Pembagian Hakikat – Terjemah Syarah al-Waraqat

Ushul Fiqh
Terjemah Syarah al-Waraqat
 
Judul (Asli): Syarh al-Waraqat
(Penjelasan dan Tanya Jawab Ushul Fiqh)
 
 
Penyusun: Darul Azka, Nailul Huda, Munawwir Ridlwan
 
Penerbit: Santri salaf press.

Pembagian Hakikat.

(وَ الْحَقِيْقَةُ إِمَّا لُغَوِيٌّ) بِأَنْ وَضَعَهَا أَهْلُ اللُّغَةِ، كَالْأَسَدِ لِلْحَيَوَانِ الْمُفْتَرِسِ،
(وَ إِمَّا شَرْعِيَّةٌ) بِأَنْ وَضَعَهَا الشَّارِعُ، كَالصَّلَاةِ لِلْعِبَادَةِ الْمَخْصُوْصَةِ.
(وَ إِمَّا عُرْفِيَّةٌ) بِأَنْ وَضَعَهَا أَهْلُ الْعُرْفِ الْعَامُّ كَالدَّابَّةِ لِذَاتِ الْأَرْبَعِ كَالْحِمَارِ، وَ هِيَ لُغَةً لِكُلِّ مَا يَدُبُّ عَلَى الْأَرْضِ، وَ الْخَاصُّ كَالْفَاعِلِ لِلْاِسْمِ الْمَعْرُوْفِ عِنْدَ النَّحَاةِ.
وَ هذَا التَّقْسِيْمُ مَاشٍ عَلَى التَّعْرِيْفِ الثَّانِيْ لِلْحَقِيْقَةِ دُوْنَ الْأَوَّلِ الْقَاصِرِ عَلَى اللُّغَوِيَّةِ.

Hakikat adakalanya berbentuk lughawiyyah (bahasa), ya‘ni yang dibuat oleh ahli bahasa. Contoh, lafazh al-asad untuk ma‘na hewan buas.

Dan berbentuk syar‘iyyah, yang dibuat oleh pemegang syarī‘at. Contoh, shalat untuk ma‘na ‘ibādah dengan cara tertentu.

Serta berbentuk ‘urfiyyah, yang dibuat oleh ahli ‘urfi umum, contoh lafazh ad-dābbah untuk hewan berkaki empat, seperti himar. Lafazh ini secara lughat berma‘na setiap hewan melata di muka bumi. Dan oleh ahli ‘urfi khash, seperti lafazh al-fā‘il, untuk ma‘na isim yang dikenal menurut ahli ‘ilmu nahwu.

Pembagian hakikat yang kedua, bukan yang pertama yang hanya terbatas pada hakikat lughwiyya saja.

Penjelasan:

Hakikat terbagi menjadi beberapa macam:

  1. Hakikat lughawī (bahasa), yaitu lafazh yang dibuat dan digunakan oleh ahli lughat untuk menunjukkan ma‘na asal secara bahasa, seperti lafazh ash-shalat digunakan untuk ma‘na doa.
  2. Hakikat syar‘ī (syarī‘at), yaitu lafazh yang dibuat dan digunakan oleh pembuat syari‘at untuk menunjukkan ma‘na perbuatan dan ucapan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
  3. Hakikat ‘urfī (terlaku di tengah manusia), yaitu lafazh yang dibuat dan digunakan oleh ahli ‘urf untuk menunjukkan ma‘na asal ‘urf. Terbagi dua:
  4. ‘Urf ‘Ām, yaitu ma‘na ‘urf yang pencetusnya tidak ditentukan dari satu golongan. Contoh lafazh ad-dābbah yang digunakan untuk menunjukkan ma‘na hewan berkaki empat.
  5. ‘Urf Khāsh, yaitu ma‘na ‘urf yang pencetusnya dari kelompok tertentu. Contoh lafazh al-fi‘lu yang digunakan oleh kelompok ahli nahwu untuk ma‘na lafazh yang dapat menunjukkan ma‘na dengan sendirinya dan disertai zaman.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *