Penyembuhan Cara Sufi – Pendahuluan (4/5)

Syakh Ghulam Moinuddin

Judul Asli : The Book of Sufi Healing
Penerjemah : Arif Rakhmat
Penyunting : Ahmad Norma Permata
Penerbit : Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta

(lanjutan)

Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tak ada yang dapat menghilangkannya, melainkan Dia sendiri. (QS. 6:17)

Ayat di atas memberikan dasar bagi buku ini, yang ditulis untuk menyajikan cara tertentu guna mencapai kesehatan tubuh, pikiran dan jiwa yang sebenarnya. Untuk mempraktik kan tujuan-tujuan tersebut diperlukan suatu keadaan yang disebut dengan tawakkal Allah (pasrah pada kehendak Allah). Untuk memberikan keyakinan kepada para pembaca dalam tujuan-tujuan berikut, saya mengutip beberapa contoh dari para Sufi. Semua orang tersebut telah mendapatkan contoh dan inspirasi dari Nabi Muhammad saw., yang kehidupannya di gambarkan sebagai “Al-Qur’an yang hidup.

Metode penyembuhan dari para Sufi pertama kali didapatkan dari Al-Qur’an dan kemudian dari kebiasaan dan tingkah laku Nabi sehari-hari. Selain itu ada beberapa orang pandai yang telah mengembangkan pengetahuan pengobatan dalam konteks masyarakat dan budaya Islam. Ibnu Sina, Ar-Razi dan As-Sayuti merupakan beberapa di antara para ahli pengobatan yang sering dipelajari oleh para Sufi.

Saya telah berusaha untuk merasionalkan metode penyembuhan yang terdapat dalam buku ini, serta mengidentifikasi sumber dan asal mulanya, yang pada akhirnya adalah Allah. Sebenarnya ideologi materialistik dan teori-teori keilmuan memang tidak cukup memadai untuk menjelaskan misteri-misteri tersebut. Namun demikian, praktik-praktik yang mereka kembangkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang kerohanian Islam.

Perlu juga dicatat bahwa apa yang dibutuhkan orang untuk mencapai tingkatan seorang wali atau Sufi-dan pemanfaatan metode penyembuhannya-tidak akan tercapai begitu saja dengan hanya membaca buku ini. Orang yang benar-benar tertarik untuk mengikuti studi formal mengenai penyembuhan Sufi harus menemukan seorang syeikh atau guru dan dengan sepenuh hati mengikuti nasihat yang diberikannya. Beberapa orang berpendapat, setidaknya diperlukan dua belas tahun untuk latihan seperti itu. Praktik-praktik kesehatan terbagi dalam tiga kategori, yaitu (1) praktik kesehatan tubuh, (2) praktik kesehatan pikiran dan emosi, serta (3) praktik kesehatan jiwa. Praktik yang paling baik dan lebih dianjurkan adalah praktik kesehatan jiwa. Karena seseorang yang pikiran dan jiwanya mengalami kemunduran atau kelemahan mungkin tidak mampu melakukan atau dikenai suatu praktik penyembuhan spiritual. Dalam keadaan seperti itu, obat-obatan dari tumbuhan, pembatasan makanan seperti diet dan puasa, akan diterapkan. Beberapa latihan untuk hati juga dilakukan dalam kasus-kasus semacam itu, yang akan menjaga, menghidupkan, dan mengembangkan potensi ke-ilahi-an pada orang tersebut.

Praktik penyembuhan jiwa penuh dengan rahmat dan karunia suci, dan jika dikerjakan dengan tepat maka tidak akan pernah gagal memberikan hasil. Inilah prinsip alam bahwa yang spiritual selalu lebih utama dari materi.

Penelitian saya sendiri mengenai ilmu kerohanian Islam (tashawuf) dimulai tahun 1968 melalui hubungan secara tertulis dengan syeikh saya, Maulana Sufi Wahiduddin Begg almarhum (semoga Allah memberinya karunia setinggi-tingginya, amien). Sebelum wafatnya di Ajmer bulan Februari 1979, pertukaran surat kami telah mencapai empat ribu halaman, yang membentuk kumpulan pelajarannya untuk saya.

(bersambung)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *