Tiga Istilah Dasar Cinta – Kitab Cinta

KITAB CINTA: Risalah Utama Para Pecinta Sejati
Oleh: Syaikh ‘Abd-ul-Qādir ash-Shūfī

 
Penerjemah: Maufur, M.A.
Penerbit: Alifia Books

HIKMAH 1

Tiga Istilah Dasar Cinta

Di dalam beberapa kesempatan yang akan datang, In syā’ Allāh saya akan membahas sejumlah istilah teknis dalam tashawwuf, dan sejumlah kerangka sulūk sang shūfī di jalan ini.

Sekarang saya akan memberikan topik pengantar dengan membahas tiga istilah, dan tepatnya kita kemudian akan mulai membahas Sepuluh Tahapan Cinta sebagaimana ditetapkan oleh para shūfī agung dan orang-orang ‘ārif Islam.

Ada tiga istilah yang saya ingin dan ketahui. Pertama, maḥabbah, yang berarti cinta. Maḥabbah berasal dari akar kata Arab ḥubb yang memiliki makna dasar benih. Ḥubb adalah benih yang tertanam di dalam tanah dan tidak bergeser sedikit pun meski di dalam tanah dan tidak bergeser sedikit pun meski di guyur air hujan. Di tengah musim dingin dan musim panas yang datang silih berganti, benih itu tidak berubah sama sekali. Sekali benih yang tak berubah itu telah tenteram sehingga musim panas dan musim dingin sama saja baginya, hujan dan matahari tak ada bedanya, pada suatu saat tertentu benih itu pun siap tumbuh dan mengeluarkan tunas-tunas hijau, dedaunan dan buah-buahan.

Cinta ini tidak berubah. Ketiadaan maupun kehadiran, penderitaan maupun kesenangan adalah sama saja. Ketika tiba waktunya, cinta mulai tumbuh dan terus hidup. Para shūfī menyatakan kata ḥubb ini memiliki dua huruf: ḥā’ dan bā’. Ḥā’ adalah huruf terakhir dalam kata rūḥ – jiwa, sementara bā’ adalah huruf pertama dalam kata badan – tubuh. Karenanya dikatakan bahwa ḥubb adalah tempat keduanya berkumpul – rūḥ dan badan, dan kedua huruf itu dipisah oleh barzakh yang berarti cinta. Cinta adalah sesuatu yang datang menengahi pertentangan dan “ketidak-akuran” yang terjadi antara rūḥ dan badan.

Istilah lain yang akan kita bahas adalah ‘isyq. ‘Isyq muncul dalam banyak dīwān (kumpulan syair – penerj.), literatur shūfī, dan tulisan-tulisan para ahli tashawwuf terkemuka. ‘Isyq berasal dari kata ‘asyiqa, yang juga merupakan istilah yang digunakan bagi tumbuhan benalu yang dalam bahasa ‘Arab disebut liblab. Benalu tumbuh dengan melilitkan dirinya ke seluruh batang pohon dan lambat laun menutupi seluruh cabangnya, mengambil alih dedaunan berikut buahnya hingga menguning dan akhirnya menghancurkan pohon itu menjadi sebongkah kayu. ‘Isyq adalah istilah untuk cinta yang membara ini, dan merupakan salah satu istilah kunci dalam tashawwuf.

Kita akan membahasa Sepuluh Tahapan Cinta, namun sebelum itu kita akan membahas yang disebut muwāfaqa. Muwāfaqa berarti kepantasan. Menurut Imām al-Ghazālī, muwāfaqa adalah prasyarat untuk Jalan Cinta. Dengan kata lain, anda harus cocok dengannya. Dan ia sesuai untuk anda. Inilah bagian dari rahasia khatam, rahasia takdir. Takdir adalah sesuatu yang tersembunyi namun pada saat bersamaan tentu saja ia mengejawantah melalui kejadian-kejadian – kejadian orang itu dan kejadian tindakan. Allah s.w.t. berfirman dalam Surat ash-Shāffāt (37: 96):

وَ اللهُ خَلَقَكُمْ وَ مَا تَعْمَلُوْنَ

Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.

Jadi, muwāfaqa adalah takdir yang tersembunyi bahkan dalam susunan genetik manusia sekalipun. Misalnya, Sayyidinā Yusūf a.s. dan para saudaranya berasal dari ayah yang sama, namun demikian mereka tidaklah sama. Ada sesuatu dalam diri Yusūf yang menjadikannya sebagai kekasih Allah s.w.t.

Ciri-ciri adanya muwāfaqa pada diri seseorang, menurut Imām al-Ghazālī, adalah jika ia mencintai karena Allah dan membenci juga karena Allah. Inilah perintah Rasūlullāh s.a.w. yang bersabda: “Ya Allah, siapa pun yang Engkau benci maka dia adalah musuhku.” Jadi, anda mencintai apa yang Allah s.w.t. cintai dan anda membenci apa yang Allah benci. Dengan begini berarti anda sudah memiliki kepantasan, karena dalam tahapan yang paling awal ini anda sudah siap bertemu dengan Allah s.w.t, dengan penerangan, dengan memasuki keadaan-keadaan dan meneguhkan diri anda dalam maqām-maqām dengan pengetahuan anda tentang Allah s.w.t – sebab sejatinya anda sudah pantas. Anda mencintai apa yang Dia cintai, dan anda membenci apa yang Dia benci.

Semua istilah ini merupakan istilah-istilah awal yang akan membantu kita membahas Sepuluh Tahapan Cinta: maḥabbah, yang menjelma ke dalam ‘isyq dalam cintanya yang membara, berlandaskan muwāfaqa – kepantasan. In syā’ Allāh, dengan petunjuk-petunjuk ini, kita akan membahas materi-materi ini lebih lanjut.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *