Nur Muhammad saw – Nur-ul-Mushthafa 001-1

نُوْرُ الْمُصْطَفى
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ

CAHAYA AGUNG BAGINDA NABI BESAR MUHAMMAD S.A.W.
جَمَعَهَا وَ رَتَّبَهَا الْفَقِيْرُ إِلَى اللهِ وَاسِعِ الأَلْطَافِ
الْحَبِيْبُ مُرْتَضَى بْنُ عَبْدِ اللهِ الْكَافُ

Dirangkum Oleh:
Al-Habib Murtadho Bin Abdullah Al-Kaf
Jakarta, 12 Rabi‘ul Awal 1429 H.
20 Maret 2008 M.

Rangkaian Pos: Cahaya Agung Muhammad s.a.w. - Nur-ul-Mushthafa

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Dengan menyebut nama Allah Dzāt Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyarang.

Segala Puji Bagi Allah s.w.t. Tuhan semesta alam. Shalawat (Rahmat Ta‘zhīm) dan Salam Sejahtera Allah s.w.t. senantiasa melimpah kepada Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad s.a.w beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

 

Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzāt yang telah menciptakan alam semesta yang penuh dengan segala macam rahasia-rahasia keajaiban yang menunjukkan atas keagungan kekuasaan-Mu.

Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzāt yang telah menentukan segala sesuatu dengan qadhā’ dan qadar-Mu tanpa ada seorang pun yang berhak untuk menggugat atau mempertanyakan terhadap segala sesuatu yang Engkau Kehendaki.

Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzāt yang memiliki kehendak untuk menciptakan makhluk yang sangat agung dan paling Engkau sayangi, yang Engkau limpahkan kepadanya segala kesempurnaan sifat-sifat yang mulia nan terpuji, dan Engkau jadikan sebagai sumber Rahmat (Belas Kasih Sayang)-Mu kepada semua hamba-hambaMu yang telah Engkau pilih sebagai penghuni surga-Mu yang dipenuhi dengan segala macam keindahan, kenikmatan dan kebahagiaan yang kekal abadi selama-lamanya.

Dialah sesungguhnya yang telah Engkau jadikan sebagai junjungan kami Baginda Nabi Besar Muhammad s.a.w.

 

NŪR MUHAMMAD S.A.W.

Dan sesungguhnya yang pertama kali Allah s.w.t. ciptakan adalah “Nūr” nya Baginda Nabi Besar Muhammad s.a.w. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadīts yang tercantum dalam kitāb maulid simat-ud-durari lil-imām-il-‘ārifi billāh-il-habībī ‘aliyy-ibni muhammadin-il-habsyī, hal. 19:

أَخْرَجَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ بِسَنَدِهِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ بِأَبِيْ وَ أُمِّيْ أَخْبِرْنِيْ عَنْ أَوَّلِ شَيْءٍ خَلَقَهُ اللهُ قَبْلَ الأَشْيَاءِ قَالَ يَا جَابِرُ إِنَّ اللهَ خَلَقَ قَبْلَ الأَشْيَاءِ نُوْرَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مِنْ نُوْرِهِ

Yang artinya kurang lebih:

“Bahwa sesungguhnya sahabat Jābir bin ‘Abdullāh r.a. bertanya kepada Junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad s.a.w: Wahai Rasulullah, Ayah ibuku sebagai tebusan engkau, beritahukanlah kepadaku tentang pertama kali makhluk yang Allah s.w.t. ciptakan sebelum segala sesuatu. Maka Baginda Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: Hai Jābir, sesungguhnya yang Allah s.w.t. ciptakan sebelum segala sesuatu adalah NŪR (cahaya) Nabimu (Baginda Nabi Besar Muhammad s.a.w). dari NŪR (cahaya)-Nya.”

Dan sesungguhnya Nūr Baginda Nabi Muhammad s.a.w. senantiasa bertasbih kepada Allah s.w.t. dengan diikuti oleh para malaikat dan para arwah di alam malakūt, jauh puluhan ribu tahun sebelum Nabi Adam a.s. diciptakan oleh Allah s.w.t. Sebagaimana hal itu telah disebutkan oleh Imām jalāl-ud-dīn-is-suyūthī di kitāb ad-durar-ul-hisānī fil-ba‘tsi wa na‘īm-il-jinānī hāmisyu daqā’iq-il-akhbār hal. 2&3.

Dan sesungguhnya kalau bukan demi Baginda Nabi Muhammad s.a.w. maka Allah s.w.t. tidak akan menciptakan segala sesuatu. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadīts qudsī:

لَوْ لاَكَ لَوْ لاَكَ لَمَا خَلَقْتُ الأَفْلاَكَ

Yang artinya kurang lebih:

“Seandainya tidak ada engkau (wahai Nabi Muhammad s.a.w., sungguh Aku (Allah s.w.t.) tidak akan menciptakan alam semesta.”

Maka segala anugerah yang telah melimpah kepada makhluk-makhluk Allah s.w.t., semata-mata adalah dengan berkatnya Baginda Nabi Muhammad s.a.w. Bahkan segala kemuliaan para Malaikat dan Para Nabi adalah semata-mata berkat Baginda Nabi Muhammad s.a.w. Sebagaimana yang telah diterangkan oleh syaikhu yūsuf-ubni ismā‘īl-in-nabhānī di kitābnya hujjat-ullāhi ‘alal-‘ālamīn hal. 53&54:

قَالَ الشَّيْخُ يُوْسُفُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ النَّبْهَانِيُّ فِيْ حُجَّةِ اللهِ عَلَى الْعَالَمِيْنَ ص: 53&54:

إِنَّمَا ظَهَرَ الْخَيْرُ لأَهْلِهِ بِبَرَكَةِ سَيِّدِنَا رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ أَهْلُ الْخَيْرِ هُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَ الأَنْبِيَاءُ وَ الأَوْلِيَاءُ وَ عَامَّةُ الْمُؤْمِنِيْنَ.

Yang artinya kurang lebih:

“Bahwa sesungguhnya segala kebaikan yang melimpah kepada makhluk-makhluk Allah s.w.t. yang mulia adalah semata-mata berkat Baginda Nabi Muhammad s.a.w., mereka itu adalah para Malaikat, para Nabi, para Wali Allah dan semua orang-orang mukmin.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *