MUKADIMAH
Allah menjaga autentisitas Islam. Agama yang menawarkan ajaran jelas dan sempurna, menjadi rambu-rambu bagi orang-orang yang mencari petunjuk pada setiap zaman dan wilayah sampai Allah mengambil alih bumi dan semua manusia yang ada di atasnya.
Allah memilih para ulama untuk menjaga agama ini. Dia memilih para imam mujtahid yang berusaha keras memahami isi al-Qur’ān dan menjelaskan segala hukum yang terkandung di dalamnya. Mereka mengumpulkan dan menghafalkan Sunnah Nabi Allah serta pernyataan para sahabat dan tabiin. Mereka menyampaikan pemahaman dan pengetahuan mereka tentang al-Qur’ān, Sunnah, dan pendapat para ulama. Mereka berijtihad tentang berbagai masalah yang tidak dijelaskan nas-nas secara eksplisit. Dengan ijtihad, mereka melahirkan dan mewariskan berbagai keputusan hukum dan disiplin ilmu hingga kita mampu menjawab berbagai permasalahan, mengurai berbagai kesulitan hidup, memberikan petunjuk kepada orang-orang yang bingung dan menentukan keputusan hukum terhadap berbagai kasus yang terjadi. Mereka meletakkan kaidah-kaidah syariat yang digali dari Kitab dan Sunnah berdasarkan pemahaman mereka. Hasil ijtihad mereka menjadi pedoman dalam menyikapi berbagai kasus dan peristiwa yang terjadi pada setiap zaman.
Para ahli fikih mengikuti jejak ditelektual mereka. Para ahli fikih terus melakukan kegiatan intelektual sampai batas waktu yang Allah kehendaki.
Setiap peristiwa apa pun, di wilayah mana pun, dan pada zaman apa pun selalu pasti ada penjelasan hukumnya di dalam Islam. Karena, Islam adalah agama yang abadi. Oleh sebab itu, Islam selalu relevan pada setiap zaman dan bagi setiap masyarakat berdasarkan penjelasan para ulama yang bersumber dari al-Qur’ān, Sunnah, pendapat para sahabat, pendapat para tabiin, ijtihad para mujtahid, dan kaidah-kaidah hukum yang mereka bentuk berdasarkan analisis terhadap kaidah-kaidah syariat yang mulia.
Kita sangat perlu menampilkan sosok besar dan cahaya yang agung untuk menerangi jalan para pemuda menuju Allah di bawah rambu-rambu ilmu dan petunjuk; wawasan fikih, sikap jaga diri, ketaatan pada agama dan penghormatan pada ilmu; sikap waspada terhadap godaan dunia dan sikap tegas dalam menyatakan kebenaran. Walau, untuk semua itu dibutuhkan usaha jiwa yang diiringi dengan keikhlasan.
Sosok besar yang kami hadirkan sebagai teladan bagi para pemuda adalah tokoh besar ahli fikih, Abū Ḥanīfah Nu‘mān ibn Tsābit. Dengan mempelajari ilmu dan pengetahuan Imām Abū Ḥanīfah, kami memohon agar Allah memberikan manfaat besar kepada kita.
Buku ini dimulai dengan menuturkan sejarah Imam Besar Abū ḤanĪfah sejak kelahirannya, masa awal pertumbuhannya, dan kehidupan keluarga yang mendidiknya. Buku ini kemudian menuturkan tentang kecenderungan Imām Abū Ḥanīfah terhadap ilmu pengetahuan dan pilihan khususnya terhadap ilmu fikih.
Selanjutnya buku ini menceritakan tentang guru Imām Abū Ḥanīfah, Ḥammād ibn Abī Sulaimān, kehidupan Imām Abū Ḥanīfah bersamanya dan proses belajar Imām Abū Ḥanīfah dari Ḥammād. Selain itu, buku ini juga menjelaskan peran para guru agung Abū Ḥanīfah yang merupakan Ahlul Bait serta para ulama besar yang ada pada masa itu.
Kami juga akan menjabarkan tentang keistimewaan Imam Agung ini: karakternya, kepribadiannya yang santun, rajin beribadah, murah hati, pemberi nasihat, dan tentang pemikiran sosialnya. Selain itu, kami akan membeberkan pemikirannya yang dalam, liberal, dan mencerahkan. Ia juga sosok orator yang memukau dan cerdas dalam berdiskusi.
Soal penghasilan, perdagangan, dan etika berdagang Imām Abū Ḥanīfah yang sangat baik juga akan dijelaskan dalam buku ini. Sikap politisnya terhadap kekuasaan Bani Umayyah dan ‘Abbasiyyah pun tidak luput dari uraian buku ini.
Di bagian ketiga, kami akan menuturkan tentang pengetahuan Imam Besar ini, termasuk pengetahuannya di bidang fikih. Selain itu, kami akan suguhkan pendapat-pendapatnya tentang riwayat hadits dan komentar para ahli hadits tentangnya.
Paparan selanjutnya adalah tentang akidah Imām Abū Ḥanīfah dan pendapatnya soal iman, qadha, qadar, dan soal kemakhlukan al-Qur’ān.
Kami juga tidak lupa menjelaskan tentang mazhab, murid-murid dan buku-buku Imām Abū Ḥanīfah. Kami akan paparkan proses penyebaran mazhabnya serta para ulama penting dan buku-buku inti dalam Mazhab Ḥanafiyyah.
Di bagian keempat kami menuturkan tentang kepergian Imam Besar ini dan beberapa pernyataan menjelang wafatnya. Kami juga menyebutkan soal komentar masyarakat tentang dirinya dan sebagian ucapannya yang disampaikan oleh masyarakat.
Kami mengakhiri buku ini dengan penutup dan memuat daftar pustaka yang kami rujuk dalam menyusun buku ini.
Tujuan penyusunan buku ini adalah memancarkan cahaya kehidupan Abū Ḥanīfah dengan metode baru dan tampilan yang unik. Para ulama besar telah menampilkan cahaya melalui sejarah hidup dan karya mereka untuk menjaga keagungan agama ini. Kita dapat berjalan sesuai dengan langkah dan metode yang mereka letakkan. Kita akan mengembalikan kebesaran dan kewibawaan umat ini. Semua itu tidak sulit bagi Allah.
Segala puji bagi Allah.
Dr. Tariq Suwaidan