yang terdapat pada Ratib Samman.

4) Zad al-Muttaqin fi Tauhid Rabb al- ‘Alamin.

Berisi ringkasan ajaran tauhid yang disampaikan oleh Syeikh Muhammad al- Samman di Madinah.

5) Tuhfah al-Raghibin fi Bayan Haqiqah Iman al-Mukmin wa Ma Yufsiduhu fi Riddah al- Murtadin (1188 H.).

Menyangkal faham tasawuf yang mengabaikan syari’at seperti tradisi persembahan sesaji (memberi sesajen) dan paham wujudiyah muthid.

6) Nasihah al-Muslimin wa tazkirah al- Mu’min fi Fadail Jihad fi Sabilillah. Memuat tentang semangat berjihad dalam Islam.

7) Hidayah al-Salikin.

Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu pada 1192 H. atau 1778 M, dan sering disebut sebagai terjemahan dari Bidayah al-Hidayah karya Al-Ghazali. Tetapi di samping menerjemahkannya, Syeikh Abdush Shamad juga membahas berbagai masalah yang dianggap penting di dalam buku itu, dengan mengutip pendapat Al-Ghazali dari kitab-kitab lain, dan para sufi yang lainnya.

Wafat Syeikh Abdush Shamad

Mengenai tahun wafatnya, tidak diketahui dengan pasti. Tetapi dari berbagai sumber, lebih cenderung memberitakan bahwa wafatnya Syeikh Abdush Shamad yaitu tahun 1788 M, setelah menyelesaikan Sayr al-Salikin. Wallahu a’lam.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *