6.
Ta’wīl Mimpi Tentang Islam.
Ustādz Abū Sa‘ad mengatakan bahwa jika orang musyrik atau orang lainnya bermimpi seolah-olah dia berada di dalam surga atau mengenakan gelang perak, dita’wilkan dia akan masuk Islam karena Allah s.w.t. berfirman:
“….Dan memakai gelang terbuat dari perak,…..” (al-Insān: 21).
Demikian pula jika dia bermimpi masuk ke sebuah benteng.
Jika orang musyrik bermimpi masuk Islam atau bermimpi seolah-olah shalat menghadap qiblat, atau bermimpi seolah-olah dia bersyukur kepada Allah s.w.t., dia ditunjukkan kepada Islam. Jika dia berada di wilayah kaum musyrikin lalu bermimpi bahwa negerinya itu berubah menjadi negeri Islam, dia akan mati dengan segera karena negeri Islam merupakan negeri kebenaran.
Jika seorang Muslim bermimpi seolah-olah dia berkata: “Aku masuk Islam” maka tuntaslah segala persoalannya dan teguhlah keikhlasannya. Jika seorang Muslim bermimpi seolah-olah dia masuk Islam lagi, selamatlah dia dari berbagai bencana. Jika seorang musyrik bermimpi seolah-olah dia menjadi mayat yang kemudian hidup, dia akan masuk Islam. Jika dia bermimpi merasakan dada yang lapang, dia akan masuk Islam. Jika dia bermimpi seolah-olah dirinya berada dalam bahtera di lautan, dia akan masuk Islam.
7.
Ta’wīl Mimpi Tentang Salam dan Berjabat Tangan.
Jika bermimpi seolah-olah dia berjabat tangan dengan musuh dan memeluknya, hilanglah permusuhan di antara keduanya dan kukuhlah keharmonisan karena Nabi s.a.w. bersabda:
الْمُصَافَحَةُ تَزِيْدُ فِي الْمَوَدَّةِ.
“Jabat tangan menambah rasa cinta.”
Jika bermimpi seolah-olah musuhnya memberi salam, dia akan meminta berdamai. Jika bermimpi memberi salam kepada orang yang antara dirinya dan orang itu tidak ada permusuhan, si penerima salam akan meraih kebahagiaan dari pemberi salam. Jika antara keduanya ada permusuhan, penerima salam akan meraih keuntungan dan selamat dari kejahatannya.
Jika bermimpi seolah-olah dia memberi salam kepada orang tua yang tidak dikenalnya, hal itu menunjukkan keselamatan dari ‘adzab Allah s.w.t. Jika bermimpi seolah-olah dia memberi salam kepada orang tua yang dikenalnya, dia akan menikahi perempuan cantik dan memperoleh berbagai jenis buah-buahan karena Allah s.w.t. berfirman:
“Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan. (Kepada mereka dikatakan): “Salām”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (Yāsīn: 57-58).
Jika bermimpi seorang pemuda yang tidak dikenalnya memberi salam, penerima salam akan selamat dari kejahatan musuh-musuhnya.
Jika seseorang melamar kepada yang lain, lalu dia bermimpi memberi salam kepada orang itu dan dia menjawab salamnya, dia akan menikahi perempuan yang dilamarnya. Jika tidak menjawab, dia tidak akan menikahinya.
Jika antara seseorang dan orang lain ada hubungan perdagangan, lalu bermimpi seolah-olah dia memberi salam kepada yang lain dan dia menjawab salamnya, kukuhlah hubungan perdagangan di antara keduanya. Jika tidak menjawab, hubungannya tidak langgeng.
8.
Ta’wīl Mimpi Tentang Thahārah.
Ustādz Abū Sa‘ad mengatakan bahwa jenis thahārah yang pertama kali dikemukakan ialah tentang khitan yang merupakan fitrah. Jika bermimpi seolah-olah berkhitan, berarti dia telah melakukan kebaikan sehingga dia dibersihkan oleh Allah s.w.t. dari dosa dan telah melaksanakan perintah Allah s.w.t. dengan baik. Jika dita’wīlkan dengan terlepasnya dari kegundahan, tidaklah menyimpang.
Jika bermimpi berkulup, dita’wīlkan dengan tertambahnya kekayaan dan melecehkan agama. Mimpi tentang kulup menunjukkan bahwa pelaku mimpi akan meninggalkan agama demi dunia.
Jika bermimpi seolah-olah seseorang berkhitan lalu keluar darah yang banyak, dia terlepas dari berbagai dosa lalu tampil untuk menegakkan sunnah Rasūlullāh s.a.w.
Bersiwak juga merupakan fitrah. Inilah mimpinya ahli sunnah. Jika mimpi bersiwak, dia akan berlaku baik kepada kerabatnya dan menyambungkan tali silaturahim dengan mereka.
Jika mimpi bersiwak dengan benda najis, dia akan menginfaqkan harta haram demi ketaatan. Jika mimpi berwudhu’ seperti hendak shalat, dia selamat dari ‘adzab Allah s.w.t.
Jika bermimpi junub, dia akan melakukan perjalanan dan memenuhi kebutuhan, bukan karena alasan lainnya. Jika bermimpi mandi janabah, dia akan dapat memenuhi kebutuhannya. Mandi dita’wīlkan dengan membersihkan dosa dan melenyapkan kebingungan.
Jika bermimpi mandi janabah lalu mengenakan baju baru, dia akan dikembalikan ke tempat semula, jika sebelumnya diasingkan; akan diberi kekayaan dan kecukupan, jika sebelumnya miskin; akan dibebaskan jika sebelumnya dipenjara; akan sembuh, jika sebelumnya sakit; akan pulih kembali usahanya atau pekerjaannya, jika dia sebagai pedagang atau tukang serta dapat menjalankan usaha dan profesinya dengan lebih baik; akan berhaji, jika sebelumnya tidak punya bekal; akan diberi jalan keluar, jika sebelumnya mendapat mendapat kesulitan; ditolong Allah s.w.t. untuk membayar utangnya bila dia punya utang. Dita’wīlkan demikian karena setelah Ayyūb a.s. mandi lalu mengenakan baju baru, Allah s.w.t. menganugerahkan keluarga seperti semula, melenyapkan kedukaannya, dan menyehatkan fisiknya. Jika mimpi mandi lalu mengenakan baju kerja, kebingungannya sirna, tetapi dia memerlukan penghidupan.
Jika bermimpi mandi tidak sampai tuntas, persoalannya takkan selesai dan tujuannya takkan tercapai. Jika bermimpi seolah-olah mandi janabah atau wudhu’ pada fatamorgana, dia akan kembali memiliki sesuatu yang semula dicuri orang.
Jika mimpi berwudhu’ lalu mengerjakan shalat, terlepaslah dia dari kebingungan lalu bersyukur kepada Allah s.w.t. atas jalan keluar yang diberikan-Nya.
Jika mimpi berwudhu’ dengan sesuatu yang tidak boleh digunakan untuk berwudhu’, dia akan mengalami kebingungan dan menanti jalan keluar, tetapi tidak kunjung tiba. Jika pedagang mimpi shalat tanpa berwudhu’, dia akan berdagang tanpa modal. Jika penguasa yang mimpi demikian, dia takkan memiliki tentara. Jika pemilik profesi yang bermimpi demikian, profesinya takkan stabil.
Jika bermimpi shalat tanpa berwudhu’ di suatu tempat yang dilarang shalat, dia akan mengalami kebingungan dalam menghadapi suatu persoalan dan takkan menemukan cara untuk melepaskan diri dari padanya.
Bermimpi wudhu’ dita’wīlkan dengan amānah yang akan ditunaikan, utang yang akan dibayar, atau kesaksian yang akan diberikan.
Jika mimpi bertayammum, dekatlah jalan keluarnya dan waktu untuk menuai kesenangan karena tayammum menunjukkan jalan keluar yang segera diberikan Allah s.w.t.