Selanjutnya, Allah s.w.t. limpahkan mandat khusus kepada Malaikat Jibrīl a.s. untuk mengemban tugas agung dalam momen yang paling agung dan bersejarah bagi seluruh makhluk Allah s.w.t. Firman Allah s.w.t. kepadanya:
يَا جِبْرِيْلُ: صَفْ رَاخَ الأَرْوَاحِ فِيْ أَقْدَاحِ الشَّرَابِ
يَا جِبْرِيْلُ: أُنْشُرْ سَجَدَاتِ الْقُرْبِ وَ الْوِصَالِ لِصَاحِبِ النُّوْرِ وَ الرِّفْعَةِ وَ الاِتَّصَالِ
يَا جِبْرِيْلُ: مُرْ مَالِكًا أَنْ يَغْلِقَ أَبْوَابَ النِّيْرَانِ
يَا جِبْرِيْلُ: قُلْ لِرِضْوَانٍ أَنْ يَفْتَحَ أَبْوَابَ الْجِنَانِ
يَا جِبْرِيْلُ: اِِلْبِسْ حُلَّةَ الرِّضْوَانِ
يَا جِبْرِيْلُ: اهْبِطْ إِلَى الأَرْضِ بِالْمَلاَئِكَةِ الصَّافِّيْنَ وَ الْمُقَرِّبِيْنَ وَ الْكَرُوْبِيِيْنَ وَ الْحَافِّيْنَ
يَا جِبْرِيْلُ: نَادِ فِي السَّمَاوَاتِ وَ الأَرْضِ فِيْ طُوْلِهَا وَ الْعَرْضِ قَدْ آنَ أَوَانُ اجْتِمَاعِ الْمُحِبِّ بِالْمَحْبُوْبِ وَ الطَّالِبِ بِالْمَطْلُوْبِ
Yang artinya kurang lebih:
“Hai Jibrīl, serukanlah kepada seluruh arwah suci para Nabi, para Rasūl dan para Wali agar berkumpul berbaris rapi menyabut kedatangan Nabi Agung Muhammad s.a.w.
Hai Jibrīl, bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat al-Qurb dan al-Wishāl kepada Nabi Agung Muhammad s.a.w. yang memiliki Nūr dan Maqām luhur di Sisi-Ku.
Hai Jibrīl, perintahkanlah kepada Mālik agar menutup semua pintu neraka.
Hai Jibrīl, perintahkanlah kepada Ridhwān agar membuka seluruh pintu surga.
Hai Jibrīl, pakailah olehmu Hullah ar-Ridhwān (pakaian khusus yang diliputi Keridaan-Ku) demi menyambut Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad s.a.w.
Hai Jibrīl kumandangkanlah seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ke tujuh dan di segenap penjuru bumi hingga lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa sesungguhnya: sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi akhir zaman, Nabi Agung Kekasih Allah s.w.t., Baginda Nabi Muhammad s.a.w.
Kemudian seketika itu pula Malaikat Jibrīl a.s. secepat kilat langsung melaksanakan seluruh mandat khusus dan agung dari Allah s.w.t. tersebut. Serentak beliau bawa seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung Makkah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Makkah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula seluruh hewan-hewan yang ada di segenap penjuru di bumi, di lautan dan di angkasa bersuka cita demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad s.a.w.
Ibunda Rasūlullāh s.a.w. Sayyidah Āminah berkata: Saat itu pula, dengan izin Allah s.w.t., bisa terlihat jelas olehku gedung-gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku juga melihat tiga pilar bendera yang dibawa oleh para malaikat. Yang satu ditancapkan di jagat timur, yang satu ditancapkan di jagat barat dan yang satunya lagi di atas Ka‘bah Baitullāh. Dalam keadaan yang dipenuhi oleh misteri segala keajaiban yang sedemikian rupa, seketika pula datang serombongan burung-burung bercahaya yang indah memenuhi ruanganku, datang silih berganti. Paruh dan sayapnya adalah berupa mutiara zamrūd dan yāqūt yang indah sekali. Burung-burung tersebut menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka ragam indahnya di ruanganku. Setelah itu mereka serentak memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah s.w.t. Dan aku lihat pula para malaikat datang bergerombolan dan silih berganti sambil membawa mabkharah (tempat dupa) berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa-dupa wewangian surga yang semerbak harum baunya memenuhi seluruh jagat raya., sambil bergemuruh suara mereka mengucapkan salawat dan salam kepada Nabi Agung Rasūlullāh Muhammad s.a.w. Seketika itu pula aku lihat bulan terlebih di atasku laksana qubah, dan bintang-bintang gemerlapan berjajar rapi di atas kepalaku laksana mata rantai emas intan permata. Dan tiba-tiba telah ada di sisiku secangkir minuman putih bening melebihi susu. Seketika aku meminumnya, dan terasa nikmat sekali, kelezatan manisnya melebihi gula dan madu, dan kesejukannya melebihi salju (es). Maka seketika lepaslah segala dahagaku. Sangat terasa nikmat, segar dan lezat sekali yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seketika cahaya yang luar biasa meliputi diriku. Kemudian, datanglah burung putih berkilauan cahaya mendekati dan mengusapkan sayapnya pada diriku. Saat itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan dan aku bersandar pada para wanita yang ada di sekelilingku. Seketika lahirlah Nabi Agung akhir zaman. Kekasih Allah s.w.t. yang sempurna, Rasūlullāh Muhammad s.a.w., dan saya tidak melihat kecuali hanya sinar cahaya yang sangat agung. Tidak lama kemudian, aku melihat putraku (Rasūlullāh Muhammad s.a.w.) telah berada di sampingku terselimuti dengan sutera putih di atas hamparan sutera hijau dalam keadaan sujud mengiba ke hadirat Allah s.w.t. dengan mengangkat jari telunjuknya. Dan saya mendengar beliau Rasūlullāh s.a.w. mengucapkan:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَ الْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً
….:Allah Maha Besar dengan segala Keagungan-Nya, Segala Puji bagi Allah atas segala anugerah-Nya, Maha Suci Allah kekal abadi selama-lamanya.
Pada saat itulah semakin memuncak kegembiraan seluruh penghuni alam semesta. Para Malaikat, para Nabi, para Wali, para bidadari surga, seluruh makhluk-makhluk Allah s.w.t. yang ada di daratan, di lautan di angkasa dan bahkan bumi, laut, udara, bintang-bintang, bulan, matahari, langit, kursi dan ‘Arasy, seluruhnya benar-benar meluapkan kegembiraan dan memuncakkan Shalawat Ta‘zhīm kepada Kekasih Allah s.w.t., Nabi Akhir Zaman, Baginda Rasūlullāh Muhammad s.a.w. Dan bahkan Ka‘bah Baitullāh ikut bergetar selama 3 hari berturut-turut karena bahagia dan bangga menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad s.a.w.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam maulid-id-dibā‘ī lil-imāmi ‘abd-ir-rahmān-id-dibā‘ī hal. 192 dan 193:
فَاهْتَزَّ الْعَرْشُ طَرَبًا وَ اسْتِبْشَارًا وَ ازْدَادَ الْكُرْسِيُّ هَيْبَةً وَ وَقَارًا وَ امْتَلأَتِ السَّمَاوَاتِ أَنْوَارًا وَ ضَجَّتِ الْمَلاَئِكَةُ تَهْلِيْلاً وَ تَمْجِيْدًا وَ اسْتغْفَارًا
Yang artinya kurang lebih:
“Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad s.a.w.), ‘Arasy seketika gentar hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, dan Kursi juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya, dan seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang dan para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan Tahlīl, Tamjīd dan Istighfār kepada Allah s.w.t. dengan mengucapkan:
سُبْحَانَ اللهِ وَ الْحَمْدُ للهِ وَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اسْتَغْفِرُ اللهَ
Yang artinya kurang lebih:
“Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, saya beristigfar (memohon ampun) kepada Allah s.w.t.”