Syarah Hikmah Ke-36 – Syarah al-Hikam – KH. Sholeh Darat

شَرْحَ
AL-HIKAM
Oleh: KH. SHOLEH DARAT
Maha Guru Para Ulama Besar Nusantara
(1820-1903 M.)

Penerjemah: Miftahul Ulum, Agustin Mufarohah
Penerbit: Penerbit Sahifa

Syarah al-Hikam

KH. Sholeh Darat
[Ditulis tahun 1868]

SYARAH HIKMAH KE-36

إِنْ لَمْ تُحْسِنْ ظَنَّكَ بِهِ لِأَجْلِ حُسْنِ وَصْفِهِ فَحَسِّنْ ظَنَّكَ بِهِ لِوُجُوْدِ مُعَامَلَتِهِ مَعَكَ.

Jika engkau tidak bisa berbaik-sangka kepada-Nya lantaran keindahan sifat-Nya, berbaik-sangkalah kepada-Nya lantaran karunia-Nya kepadamu.

 

Maka, ketahuilah wahai murīd, sesungguhnya ḥusn-uzh-zhann (berbaik-sangka) kepada Allah itu wajib hukumnya. Ya‘ni perbaikilah prasangkamu kepada Allah, Dari sini Syaikh berkata:

إِنْ لَمْ تُحْسِنْ ظَنَّكَ بِهِ لِأَجْلِ حُسْنِ وَصْفِهِ فَحَسِّنْ ظَنَّكَ بِهِ لِوُجُوْدِ مُعَامَلَتِهِ مَعَكَ

Jika engkau tidak bisa berbaik-sangka kepada-Nya lantaran keindahan sifat-Nya, berbaik-sangkalah kepada-Nya lantaran karunia-Nya kepadamu.

Jika engkau tidak bisa berbaik-sangka kepada-Nya lantaran keindahan sifat-Nya, berbaik-sangkalah kepada-Nya karena ni‘mat-Nya yang dianugerahkan kepadamu.

Ḥusn-uzh-zhann (berbaik-sangka) kepada Allah itu ada dua macam: ḥusn-uzh-zhann-nya orang khash dan ḥusn-uzh-zhann-nya orang awam.

Pertama, ḥusn-uzh-zhann-nya orang khash yaitu melihat sifat-sifat Allah yang mulia karena sifat-Nya yang belas-kasih terhadap hamba-hambaNya, Maha Memberi dan sifat-sifat mulia lainnya. Maka segala sesuatu yang menimpamu, sakit, sehat, fakir atau lainnya, kesemuanya menjadikannya tetap berbaik-sangka kepada-Nya. Karena Allah bersifat belas-kasih. Jangan berprasangka bahwa Allah tidak belas-kasih, sewaktu engkau ditimpa cobaan, kesulitan rezeki, dan sakit. Jangan berprasangka bahwa datangnya cobaan itu berdampak buruk bagi dirimu, atau menunjukkan hilangnya sifat belas kasih Allah padamu. Sebab Allah itu juga mempunyai sifat Raḥīm (Maha Penyayang), Karīm (Maha Mulia), Ra’ūf (Maha Mengetahui – belas-kasih dan dermawan – ). Jangan menyangka belas-kasih Allah itu seperti belas-kasih makhlūq, sebab jika Allah berbelas-kasih kepada hamba-hambaNya, Ia akan memberikan sakit, rezeki seret, dan banyak cobaan.

Kedua, ḥusn-uzh-zhann-nya orang awam karena mereka melihat pada keni‘matan yang telah Allah anugerahkan kepada mereka, mulai dari tidak ada hingga ada, mulai kecil hingga besar. Allah tidak pernah berbuat jelek kepadamu.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *