Hati Senang

Merintis Fiqh Lingkungan Hidup – Bab I – Akar Persoalan (3/4)

Merintis FIQH Lingkungan Hidup KH. Ali Yafie Penerbit : Ufuk Press Jakarta

(lanjutan)

yang pada dasarnya serupa. Penelitian dan pemasaran dicurahkan untuk pengembangan obat-obatan yang dianggap khusus dan unggul, bagai-mana pun dekatnya kemiripan antara produk-produk tersebut, dan biaya periklanan yang dikeluarkan untuk perikalan dan promosi untuk memantapkan kekhususan suatu obat sehingga keluar dari semua pembenaran ilmiah. Akibatnya pasar dibanjiri dengan ribuan obat-obatan medis, yang banyak diantaranya hanya efektif secara marginal dan semuanya dengan akibat samping yang mengganggu.

Pengaruh industri farmasi paralel dengan pe-ngaruh industri pertokimia (bahan-bahan kimia yang dipisahkan atau berasal dari minyak) pada pertanian dan peternakan.1 Para petani, seperti halnya dengan dokter berhubungan dengan organisme hidup yang terlalu banyak berhubungan dan terpengaruh oleh pendekatan ilmu dan teknologi yang bersifat mekanistik dan reduksionis. Sebagaimana halnya organisme hidup, tanah adalah suatu sistem hidup yang harus tetap dalam kondisi keseimbangan dinamis agar tetap sehat. Ketika keseimbangan terganggu, maka akan terdapat pertumbuhan patologis komponen-kom-ponen tertentu (bakteri atau sel-sel kanker di da-lam tubuh manusia, rerumputan atau hama di sawah dan ladang), penyakit akan muncul dan secara berangsur-angsur menyebar yang mengakibatkan seluruh organisme itu akan mati dan berubah menjadi materi inorganik.2

Bila industri farmasi mempengaruhi para dokter dan pasien untuk mempercayai bahwa tubuh memerlukan pengawasan medis terus menerus agar tetap sehat, maka industri petrokimia telah membuat para petani percaya bahwa tanah me-merlukan bahan-bahan kimia dalam jumlah yang besar dan diawasi oleh para ilmuwan dan teknisi pertanian untuk tetap produktif. Dalam dua kasus tersebut praktek-praktek semacam ini telah meng-ganggu keseimbangan sistem hidup alami secara serius dan oleh karena itu menimbulkan banyak penyakit. Kedua sistem itu saling terkait secara langsung, karena setiap ketidakseimbangan da-lam tanah akan mempengaruhi makanan yang tumbuh di dalamnya dan karena itu juga mempe-ngaruhi kesehatan orang-orang yang memakan makanan itu.

Tanah subur merupakan suatu tanah yang mengandung jutaan organisme hidup dalam setiap sentimeter kubiknya.3 Tanah tersebut merupakan satu ekosistem kompleks yang di dalamnya mengandung unsur-unsur yang sangat essensial bagi gerak kehidupan di dalam siklus-siklus dari tumbuhan ke hewan. Karbon dan nitrogen merupakan dua elemen kimia dasar yang mengalami siklus-siklus ekologis, selain banyak bahan kimia dan mineral gizi lainnya. Tenaga surya merupakan bahan bakar yang menggerakkkan siklus-siklus di dalam tanah, dan organisme hidup dalam semua ukuran di perlukan untuk menunjang keseluruhan sistem itu dan menjaganya tetap seimbang. 4

Demikian juga bakteri melakukan berbagai macam transformasi kimia, misalnya faksasi nitrogen, yang membuat nutrien dapat dimanfa-atkan langsung oleh tumbuhan, akar tunjang dari rumput-rumputan berkepentingan dalam memba-wa mineral kimia ke permukaan tanah dan hasil-nya dapat dimanfaatkan. Cacing tanah menggemburkan tanah dan melonggarkan teksturnya, dan semua aktivitas itu saling bergantung dan bersatu secara harmoni untuk saling memberi makan da-lam mendukung semua bentuk kehidupan di muka bumi. 5

Kehidupan tanah memerlukan pertanian adalah untuk melestarikan integritas siklus ekologis yang besar. Prinsip ini tercermin di dalam metode-metode pertanian tradisional, yang di dasarkan pada penghormatan yang tinggi pada kehidupan. Para petani dahulu biasanya menanam berbagai macam tanaman pangan setiap tahun, yang memutarnya sehingga keseimbangan dalam tanah terjaga. Tidak ada keperluan untuk pestisida, karena serangga yang tertarik pada satu tanaman pangan tertentu akan menghilang dengan adanya tanaman pangan berikutnya. Dengan demikain petani tidak perlu menggunakan pupuk kimia, melainkan memperkaya sawah ladangnya dengan pupuk hijau, yang berarti mengembalikan materi tanah untuk memasuki siklus biologis.

Praktik pertanian ekologis berubah secara drastis tiga abad lalu, ketika petani beralih dari produk organik ke produk sintetik, yang membuka pasar besar bagi perusahaan-perusahaan minyak. Industri petrokimia telah menjadi bisnis multi miliar dolar. Era ini di sambut sebagai Revolusi Hijau. 6

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara besar-besaran telah mengubah keseluruhan su-sunan pertanian dan peternakan. Industri membujuk para petani bahwa mereka akan memperoleh uang dengan menanami tanah pertanian mereka yang luas dengan satu tanaman pangan tunggal yang benar-benar menguntungkan serta mengendalikan rerumputan dan hama dengan bahan-bahan kimia. Akibat praktek monokultur tanaman tunggal ini adalah hilangnya keragaman genetik dalam jumlah besar dalam tanah pertani-

(bersambung)

Catatan:

  1. 12. Ibid, hlm. 345.
  2. 13. Ibid, hlm. 350.
  3. 14. Ibid, hlm. 351
  4. 15. Ibid, hlm. 350
  5. 16. Ibid
  6. 17. Ibid

Laman Terkait

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.