Syarah Hikmah Ke-67 – Syarah al-Hikam – KH. Sholeh Darat

شَرْحَ
AL-HIKAM
Oleh: KH. SHOLEH DARAT
Maha Guru Para Ulama Besar Nusantara
(1820-1903 M.)

Penerjemah: Miftahul Ulum, Agustin Mufarohah
Penerbit: Penerbit Sahifa

Syarah al-Hikam

KH. Sholeh Darat
[Ditulis tahun 1868]

SYARAH HIKMAH KE-67

 

مَنْ عَبَدَهُ لِشَيْءٍ يَرْجُوْهُ مِنْهُ أَوْ لِيَدْفَعَ بِطَاعَتِهِ وُرُوْدَ الْعُقُوْبَةِ عَنْهُ فَمَا قَامَ بِحَقِّ أَوْصَافِهِ.

Siapa yang ber‘ibādah lantaran mengharap sesuatu dari-Nya atau untuk menangkal hukuman dari dirinya berarti belum menunaikan hak-hak sifat Allah.

 

Syaikh Ibnu ‘Athā’illāh berkata:

مَنْ عَبَدَهُ لِشَيْءٍ يَرْجُوْهُ مِنْهُ أَوْ لِيَدْفَعَ بِطَاعَتِهِ وُرُوْدَ الْعُقُوْبَةِ عَنْهُ فَمَا قَامَ بِحَقِّ أَوْصَافِهِ.

Siapa yang ber‘ibādah lantaran mengharap sesuatu dari-Nya atau untuk menangkal hukuman dari dirinya berarti belum menunaikan hak-hak sifat Allah.

Barang siapa menyembah Allah lantaran mengharapkan sesuatu dari-Nya, seperti surga, atau ber‘ibādah kepada Allah, agar sebab ketaatannya Allah menolak siksaan neraka pada dirinya, maka ia belum menunaikan hak sifat-sifat Allah.

‘Ibādah karena mengharap surga dan menghindari siksaan neraka itu bukan hak seorang hamba, akan tetapi hanya menuruti keinginan hawa-nafsunya saja. Karena hak seorang hamba adalah menyembah Tuhannya karena kemuliaan Tuhannya dan lantaran sifat kemuliaan dan keluhuran Tuhannya. Sesungguhnya Dzāt Yang Maha Mulia itu berhak untuk disembah.

Nabi s.a.w. bersabda: “Jangan engkau menjadi budak yang buruk perangainya, ketika ditakut-takuti Tuhannya baru mau ber‘amal, dan jangan engkau menjadi bujangan yang bekerja (menjadi buruh) ketika diberi upah baru mau bekerja.”

Syaikh Wahab bin Munabbah menukilkan dari kitab Zābūr: “Allah berfirman dalam kitab Zābūr: “Tidak ada orang yang paling zhālim di dalam menyembah-Ku lantaran mengharap surga atau karena takut akan neraka, jika Aku tidak menciptakan surga dan neraka, tidakkah Aku juga masih berhak disembah?” Syaikh Abū Ḥazam al-Madaniy berkata: “Sesungguhnya aku malu jika menyembah Tuhanku hanya karena takut siksa neraka, jika begitu aku bagaikan menjadi seorang hamba yang buruk perangainya, jika tidak takut tidak mau ber‘amal, dan aku malu jika menyembah Tuhanku hanya lantaran mengharapkan surga, jika begitu, aku bagaikan bujangan yang buruk perangainya, jika tidak diberi upah tidak mau bekerja. Akan tetapi aku menyembah-Nya lantaran aku mencintai-Nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *