Perbedaan Antara Risalah, Mukhtashar, dan Kitab – Terjemah Kifayat-ul-‘Awam

KIFĀYAT-UL-‘AWĀM
Pembahasan Ajaran Tauhid Ahl-us-Sunnah

Karya: Syaikh Muḥammad al-Fudhalī
 
Penerjemah: H. Mujiburrahman
Diterbitkan Oleh: MUTIARA ILMU Surabaya

4. PERBEDAAN ANTARA RISĀLAH, MUKHTASHAR, DAN KITĀB

 

Para Pensyarah kitab (الْمَطَالِعُ) mengutip bahwa yang dimaksud dengan Risālah adalah satu susunan yang mengandung beberapa masalah yang sedikit dari satu fann (bidang). Sedangkan Mukhtashar adalah satu susunan yang mengandung beberapa masalah yang sedikit dari satu fann (bidang) atau beberapa fann (bidang). Dan Kitāb adalah satu susunan yang mengandung beberapa masalah yang sedikit atau banyak dari satu bidang atau beberapa bidang. Maka Risālah adalah susunan yang paling khusus dan Kitāb adalah susunan yang umum sedangkan Mukhtasar adalah susunan yang lebih umum dari Risālah dan lebih khusus dari Kitāb.

فَأَجَبْتُهُ إِلَى ذلِكَ نَاحِيًا نَحْوَ الْعَلَّامَةِ الشَّيْخِ السَّنُوْسِيِّ فِيْ تَقْرِيْرِ الْبَرَاهِيْن غَيْرَ أَنِّيْ أَتَيْتُ بِاللَّيْلِ بِجَانِبِ الْمَدْلُوْلِ وَ زِدْتُهُ تَوْضِيْحًا لِعِلْمِيْ بِقُصُوْرِ هذَا الطَّالِب.

Maka aku penuhi (permintaannya) yang demikian itu seraya aku maksudkan (satu tujuan) sebagaimana maksud dari yang sangat ‘ālim Syaikh Sanūsī di dalam menjelaskan dalil-dalil. Hanya saja saya mendatangkan dalil di samping madlulnya (sesuatu yang diberi dalil) dan saya telah menambahkan padanya sebagai penjelasan karena saya tahu perihal lemahnya kemampuan orang yang meminta ini.”

فَجَاءَتْ بِحَمْدِ اللهِ تَعَالَى رِسَالَةٌ مُفِيْدَةٌ وَ لِتَقْرِيْرِ مَا فِيْهَا مُجِيْدَةٌ.

Maka hadirlah dengan berkat pujian kepada Allah ta‘ālā satu risalah yang bermanfaat serta baik dengan penjelasan ma‘na-ma‘na yang ada padanya.”

“Maksud dari (وَ لِتَقْرِيْرِ مَا فِيْهَا مُجِيْدَةٌ.) adalah (وَ مُجِيْدَةٌ بِتَقْرِيْرِ مَا فِيْهَا.) sehingga terjemahannya seperti di atas”.

وَ سَمَّيْتُهَا كِفَايَةَ الْعَوَامِ فِيْمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ عِلْمِ الْكَلَامِ

Dan saya namakan risalah ini dengan (كِفَايَةَ الْعَوَامِ فِيْمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ عِلْمِ الْكَلَامِ) ya‘ni: “Kecukupan orang-orang awam pada perkara yang wajib atas mereka dari ‘Ilmu Kalām.”

 

وَ اللهَ تَعَالَى اَسْئَلُ أَنْ يَنْفَحَ بِهَا وَ هُوَ حَسْبِيْ وَ نِعْمَ الْوَكِيْلِ.

Dan hanya kepada Allah s.w.t. aku memohon agar dia memberi manfaat dengan risālah ini. Dan Dialah kecukupanku serta sebaik-baik tempat menyerahkan diri.”

 

اِعْلَمْ أَنَّهُ يَجِبُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ أَنْ يَعْرِفَ خَمْسِيْنَ عَقِيْدَةً وَ كُلُّ عَقِيْدَةٍ يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَعْرِفَ لَهَا دَلِيْلًا إِجْمَالِيًّا أَوْ تَفْصِيْلِيًّا.

Ketahuilah! Bahwa wājib atas setiap muslim untuk mengetahui 50 akidah. Dan setiap akidah wajib atasnya untuk mengetahui dalīlnya yang ijmālī (secara garis besar) atau tafshīlī (secara terperinci).”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *