Pengobatan Terbaik : Puasa (4/4)

Syakh Ghulam Moinuddin

Judul Asli : The Book of Sufi Healing
Penerjemah : Arif Rakhmat
Penyunting : Ahmad Norma Permata
Penerbit : Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta

(lanjutan)

Memang agak mengherankan, bahwa krisis-krisis penyembuhan ini merupakan kejadian-kejadian yang dianggap oleh para ahli pengobatan dari Barat sebagai gejala penyakit. Akibatnya, segala upaya yang dilakukan untuk menahan dan mengakhiri fungsi-fungsi pengeluaran yang normal ini akan menghancurkan mekanisme pembentukan kesehatan yang paling efektif yang terdapat dalam tubuh.

Bentuk-bentuk krisis penyembuhan seperti ini karena selama berpuasa, terutama bagi orang-orang yang sebelumnya tidak pernah mengerjakan puasa, satu atau beberapa krisis penyembuhan kemungkinan akan terjadi setelah hari ketiga atau keempat (bahkan kadang-kadang dalam beberapa jam). Sakit kepala yang terasa agak berat, barangkali sedikit kenaikan temperatur tubuh atau demam, pengeluaran keringat dan tanda-tanda sejenis menunjukkan bahwa tubuh sedang bergerak ke dalam modus penyembuhan.

Apabila diare atau rasa ingin muntah mulai terjadi, orang yang tidak mengetahui manfaat dan pengaruh-pengaruh puasa barangkali akan menyimpulkan bahwa dia telah terserang flu atau gangguan pernapasan, yang akan menjadi semakin lemah dengan mengerjakan puasa.

Banyak orang yang tidak mampu menahan rasa yang tidak enak dan kurang menyenangkan seperti ini, dan kemudian menggunakan bermacam-macam obat kimia, yang sayangnya hanya akan menghilangkan aktivitas penyembuhan tubuh. Hal ini barangkali akan cukup membantu seseorang kembali bekerja, atau mendukungnya untuk melakukan fungsi-fungsi yang penting, tetapi setelah bertahun-tahun terjadi penekanan terhadap proses pengeluaran, maka bahan-bahan yang beracun akan kembali masuk ke dalam sistem, sehingga organ mengalami kerusakan dan tak ada lagi harapan untuk mengobatinya, kecuali dengan cara-cara yang paling drastis. Sekalipun cara tersebut sangat sulit dan bahkan agak mengerikan.

Diperlukan usaha dan sikap disiplin agar dapat berhasil dalam melaksanakan puasa-puasa yang dianjurkan ini. Saya anjurkan bagi orang-orang yang belum berpengalaman untuk memulai selama satu hari atau setengah hari, dan secara berpuasa tahap melanjutkannya sampai tingkat pelaksanaan yang diharapkan. Orang Muslim sebenarnya memiliki suatu kelebihan khusus, karena mereka telah diperkuat dan dibantu oleh Allah untuk menyempurnakan tiga puluh hari puasa setiap tahun.

Salah seorang Sufi besar telah berkata bahwa beliau akan berpuasa secara bergantian, sehari puasa sehari berbuka, selama empat puluh tahun terakhir hidupnya. Namun demikian, sewaktu makan, apabila beliau mendapatkan kesenangan dari makanan yang dimakannya, maka dengan segera akan dibuangnya setengah bagian makanan yang masih dikunyahnya. Beliau hidup sampai usia enam puluh enam tahun.

Allah Yang Mahakuasa telah menjanjikan balasan yang tidak terhitung bagi orang-orang yang berpuasa. Salah satu balasan bagi mereka yang beruntung akan terjadi selama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Balasan ini dikenal sebagai Laylat al-Qadr (Malam Kekuatan). Bagi orang yang telah mengerjakan puasa secara sempurna dan menurut kriteria yang sangat ketat, Allah akan mengutus malaikat untuk menjumpai orang tersebut secara pribadi, dan apa saja yang diinginkan orang itu akan dipenuhi. Yâ Hayyu. Ya Qayyum.

Pelaksanaan puasa telah diperintahkan oleh Allah Yang Mahatinggi sebagai berkah yang besar bagi umat manusia, makhluk ciptaan-Nya. Sebagai Pencipta tubuh manusia, Dia sangat mengenal teknik dan latihan yang paling baik untuk memelihara kesehatannya. Puasa tidak hanya merupakan cara perlindungan kesehatan fisik yang paling baik dan paling aman, tetapi juga akan memberikan balasan spiritual yang tak ternilai.


HARI-HARI PUASA PARA SUFI

Ramadhan: Puasa selama tiga puluh hari yang diwajibkan bagi semua orang Muslim.

Puasa tahunan: Hari-hari Arafah (selama bulan Dzulhijjah), hari-hari Asyurah, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sepuluh hari pertama bulan Muharram, dan sebanyak mungkin berpuasa di bulan Sya’ban (catatan: Tidak diperbolehkan berpuasa tiga hari sebelum awal bulan Ramadhan, dan juga tidak diperbolehkan berpuasa pada hari raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha).

Puasa bulanan: Hari-hari yang paling baik untuk berpuasa selama satu bulan adalah puasa pada hari pertama, pertengahan bulan atau hari terakhir dari setiap bulan. Selain itu ada puasa pada waktu ayyam bayad (bidh-ed.), hari ketiga belas, keempat belas dan kelima belas dari setiap siklus bulan. Puasa mingguan: Apabila ingin berpuasa dalam satu minggu, seseorang sebaiknya mengerjakan puasa pada hari Kamis, Jum’at dan Senin, yang merupakan hari-hari yang baik.

Puasa harian: Rasulullah saw melarang berpuasa setiap hari. Cara yang paling baik adalah puasa sehari dan makan sehari. Rasulullah saw bersabda, “kekayaan dunia dipersembahkan kepadaku. Aku menolaknya dan berkata: Aku akan tetap menahan lapar (berpuasa) selama satu hari dan makan (berbuka) pada hari berikutnya. Sewaktu aku berbuka aku akan berdoa pada-Mu, dan sewaktu berpuasa aku akan mencari ke-ridha-an Engkau.

Dan kemudian beliau berkata, “Tidak ada puasa yang lebih baik daripada puasa tersebut.


 

Salah satu aspek kehidupan fisik yang lain sangat tergantung pada kesehatan manusia. Aspek ini merupakan bagian yang terpenting bagi seluruh aktivitas para Sufi, yaitu shalât, yang berperan sebagai jenjang bagi seseorang untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah (akan dibahas dalam bab selanjutnya-ed.).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *