Praktik Shalat
Sebelum memulai shalat, bersihkanlah badan dan berwudhu. Dengan satu kali wudhu, boleh mengerjakan lebih dari satu shalat asalkan tidak batal, yakni mengalami salah satu dari beberapa hal yang membatalkan wudhu, sebagai berikut:
1. Keluar urin (buang air kecil-BAK)
2. Keluar feses (buang air besar-BAB)
3. Keluar angin melalui anus atau dubur
4. Tertidur pulas sehingga tidak mendengar dan melihat apa pun yang ada di sekitar.
5. Segala hal yang bisa menghilangkan akal atau kesadaran, seperti kegilaan, pingsan, dan mabuk.
WUDHU
Tatacara berwudhu adalah seperti berikut:
Berniat dalam hati untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan wudhu ini. Setelah itu, mulailah melakukan beberapa kegiatan berikut:
1. Membasuh wajah atau muka, secara memanjang, dari tempat tumbuhnya rambut di atas dahi hingga dagu; dan selebar bentang antara ibu jari dan jari tengah. Basuhan dilakukan dari atas ke bawah.
Dalam kegiatan ini, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ بَيِّض وَجْهِي يَوْمَ تَبْيَضُّ الْوُجُوهُ وَلَا تُسَوِدْ وَجْهِي يَوْمَ تَسْوَدُّ الْوُجُوهُ
“Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari ketika wajah-wajah memutih dan jangan hitamkan wajahku pada hari wajah-wajah menghitam.”
2. Membasuh tangan kanan dari siku hingga ujung jari, dari atas ke bawah.
Dalam kegiatan ini, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ أَعْطِنِي كِتَابِي بِيَمِينِي وَالْخُلْدَ فِي يَسَارِي وَحَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا
“Ya Allah, berikanlah kitab catatan amalku di tangan kananku dan keabadian di tangan kiriku, dan hisablah aku dengan penghisaban yang mudah.”
3. Membasuh tangan kiri dari siku hingga ujung jari, dari atas ke bawah.
Dalam kegiatan ini, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ لَا تُعْطِنِي كِتَابِي بِشِمَالِي وَلَا تَجْعَلْهَا مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِي وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ مَقْطَعَاتِ النِّيرَانِ
“Ya Allah, jangan berikan kitab catatan amalku di tangan kiriku dan jangan menjadikannya terbelenggu ke leherku, dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka.”
4. Mengusap bagian depan kepala dengan telapak tangan yang basah dengan air wudhu.
Dalam kegiatan ini, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ غَشِّنِي بِرَحْمَتِكَ وَعَفْوِكَ وَبَرَكَاتِكَ
“Ya Allah, lindungi aku dengan rahmat, ampunan, dan keberkahan-Mu.”
5. Mengusap kaki kanan dengan telapak tangan kanan yang masih basah, dari ujung jari-jari kaki ke pergelangan kaki.
Dalam kegiatan ini, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ ثَبِّتْنِي عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ وَاجْعَلْ سَعْيِي فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Ya Allah, jadikanlah aku kokoh di atas Ash-Shirath pada hari ketika kaki terpeleset, dan jadikanlah berjalanku di atas apa yang menjadikan-Mu ridha kepadaku, wahai Tuhan Yang Mahaagung dan Mahamulia.”
6. Mengusap kaki kiri dengan telapak tangan kiri yang masih basah, dari ujung jari kaki ke pergelangan kaki.
Dalam kegiatan ini, dianjurkan untuk membaca doa yang sama dengan doa ketika mengusap kaki kanan.
Syarat-syarat wudhu:
1. Niat
2. Kesucian air wudhu
3. Kemubahan air wudhu
4. Kemutlakan air wudhu
5. Kesucian organ wudhu
6. Tidak ada penghalang syar’i dalam penggunaan air
7. Tartib atau berurutan
8. Muwâlât, yakni berturut-turut atau berkesinambungan dalam pengertian umum antara satu kegiatan ke kegiatan lainnya.
9. Mubâsyarah atau langsung, yakni dilakukan sendiri jika mampu.
(bersambung)