Dalam gerakan-gerakan shalat yang zhahir, terkandung rahasia-rahasia yang bathin.
Bism-illāh-ir-raḥmān-ir-raḥīm
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-karunia luthf-Nya (11) atas hamba-hambaNya, dan mema‘murkan jiwa-jiwa mereka dengan cahaya-cahaya dan tugas-tugas agama. Dia yang setiap malam berkenan turun dari singgasana Keagungan-Nya ke langit dunia demi rahmat dan kasih-sayangNya. Menyeru dan menawarkan kepada makhluk-Nya agar memohon dan berdoa kepada-Nya.
Adakah orang yang berdoa sehingga Aku akan mengabulkannya? Adakah orang yang memohon ampunan sehingga Aku mengampuninya? (22)
Dia-lah pula yang – berlawanan dengan semua sultan dan raja – membuka pintu-pintuNya dan mengangkat tirai-tiraiNya, lalu memberi idzin bagi siapa saja dari makhluk-Nya untuk bermunajat kepada-Nya dengan bershalat kapan dan di mana saja. Di tengah-tengah jamaah ataupun sendirian, di sela-sela kesibukan maupun di keheningan malam buta.
Bukan saja Dia melimpahkan idzin-Nya, bahkan lebih dari itu Dia berkenan menghimbau dan mendesak agar mereka datang menghampiri-Nya. Sementara raja-raja tak sudi bertemu muka dengan rakyatnya kecuali mereka mempersembahkan suapan dan hadiah beraneka ragam.
Maha Suci Dia, betapa Agung keadaan-Nya, betapa kukuh kekuasaan-Nya, betapa sempurna kasih-sayangNya, betapa luas kebaikan-Nya!
Shalawat (33) dan salam sebesar-besarnya atas diri Muḥammad, Nabi-Nya yang terpilih dan wali-Nya yang terkarib. Demikian pula atas anggota keluarganya serta para sahabatnya, pelita-pelita hidayah, penghapus segala kepekatan dan kesesatan.
Amma ba‘du.
Shalat adalah tiang agama, tali pengikat keyakinan, puncak segala upaya “penghampiran” dan yang terkemuka di antara segala ketaatan.
Dalam buku-buku karangan saya, al-Basīth, al-Wasīth, dan al-Wajīz, telah saya jelaskan segala yang bersangkutan dengan soal-soal shalat, ushūl (pokok-pokok), maupun furū‘ (cabang-cabangnya). Dan, telah saya catatkan dengan teliti segala rincian-rinciannya yang beraneka ragam. Bahkan contoh-contohnya yang jarang terjadi sekalipun, agar semuanya itu menjadi khazanah yang menjadi bekal setiap mufti (44) dan kepadanya dia selalu kembali dalam kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Oleh sebab itu, dalam buku ini saya hanya akan menuliskan apa-apa yang memang sangat diperlukan saja tentang gerakan-gerakan shalat yang zhāhir serta rahasia-rahasianya yang bāthin. Dengan menyingkapkan pelik-pelik maknanya yang tersembunyi, yang terkandung dalam kata-kata khusyu‘, ikhlash, dan kehadiran hati, dan semua itu jarang diuraikan dalam kitab-kitab fiqih biasa. Buku ini saya bagi menjadi tujuh bab:
Bab I Keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam shalat.
Bab II Peningkatan arti gerakan-gerakan zhāhir (fisik) dalam shalat.
Bab III Hal-hal berkaitan dengan gerakan-gerakan hati (bāthiniah) dalam shalat.
Bab IV Hal-hal yang bersangkutan dengan imam dan shalat berjamā‘ah.
Bab V Shalat Jum‘at serta adab-adabnya.
Bab VI Pelbagai masalah sekitar shalat yang sering dialami dan penting diketahui.
Bab VII Shalat-shalat sunnah dan lain-lain.