Tanwir-ul-Qulub | Bagian Kedua-Pencerahan Batin : Para Penempuh Jalan Ruhani (4/5)

Menerangi Qalbu
Manusia Bumi, Manusia Langit
Pengarang : Syaikh Muhammad Amin Al Kurdi An Naqsyabandiy
Penerbit : Pustaka Hidayah , Bandung

Ketahuilah bahwa amal salih mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pembenahan dan penerangan hati. Tetapi hasilnya hanya akan muncul di hati jika amal shalih itu dilakukan terus-menerus (mudawamah). Sebab, orang yang membiasakan diri melakukan suatu amal kebaikan, lalu berhenti dan tidak melakukannya lagi, dia akan ditandai-ed. Oleh karena itu Rasulullah saw bersabda, “Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang paling terus-menerus pelaksanaannya, meskipun amal itu hanya sedikit.” Hadits ini dikeluarkan oleh al-Imam al-Bukhari dan Muslim.

Karena itu, wahai saudara-saudaraku, kuatkanlah tanganmu dalam memelihara amal baik. Sungguh, orang yang memelihara amal baik akan merasakan manisnya iman dan iman akan menyatu dalam hatinya dengan sempurna. Saat seorang hamba mencapai kondisi ini, kesamaran dan keraguan akan lenyap darinya. Dan baginya, ibadah terasa demikian nikmat hingga dia lebih memilih sibuk beribadah daripada mengusahakan harta benda duniawi. Dalam keadaan seperti ini, iman meresap di hati seperti hasrat untuk minum air segar di hari yang sangat terik pada orang yang amat kehausan. Lelah dalam beribadah tergantikan oleh rasa nikmat yang dia dapat dalam beribadah. Bahkan ketaatan itu kemudian menjadi makanan bagi hatinya, menjadi penenang dan penentram hatinya, menjadi kenikmatan bagi ruhnya. Dan dia merasakan nikmat ibadah itu bahkan lebih nikmat daripada kesenangan-kesenangan jasmani.

Berbeda halnya dengan amal shalih, perbuatan-perbuatan dosa berbahaya bagi hati, seperti racun membahayakan tubuh, dengan beragam tingkat bahayanya. Tidak ada keburukan dan penyakit di dunia dan akhirat ini yang tidak disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiat. Maksiat mempunyai banyak pengaruh buruk yang membahayakan hati dan badan, di dunia dan akhirat, dan hanya Allah ta’ala yang mengetahui berapa banyak pengaruh buruk yang ditimbulkan maksiat itu.

(bersambung)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *