Sepatah Kata Pembuka – Biarkan Hatimu Bicara!

Biarkan Hatimu Bicara!
MENCERDASKAN DADA, HATI, FU’AD, DAN LUBB

Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muḥammad ibn ‘Alī al-Ḥakīm at-Tirmidzī
 
Judul Asli:
بيان الفرق بين الصدر و القلب و الفؤاد و اللب
للحاكم التلمذي

 
Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy
Penerbit: PT SERAMBI ILMU SEMESTA

Sepatah Kata Pembuka

 

Sahabatku, hatimu adalah cermin yang mengilap. Engkau harus membersihkan tabir debu yang mengotorinya. Hati ditakdirkan untuk memantulkan cahaya rahasia Ilahi. Ketika cahaya dari:

Allah (yang) adalah Cahaya langit dan bumi.”

Mulai menyinari bagian-bagian hatimu, pelita hati akan menyala. Pelita hati itu:

di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya).”

Kemudian di dalam hati itu, kilat penyingkapan ilahi akan memancar. Kilat itu berasal dari awan-guntur dari makna:

“Yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat.”

Dan pancaran cahaya terhadap pohon pengungkapan itu, begitu murni, begitu nyata sehingga ia:

menerangi, walaupun tidak disentuh api.” (an-Nūr: 35)

Kemudian pelita pengetahuan menyala dengan sendirinya. Bagaimana ia tetap padam ketika cahaya rahasia Ilahi menyinarinya? Jika hanya cahaya rahasia Ilahi yang menyinarinya, langit malam rahasia akan menyala dengan ribuan bintang.

Dan dengan bintang-bintang (engkau) menemukan jalan (itu).”(an-Naḥl: 16)

Bukanlah bintang-bintang yang menunjuki kita, tetapi cahaya Ilahi. Sebab, Allah telah:

Menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang.” (al-Mulk: 5)

Jika hanya pelita rahasia yang menyala di dalam batin anda, sisanya akan datang secara sekaligus atau perlahan-lahan. Sebagiannya telah anda ketahui, sebagian lagi akan kami paparkan kepada anda. Bacalah, dengarkan dan cobalah pahami. Gelapnya awan-kelalaian akan diterangi oleh kehadiran Ilahi, kedamaian, dan keindahan bulan purnama yang akan terbit dari ufuk pancaran.

Cahaya di atas Cahaya.” (an-Nūr: 35)

yang selalu terbit di angkasa, melalui garis edar seperti yang Allah:

tetapkan, hingga ia (Yāsīn: 39)

bersinar dalam keagungan di pusat angkasa, menyinari gelapnya kelalaian.

Dan demi malam apabila ia telah sunyi.” (adh-Dhuḥā: 2)

Demi waktu matahari sepenggalan naik.” (adh-Dhuḥā: 1)

malam kelalaian anda akan menyaksikan terangnya sinar surya. Kemudian anda akan menghirup harum mengingat Allah dan:

memohon ampun di waktu sahur.” (Āli ‘Imrān: 17)

kelalaian, dan menyesali masa hidup yang anda habiskan dalam tidur. Anda akan mendengar nyanyian malam menjelang pagi, dan anda akan mendengarnya berkata:

Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampunan.” (adz-Dzāriyāt: 17-18)

Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.” (an-Nūr: 35)

Kemudian melalui ufuk akal Ilahi anda akan menyaksikan terbitnya matahari pengetahuan batin. Itulah matahari pribadi anda, karena anda adalah orang:

yang dibimbing Allah, lagi berada di jalan yang lurus.”

Dan bukan:

orang-orang yang merugi. (al-A‘rāf: 178)

Dan anda akan memahami rahasia bahwa:

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (Yāsīn: 40)

Akhirnya. Tali itu akan diuraikan sesuai dengan:

Dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (an-Nūr: 35)

Tabir akan tersingkap dan tameng (perisai) akan hancur, yang menunjukkan yang halus dari yang kasar; kebenaran akan menyingkapkan wajahnya. Semua ini akan bermula ketika cermin hati anda dibersihkan. Cahaya rahasia Ilahi akan terpancar ke dalamnya jika anda berharap dan memohon kepada-Nya, dari-Nya, dengan-Nya.

Dari Surat
Hadrat ‘Abd-ul-Qādir al-Jīlānī

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *