Qunut – Fikih Empat Madzhab

Fikih Empat Madzhab
(Maliki, Hanafi, Hanbali, Syafi‘i)
(Judul: Ijmā‘-ul-A’immat-il-Arba‘ati waikhtilāfihim).
Oleh: Al-Wazir Yahya bin Muhammad bin Hubairah

Penerjemah: Ali Mh.
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: 002 Bab Shalat - Fikih Empat Madzhab

Bab: Qunut (5211).

 

343. Keempat Imām madzhab (Mālik, Abū Ḥanīfah, Aḥmad bin Ḥanbal, dan asy-Syāfi‘ī) sepakat bahwa Qunut dalam witir hukumnya sunnah pada separuh kedua bulan Ramadhān sampai akhir bulan. (5222).

 

344. Mereka berbeda pendapat tentang tempatnya.

Abū Ḥanīfah dan Mālik berkata: “Dibaca sebelum ruku‘.”

Asy-Syāfi‘ī dan Aḥmad berkata: “Dibaca setelah ruku‘.” (5233).

 

345. Mereka berbeda pendapat, apakah Qunut sunnah dibaca sepanjang tahun?

Abū Ḥanīfah dan Aḥmad berkata: “Hukumnya disunnahkan sepanjang tahun.”

Mālik dan asy-Syāfi‘ī: “Qunut tidak disunnahkan kecuali pada separuh kedua bulan Ramadhān.” (5244).

Catatan:

  1. 521). Judul ini tidak ada dalam naskah yang dicetak
  2. 522). Lih. at-Taḥqīq (3/322), Badā’i‘-ish-Shanā’ī‘ (1/555), al-Mughnī (1/820), dan Mukhtasharu Shalāt-il-Witr karya al-Maqrizī (202).
  3. 523). Lih. al-Mughnī (1/820), al-Majmū‘ (3/486), al-Hidāyah (1/71), dan Mukhtasharu Shalāt-il-Witr karya al-Maqrizī (210).
  4. 524). Lihat referensi-referensi sebelumnya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *